5 Tips Parenting Agar Anak Cerdas dari Psikolog Harvard, Orang Tua Sudah Terapkan?

ADVERTISEMENT

5 Tips Parenting Agar Anak Cerdas dari Psikolog Harvard, Orang Tua Sudah Terapkan?

Nikita Rosa - detikEdu
Sabtu, 10 Mei 2025 11:00 WIB
keluarga
Ilustrasi Keluarga. (Foto: Getty Images/imtmphoto)
Jakarta -

Anak yang sukses dan cerdas merupakan impian setiap orang tua. Namun, sudah tepatkah pola asuh yang diterapkan?

Seperti diketahui, otak anak tidak bisa disamakan dengan otak orang dewasa. Otak tersebut adalah otak yang baru lahir ke dunia dan butuh bimbingan orang tua.

Seorang psikolog dari Universitas Harvard, Lisa Feldman Barrett, telah merangkum lima tips yang bisa orang tua terapkan untuk membantu otak anak menjadi fleksibel dan tangguh. Apa saja? Simak di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Tips Parenting untuk Membantu Perkembangan Otak Anak dari Psikolog Harvard

1. Mendorong dan Memfasilitasi Perkembangan Anak

Hal pertama yang perlu disadari dari orang tua yakni pentingnya membantu dan memfasilitasi perkembangan anak. Barrett mengibaratkan orang tua bertindak sebagai tukang kebun.

Seperti yang diketahui bahwa tukang kebun yang membantu tanaman tumbuh dengan sendirinya dengan mengolah lanskap yang subur. Ini juga bisa dilakukan untuk anak.

ADVERTISEMENT

Orang tua harus menyediakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan yang sehat ke arah mana pun jalan yang diambil anak. Dengan menyediakan lingkungan yang mendukung, perlahan akan memicu minat anak.

Setelah memahami jenis tanaman yang akan ditanam atau dalam hal ini minat anak, maka orang tua dapat "menyesuaikan tanah" agar tanaman tersebut berakar dan tumbuh subur.

2. Bacakan Cerita untuk Anak

Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak-anak baru berusia beberapa bulan dan tidak mengerti arti kata-kata, otak mereka sudah aktif bekerja. Ini membangun fondasi saraf untuk pembelajaran di kemudian hari.

Jadi, semakin banyak kata yang mereka dengar, semakin besar efeknya. Mereka juga akan memiliki kosakata dan pemahaman bacaan yang lebih baik.

Mengajarkan anak "kata-kata emosi" (misalnya, sedih, senang, frustrasi) sangat bermanfaat. Semakin banyak yang mereka ketahui, semakin fleksibel mereka dapat bertindak.

3. Jelaskan Berbagai Hal

Jangan pernah lelah untuk menjawab anak. Sebab, rasa penasaran anak adalah awal dari perkembangan otaknya yang signifikan. Penjelasan dari orang bisa memicu anak untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan unik dari dunia.

4. Jujur kepada Anak

Ketika kakak memukul kepala adik , jangan panggil dia "anak nakal." Katakan dengan spesifik: "Berhentilah memukul adikmu. Itu menyakitinya dan membuatnya merasa kesal. Katakan padanya bahwa kamu minta maaf."

Menurut Barrett, aturan yang sama juga berlaku untuk pujian. Alih-alih panggil anak dengan sebutan "anak baik", maka lebih baik komentari tindakannya dengan: "Kamu membuat pilihan yang baik dengan tidak memukul balik kakakmu."

"Kata-kata seperti ini akan membantu otaknya membangun konsep yang lebih berguna tentang tindakannya dan dirinya sendiri," jelasnya.

5. Perkenalkan Anak kepada Banyak Orang

Pada usia tertentu, anak akan mulai mengenali lingkungannya. Tidak hanya orang tua, melainkan orang-orang yang dilihatnya.

Maka, mulai kenalkan anak kepada kakek-nenek, bibi dan paman, teman, anak-anak lain. Cobalah untuk mengenalkan mereka pada sebanyak mungkin keanekaragaman, terutama saat mereka masih bayi.

Menurut penelitian, bayi yang berinteraksi secara teratur dengan penutur bahasa yang berbeda dapat mempertahankan jaringan otak penting yang membantu mereka mempelajari bahasa lain pada masa mendatang.

Demikian pula, bayi yang melihat banyak wajah yang berbeda dapat membentuk diri mereka sendiri untuk lebih membedakan dan mengingat lebih banyak wajah di kemudian hari.

Nah, itulah lima tips parenting dari psikolog Harvard yang patut ditiru. Ada yang sudah detikers terapkan?




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads