Kelinci Paskah menjadi karakter yang kerap dikaitkan dengan perayaan Kebangkitan Yesus Kristus. Jika dilihat dari sejarah, simbol kelinci Paskah ternyata sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Sama seperti Sinterklas yang telah menjadi simbol Natal, kelinci Paskah telah menjadi salah satu simbol Paskah yang paling dikenal. Namun, apa hubungan kelinci mistis yang meninggalkan keranjang penuh makanan lezat pada pagi Paskah dengan agama Kristen?
Simbol Kelinci dalam Sejarah
Tradisi kemunculan kelinci yang membawa atau menyembunyikan telur dan permen yang dihias untuk anak-anak berakar pada zaman Neolitikum (sekitar 10.000-3000 SM). Waktu itu, kelinci telah dikaitkan dengan berbagai ritual keagamaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ensiklopedia Britannica, kelinci telah ditemukan dalam pemakaman ritual di samping sisa-sisa manusia Neolitikum Eropa. Para arkeolog percaya jika kelinci-kelinci ini melambangkan kelahiran kembali.
Di Inggris, tempat kelinci cokelat (Lepus europaeus) diperkenalkan kemungkinan pada akhir Zaman Perunggu atau awal hingga pertengahan Zaman Besi. Hewan tersebut ternyata memiliki beberapa makna keagamaan; Dalam Commentarii de bello Gallico, yang menggambarkan penaklukan Inggris oleh Julius Caesar pada 55 atau 54 SM selama Perang Galia, Caesar mencatat jika memakan kelinci di Galia "tidak diizinkan secara agama".
Kemudian, lubang sampah yang digali dari periode waktu yang sama mengonfirmasi jika konsumsi kelinci oleh manusia jarang terjadi.
Boudicca, ratu suku Iceni Inggris kuno, dikatakan telah melepaskan seekor kelinci untuk ramalan sebelum memimpin pemberontakan melawan Romawi pada 60 M. Setelah menerima berita positif, ia mengucapkan terima kasih kepada Andraste, dewi perang.
Andraste adalah salah satu dari beberapa dewa perempuan kuno yang dikaitkan dengan kelinci; yang lain adalah dewi hibrida yang menggabungkan Andraste dengan Diana, dewi perburuan Romawi.
Di Yunani kuno, kelinci dikaitkan dengan Aphrodite, dewi cinta, dan putranya Eros, yang menganggap kelinci sebagai simbol nafsu yang tak terpadamkan, karena kebiasaan berkembang biak hewan tersebut yang terkenal produktif.
Kelinci sebagai Simbol Kesuburan
Sebagai makhluk yang berkembang biak dengan cepat dan kawin di musim semi, kelinci dan lagomorpha lainnya (yang berarti kelinci) adalah simbol kehidupan baru dan kesuburan.
Pada abad ke-13, adat istiadat seperti menghias telur, melambangkan kehidupan baru yang muncul dari kulit telur seperti Kebangkitan Yesus yang melambangkan kelahiran kembali, telah dimasukkan dalam perayaan Paskah. Namun, tradisi rakyat Inggris dan Jerman yang menyatukan Paskah dan kelinci.
Kelinci Mulai Identik dengan Paskah
Catatan Inggris dari abad ke-17 melaporkan perburuan kelinci Paskah dan memakan dagingnya sebagai bagian dari pesta hari suci tersebut. Catatan Jerman dari era yang sama menggambarkan anak-anak berburu telur yang disembunyikan oleh kelinci Paskah (Osterhase).
Imigran Jerman di Pennsylvania pada abad ke-18 dianggap membawa tradisi kelinci Paskah yang bertelur dan menyembunyikan telur ke Amerika Serikat. Anak-anak Jerman juga akan membuat sarang bagi kelinci Paskah untuk bertelur.
Karakter mistis itu akhirnya dikenal di seluruh negeri sebagai kelinci Paskah atau Easter Bunny. Kelinci Paskah bahkan menjadi bagian dari White House Easter Egg Roll, yang diadakan setiap tahun pada hari Senin Paskah.
Kegiatan itu dimulai pada tahun 1878 ketika Pres. Rutherford B. Hayes mengundang anak-anak untuk menggulung telur Paskah di Halaman Selatan Gedung Putih. Beberapa anak yang berpartisipasi dalam acara itu mengenakan kostum kelinci Paskah atau membawa serta kelinci peliharaan mereka.
Pada 1969, kelinci Paskah Gedung Putih resmi muncul pertama kali di Easter Egg Roll ketika seorang staf Ibu Negara Pat Nixon mengenakan kostum kelinci putih raksasa untuk menghibur para peserta. Kelinci yang dipuji itu kemudian menjadi populer dan ada dalam perayaan Paskah hingga saat ini.
(nir/faz)