Di beberapa gedung pencakar langit, banyak bangunan yang tak memiliki lantai ke-13. Di beberapa negara, sekelompok orang ada yang takut angka 13. Namun, kenapa angka 13 dianggap sial dan bagaimana asal usulnya?
Secara data dan fakta, tidak ada yang bisa mengonfirmasi angka 13 sebagai angka sial. Hal ini diungkapkan oleh pakar Human Factors and Safety Behavior Group di Institut Ilmu Perilaku Universitas Helsinki di Finlandia, Igor Radun.
"Tidak ada data, dan tidak akan pernah ada, yang mengonfirmasi bahwa angka 13 adalah angka sial," ucapnya dikutip dari Live Science.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada alasan untuk percaya bahwa angka berapa pun akan beruntung atau tidak beruntung," imbuhnya.
Meski begitu, anggapan ini dikaitkan dengan beberapa mitos atau takhayul. Seperti apa asal-usulnya?
Kepercayaan Orang terhadap Mitos dan Takhayul
Faktanya, studi menemukan bahwa beberapa orang percaya dengan mitos dan takhayul, menurut Radun. Ada beberapa fakta yang terjadi pada tanggal 13 lalu orang mengaitkannya dengan kesialan.
Misalnya, pada studi tahun 1993 yang diterbitkan dalam British Medical Journal. Para peneliti menganalisis arus lalu lintas dan jumlah korban cedera akibat kecelakaan mobil di bagian selatan jalan raya M25 London selama lima bulan sejak tanggal 13 jatuh pada hari Jumat antara tahun 1990 dan 1992.
Data yang dikumpulkan kemudian disandingkan dengan data lanjutan 6 bulan kemudian. Data yang terbaru, menunjukkan orang-orang lebih sedikit berkendara pada tanggal 13.
Peneliti percaya itu karena orang-orang percaya dengan takhayul dan memilih tidak mengemudi pada hari itu.
"Sayangnya, sebagian besar penelitian yang berhubungan dengan hari Jumat tanggal 13 dan angka 13 hanya terfokus pada data statistik, seperti data kecelakaan, data bursa saham, dan lainnya, tanpa ada upaya untuk membangun hubungan 'langsung' antara kepercayaan, atau takhayul, dan perilaku," kata Radun,
Mitos dan Takhayul di Berbagai Negara
Anggapan bahwa 13 merupakan angka sial umumnya berasal dari kepercayaan orang-orang Barat dan Amerika. Namun, secara umum ketakutan terhadap angka 13 atau disebut "triskaidekaphobia", tidak jelas dan spekulatif.
Meski begitu, berbagai negara di sana, memiliki kepercayaan tersendiri terhadap angka 13. Mengutip laman University of California, banyak orang Amerika mengakui bahwa mereka akan merasa terganggu jika tinggal di lantai 13 di hotel-hotel bertingkat tinggi.
Kemudian dalam sejarah, angka 12 sering kali mewakili "kelengkapan". Misalnya, jumlah bulan dalam setahun, dewa-dewa di Olympus, tanda-tanda zodiak dan rasul Yesus. Dalam hal ini, 13 kontras dengan rasa kebaikan dan kesempurnaan tersebut.
Dalam mitologi Nordik, dewa Loki berada di urutan ke-13 yang tiba di sebuah pesta di Valhalla, di mana ia menipu peserta lain untuk membunuh dewa Baldur. Dalam agama Kristen, Yudas yang mengkhianati Yesus adalah tamu ke-13 pada 'Perjamuan Terakhir'.
Berbeda dengan di negara Barat, di Jepang, angka 9 adalah angka sial. Hal ini diduga karena terdengar mirip dengan kata dalam bahasa Jepang yang berarti "penderitaan".
Sementara di China, angka 4 jadi yang paling dihindari. Angka ini terdengar seperti "kematian" dan lebih dihindari dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan angka 13 dalam budaya Barat.
Penjelasan Sosial dan Psikologis
Dalam ilmu psikologi, ada banyak jenis fobia spesifik. Orang-orang mengidapnya karena berbagai alasan psikologis.
Hal ini dapat muncul dari pengalaman negatif langsung. Misalnya, takut pada lebah setelah disengat lebah. Faktor risiko lain untuk mengembangkan fobia termasuk usia yang masih sangat muda, memiliki kerabat yang mengidap fobia, memiliki kepribadian yang lebih sensitif, dan terpapar dengan orang lain yang mengidap fobia.
Anggapan terhadap angka 13 juga bisa demikian. Ini bisa terkait dengan perasaan asing atau "rasa anomali", seperti yang disebut dalam literatur psikologi.
Dalam kehidupan sehari-hari, angka 13 lebih jarang digunakan dibandingkan angka 12. Tidak ada bulan ke-13, penggaris 13 inci, atau jam 13.
Rasa asing dengan sendirinya tidak akan menyebabkan fobia, tetapi penelitian psikologis menunjukkan bahwa kita menyukai hal-hal yang familiar dan tidak menyukai hal-hal yang tidak familiar.
Hal ini yang kemudian memudahkan orang-orang untuk mengasosiasikan 13 dengan atribut negatif.
(faz/pal)