Survei: Lulusan S2 Tidak Menjamin Bisa Bekerja Lebih Baik meski Gaji Tinggi

ADVERTISEMENT

Survei: Lulusan S2 Tidak Menjamin Bisa Bekerja Lebih Baik meski Gaji Tinggi

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 05 Jun 2025 19:00 WIB
Ilustrasi wisuda/perpisahan
Foto: iStockphoto/nirat/Ilustrasi lulusan sarjana-magister
Jakarta -

Sebuah survei menemukan pekerja dengan lulusan S2 belum tentu memiliki hasil kerja yang lebih baik. Menurut survei, kualitasnya bisa sama dibandingkan dengan lulusan S1.

Resume Genius melakukan survei terhadap 1.000 manajer perekrutan di Amerika Serikat. Hasilnya, sebanyak 62 persen mengatakan, karyawan dengan gelar master memiliki kinerja yang sama atau lebih buruk dibandingkan karyawan dengan gelar sarjana dan dua tahun pengalaman.

Meski begitu, 72 persen manajer perekrutan tetap bersedia membayar lebih untuk karyawan yang memiliki gelar tersebut. Di AS, rata-rata gaji untuk karyawan bergelar master mencapai USD 62.000-90.000 per tahun atau sekitar Rp 1 miliar sampai Rp 1,46 miliar (kurs Rp16.280).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Lulusan S2 Tetap Digaji Lebih Tinggi?

Berdasarkan survei, 64 persen perusahaan tetap menawarkan kenaikan gaji sebesar 10-20 persen kepada karyawan lulusan S2. Tidak hanya itu, beberapa juga menawarkan kenaikan sebesar 15-23 persen atau lebih tinggi.

Pakar hubungan masyarakat senior di Resume Genius, Eva Chan mengatakan, hal ini terkait dengan gelar yang berpengaruh terhadap keputusan gaji.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa kita sedang berada dalam masa transisi di mana nilai simbolis gelar masih memengaruhi keputusan gaji, meskipun para pemberi kerja tidak benar-benar menganggap kinerja pemegang gelar master sesuai dengan kualifikasinya," ucapnya dalam CNBC, dikutip Kamis (5/6/2025).

Menurutnya, memiliki gelar master sering dianggap sebagai tanda potensi oleh sebuah perusahaan. Padahal berdasarkan survei, karyawan bergelar master tidak menjamin kinerja yang lebih baik.

Meski begitu, Chan mengatakan, perusahaan tetap menunjukkan kedisiplinan dalam perekrutan dan memberi waktu kepada karyawan S2 tersebut.

"Itu dapat menunjukkan bahwa Anda sangat bersemangat, Anda disiplin, Anda berkomitmen, dan bahwa Anda telah memberikan waktu, uang, dan usaha Anda untuk mencapai tujuan," ujarnya.

Lowongan Kerja dengan Syarat Gelar Tertentu Mulai Dihapus

Kini, tren perekrutan mulai bergeser. Beberapa perusahaan di AS berani memulai merekrut calon karyawan berdasarkan kualitas bukan gelar.

Misalnya, dengan perekrutan berbasis keterampilan semakin umum, JP Morgan Chase telah menghapus persyaratan gelar untuk sebagian besar pekerjaan di bank tersebut. Mereka memprioritaskan pengalaman kerja daripada kredensial.

Kemudian Walmart juga bergerak menuju perekrutan berbasis keterampilan untuk peran korporat. Mereka menyesuaikan deskripsi pekerjaan dengan "memperhitungkan keterampilan yang dimiliki orang, di samping gelar apa pun yang mereka miliki".

Pandangan terhadap lulusan S2 juga bergeser seiring perbedaan generasi. Chan dan timnya menemukan bahwa manajer perekrutan dari Generasi Z dua kali lebih mungkin menganggap pemegang gelar master sebagai orang yang berkinerja lebih baik, dibandingkan manajer perekrutan dari Generasi Baby Boomer.

Menurut pandangannya, ini bisa jadi karena Gen Z mungkin lebih akrab dengan sistem sekolah ketimbang tempat kerja.

"Mungkin mereka memandang gelar lanjutan lebih relevan atau bahkan lebih aspiratif," ucap Chan.

Manfaat Memiliki Gelar S2

Meski begitu, Chan menilai, memiliki gelar master dapat membantu dalam profesi seperti pendidikan dan perencanaan kota. Hal ini terkait dengan skala gaji, promosi, atau kredensial.

Sementara untuk industri yang bergerak cepat seperti teknologi, media, dan pemasaran, memprioritaskan pengalaman dunia nyata mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.

Secara umum, gelar master memungkinkan seseorang untuk meningkatkan keterampilan, beralih ke industri baru, atau melanjutkan karier ke peran yang lebih senior. Di banyak industri, gelar master dibutuhkan untuk posisi tertentu, menurut University of Technology Sydney.

Maka dari itu, tetap ada banyak profesional yang ingin meningkatkan kemampuan kerja dan mengasah keterampilan mereka, dengan cara memperoleh gelar magister.




(faz/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads