Bermain gawai secara berlebihan memang menimbulkan berbagai dampak negatif, khususnya bagi perkembangan anak-anak. Salah satunya menyebabkan gangguan bahasa ekspresif (GBE).
Namun, penyebab GBE sebenarnya juga ada banyak faktor.
Pengajar di Pendidikan Inklusi Cikal Amri Setu, Nurul Inayah mengatakan GBE dapat dipengaruhi beberapa faktor, misalnya riwayat keluarga dengan GBE hingga penggunaan gawai berlebihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Gangguan Bahasa Ekspresif pada Anak
1. Genetik
Faktor genetik menjadi penyebab pertama GBE. Anak dengan anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan bahasa, maka risikonya lebih tinggi mengalami gangguan bahasa daripada anak yang tidak mempunyai genetik gangguan bahasa.
"Gangguan Bahasa Ekspresif dapat disebabkan oleh faktor genetik. Contohnya, jika keluarga memiliki riwayat gangguan bahasa, akan dapat meningkatkan risiko pada anak," ujar Nurul, dikutip melalui keterangan tertulis Pendidikan Inklusi Cikal (5/3/2025).
2. Kurang Komunikasi Dua Arah Antara Anak dan Orang Tua
Interaksi antara anak dengan orang tua atau dengan orang di sekitarnya adalah hal yang penting untuk membentuk kemampuan anak dalam berbicara dan memahami bahasa. Sehingga, kurangnya komunikasi dua arah, baik antara anak dengan orang tua atau anak dengan sekitarnya pastilah akan menghambat kemampuan berbahasa mereka, menurut Nurul.
3. Tuntutan Menggunakan Bahasa Lebih dari Satu
Bilingualisme memang memberi dampak positif terhadap peningkatan kemampuan kognitif anak. Namun, menuntut agar anak mahir berbahasa lebih dari satu sejak dini juga menjadi tantangan bagi sebagian mereka.
"Pemakaian lebih dari satu bahasa di rumah juga dapat menjadi salah satu faktor yang menimbulkan gangguan kemampuan bahasa pada anak. Jika anak kesulitan membedakan dan menguasai berbagai bahasa yang digunakan di rumah, hal ini dapat menyebabkan keterlambatan atau gangguan dalam perkembangan kemampuan berbahasa," terang Nurul.
4. Memakai Gawai (Gadget) Berlebihan
Waktu memakai gawai secara berlebihan dapat mengurangi frekuensi interaksi dan komunikasi antara anak dengan orang tua maupun dengan orang-orang di sekitarnya. Ini bisa menyebabkan kemampuan bahasa anak menjadi kurang terlatih dengan baik.
"Anak yang terlalu sering melakukan screen time menyebabkan anak jarang berkomunikasi dua arah dengan orang-orang disekitarnya. Padahal, interaksi seperti ini sangat penting untuk perkembangan bicara anak, memperkaya kosakata, dan melatih kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif," ungkap Nurul.
(nah/nwk)