Ini Negara-negara yang Pernah Menjajah Indonesia, Ada Spanyol dan Inggris

ADVERTISEMENT

Ini Negara-negara yang Pernah Menjajah Indonesia, Ada Spanyol dan Inggris

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Senin, 10 Feb 2025 11:00 WIB
Kereta api dan jejak penjajahan Belanda di Priangan: dari tanam paksa hingga plesiran
Foto: Kereta api dan jejak penjajahan Belanda (BBC Indonesia)
Jakarta -

Indonesia pernah mengalami masa kelam di bawah penjajahan. Berbagai negara datang dengan tujuan menguasai sumber daya alam dan memperluas kekuasaan.

Selama berabad-abad, bangsa ini harus menghadapi berbagai bentuk eksploitasi, mulai dari perdagangan paksa hingga peperangan demi kemerdekaan. Tak hanya Belanda dan Jepang, ada beberapa negara lain yang pernah menjajah Indonesia.

Negara-negara yang Pernah Menjajah Indonesia

Portugis, Spanyol, Belanda, hingga Jepang pernah menjajah dan menyengsarakan bangsa Indonesia. Mengutip buku Reaktualisasi Semangat Kebangkitan Nasional 1908 hingga Pendudukan Jepang di Indonesia oleh Amelia F., berikut penjelasanya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Portugis

Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang mencapai Indonesia. Mereka mencari sumber perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan pada abad ke 16 sekaligus usaha penyebaran Katolik Roma.

Percobaan awal bangsa Portugis untuk mendirikan koalisi dan perjanjian damai dengan Kerajaan Sunda di Parahyangan gagal. Hal ini dikarenakan sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh sejumlah pemerintahan Islam d Jawa, seperti Demak dan Banten.

ADVERTISEMENT

Bangsa Portugis beralih ke arah Kepulauan Maluku. Melalui penaklukan militer, mereka membanguun pos, benteng, dan misi perdagangan di Indonesia timur, termasuk Pulau Ternate, Ambon, dan Solor.

Bangsa Portugis mengirim ekspedisinya di bawah pimpinan Alfonso d'Alburquerque, mengikuti perjalanan para pedagang Islam. Mereka berhasil menduduki Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara.

Portugis tiba di Ternate, Maluku pada tahun 1512. Kedatangan bangsa Portugis diterima baik oleh Sultan ternate, sebab Portugis dianggap sebagai pembeli rempah-rempah dengan harga tinggi.

Kesultanan Ternate yang kala itu diperintah oleh Kaicil Darus meminta portugis mendirikan benteng agar terhindar dari serangan daerah lain. Pada tahun 1522, Portugis mengabulkan permintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint John.

Namun, benteng tersebut harus dibayar mahal dengan perjanjian. Rakyat tidak boleh menjual rempah dengan harga bebas karena sudah ditetapkan Portugis dengan harga murah. Kebijakan ini menimbulkan kesengsaraan rakyat dan memberi keuntungan besar pada Portugis.

Selanjutnya, terjadi perlawanan dari rakyat Aceh, Kesultanan Demak, dan Maluku.Sayangnya, perlawanan rakyat Maluku terhadap portugis dimanfaatkan Belanda menjajakan kakinya. Pada tahun 1605, Belanda berhasil memaksa Portugis menyerahkan pertahanannya di Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastianz. Sejak itu, Belanda berhasil menguasai sebagian besar Maluku dan Portugis diusir ke Timor Timor

2. Spanyol

Pasca kedatangan Portugis dan sebelum kedatangan Belanda, Indonesia juga pernah didatangi bangsa Spanyol. Di Indonesia. Spanyol hanya sempat bersaing dengan Portugis di Maluku.

Bangsa Spanyol pertama kali datang ke Indonesia, tepatnya di Maluku pada tahun 1521. Namun, kedatangan mereka ditentang oleh Bangsa Portugis yang datang lebih dulu.

Demi memenangkan persaingan dalam mendapatkan rempah, bangsa spanyol mendekati Kesultanan Tidore, rival Kesultanan Ternate yang menjalin kerja sama dengan Portugis.

Kesultanan Tidore menjadikan Spanyol sebagai sekutu. Sebab permusuhan Ternate dan Tidore yang semakin memanas, perang terjadi. Dalam pertempuran tersebut, Ternate yang dibantu bangsa Portugis menjadi pemenang.

Akibat kekalahan ini, sejak tahun 1535, bangsa Spanyol mulai tersisih dalam mendapat perdagangan rempah rempah. Di sisi lain, terdapat Perjanjian Saragosa yang menandai berakhirnya masa pendudukan bangsa Spanyol di Indonesia.

3. Belanda

Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak didirikannya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602. Sejak berdirinya VOC, terdapat berbagai bentuk kekerasan yang menimpa rakyat Indonesia.

VOC melakukan tindakan adu domba antara kerajaan satu dan lainnya atau bahkan di dalam kerajaan itu sendiri. Politik ini melemahkan kerajaan di Indonesia dan merusak seluruh sendi kehidupan masyarakat.

Saat Daendels berkuasa pada tahun 1808-1811. bangsa Indonesia semakin menderita. Terdapat upaya kerja paksa (rodi) untuk membangun sepanjang pulau Jawa (Anyer-Panarukan) untuk kepentingan militer.

Penderitaan berlanjut saat Belanda menanamkan culture stelsel atau tanam paksa. Kebijakan ini diterapkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van Den Bosch pada 1828.

Sistem ini mewajibkan rakyat menanam sebagian dar sawah atau ladangnya dengan tanaman yang ditentukan dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah. Tanam Paksa menyebabkan rakyat diperas harta dan tenaganya.

Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan Belanda membutuhkan waktu selama 350 tahun. Dengan senjata tradisional, para pejuang melawan penjajah. Masa penjajahan baru berakhir setelah Belanda kalah dari Jepang dalam rangkaian Perang Dunia II.

4. Prancis

Pada tahun 1789, terjadi revolusi di Prancis. Raja Louis XVI yang otoriter digulingkan. Beberapa tahun kemudian, dia, istrinya dan orang-orang setianya dihukum mati oleh rakyatnya. Revolusi ini membuat kerajaan lain di Eropa ketakutan.

Akibatnya, kerajaan terbesar di Jerman, Prusia menyerang Prancis agar bisa mengembalikan sistem kerajaan. Namun serangan itu gagal. Prancis balik menyerang dan yang pertama kali kena serangan adalah Belanda.

Pada tahun 1795, Belanda berhasil dikuasai Prancis dibantu kelompok yang disebut Patriot. Dibantu pasukan Prancis, mereka berhasil menjatuhkan Stadholder Pangeran William V, penguasa bangsawan Belanda saat itu hingga dia kabur ke Inggris. Saat itu kerajaan Belanda berada di bawah penjajahan Prancis.

Raja Prancis saat itu, Louis Napoleon menunjuk Marsekal Willem Daendels ke Batavia (Jakarta) untuk menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Masa kolonial Prancis di Indonesia dilatarbelakangi jatuhnya kekuasaan Belanda di Eropa oleh Kekaisaran Perancis.

Kolonial Prancis di Indonesia memerintah antara tahun 1806-1811. Setelah itu, Inggris mengambil alih kekuasaan dari tahun 1811-1815.

5. Inggris

Marsekal WIllem Daendels digantikan oleh orang Inggris bernama Stamford Raffles. Ketika itu, Indonesia mengalami banyak perubahan, di antaranya penghapusan monopoli dan perbudakan.

Salah satu operasi militer terjadi pada 21 Juni 1812 saat raffles memerintahkan serangan ke Yogyakarta. Raffles juga memerintahkan ekspedisi militer ke Palembang untuk menggulingkan pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II dan merebut Pulau Bangka.

Selama pemerintahannya, Raffles mengubah sistem kolonial Pemerintah Hindia Belanda. Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan dihapus, peranan para bupati dihapuskan dan dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonia, serta tanah adalah milik pemerintah dan rakyat dianggap sebagai penyewa.

Namun, adanya konflik yang terjadi antara Belanda dan Inggris membuat keduanya menyepakati perjanjian bahwa kekuasaan nusantara diserahkan kembali ke Belanda. Pemerintah Raffles di Indonesia berakhir.

6. Jepang

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tahun 1945 yang ditandai dengan kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 11 Januari 1942, tentara Jepang mendarat di Tarakan Kalimantan Timur. Keesokan harinya komandan Belanda di pulau itu menyerah. Jepang juga kemudian menguasai Balikpapan, Pontianak, Samarinda, hingga Banjarmasin dan Palembang dalam waktu berdekatan.

Jepang kemudian berusaha merebut Pulau Jawa dari kekuasaan pemerintah Belanda. Pertempuran pun terjadi dan memenangkan Jepang.

Hingga pada akhirnya Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda Starkenborgh Stachouwer maupun Panglima Tentara Hindia Belanda menemui Letnan Jenderal Imamura melakukan perundingan. Hasil dari pertemuan tersebut adalah kapitulasi tanpa syarat Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Jepang. Peralihan kekuasaan ini ditandai dengan ditandatanganinya antara Jenderal Ter Poorten dengan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan ini, berakhirlah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.

Pada awalnya, kedatangan Jepang disambut dengan antusiasme tinggi. Namun respon positif ini berubah saat diketahui bahwa tujuan kedatangan Jepang tidak lebih baik dari pemerintahan Belanda. Jepang menunjukkan perilaku kema, brutal dan tanpa ampun dalam menghukum rakyat Indonesia yang dianggap memberontak.

Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau romusha dan membangun organisasi militer. Rakyat Indonesia dipaksa ikut agar bisa menjadi sumber daya perang melawan Amerika Serikat dan sekutunya di Perang Dunia II.

Setelah menjajah selama 3,5 tahun, Jepag akhirnya angkat kaki setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dibom. Sehingga, momen ini digunakan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads