Laporan pada 2022 menyebutkan, sejak tahun 1500 terdapat 150-260 ribu spesies diketahui punah. Data Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau the Union for the Conservation of Nature (IUCN), menemukan saat ini terdapat 28 persen makhluk hidup yang terancam punah.
Meski begitu, ada beberapa spesies yang sudah dilaporkan punah tapi terlihat kembali. Hal ini menjadi kejutan dari kalangan ilmuwan dan terus menyelidiki potensi pada spesies lain.
Selama ini, catatan kepunahan dilaporkan ketika jumlah spesies tidak lagi terdata dan terlihat baik di alam maupun di konservasi. Hal ini terjadi seringnya karena sifat spesies tersebut yang sulit dipahami oleh ilmuwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadinya, semakin langka hewan tersebut, maka semakin sulit dipahami. Lantas spesies apa saja yang sudah dinyatakan punah tapi muncul kembali?
6 Hewan yang Dinyatakan Punah tapi Terlihat Kembali
1. Echidna Paruh Panjang Attenborough
Echidna merupakan mamalia kecil yang langka. Salah satu jenisnya yakni echidna berparuh panjang (Zaglossus attenboroughi) yang bersifat monotremata dan bertelur.
Mamalia ini pertama kali dideskripsikan pada 1961 dan tidak pernah terlihat lagi sejak saat itu. Kemudian, banyak orang mengira hewan tersebut telah punah.
Namun, pada November 2023, dunia dibuat geger setelah muncul rekaman echidna paruh panjang di Pegunungan Cycloop di Papua, Indonesia. Ini berarti, mamalia tersebut kembali setelah lebih dari 60 tahun tidak terlihat.
2. Coelacanth
Hewan ini dikenal dari catatan fosil sejak abad ke-19, ikan purba ini diperkirakan telah punah pada akhir zaman Kapur, sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Namun, pada 1938, sebuah spesimen hidup coelacanth (ordo Coelacanthiformes) dibawa dari kedalaman oleh seorang nelayan lokal di lepas pantai Afrika Selatan. Penemuan tak sengaja itu telah dianggap sebagai salah satu penemuan zoologi paling penting pada abad ke-20.
3. Peccary Chacoan
Hewan berkuku mirip babi ini hanya diketahui dari catatan fosil. Hewan ini telah dianggap punah sejak lama dan hanya ada sebagai bukti paleontologis.
Namun pada 1971, tim ahli biologi menemukan spesies chacoan peccary (Catagonus wagneri) yang hidup di wilayah Chaco yang panas dan kering di Argentina.
4. Lebah Raksasa Wallace
Megachile pluto atau lebah raksasa Wallace (Megachile pluto) adalah lebah soliter asli Indonesia. Serangga raksasa ini empat kali lebih besar dari rata-rata lebah madu, dengan panjang sebanyak 4 cm dan lebar sayap hingga 2,5 inci.
Sampai tahun 2019, lebah ini sudah 38 tahun tidak terlihat hidup dan para ilmuwan tidak yakin apakah lebah tersebut masih ada. Namun, para ahli entomologi sangat senang karena satu spesimen betina ditemukan bersarang di dalam sarang rayap.
Spesies ini masih dianggap rentan terhadap kepunahan. Hal ini sebagian disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit yang mengambil alih habitatnya.
5. Kutilang Antiokhia
Burung kecil asal Kolombia ini diklaim sudah punah sejak puluhan tahun lalu. Namun pada 2018, seorang pengamat burung melihat kutilang antiokhia (Atlapetes blancae) untuk pertama kalinya sejak hampir 50 tahun.
Sejak ditemukan kembali, para peneliti terus mencarinya dan mengetahui lebih banyak lagi individu yang ditemukan. Peneliti berharap untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan semakin besar.
(faz/pal)