China Tingkatkan Pendidikan Jasmani Rekrut Eks Atlet, Cegah Anak Sekolah Obesitas

ADVERTISEMENT

China Tingkatkan Pendidikan Jasmani Rekrut Eks Atlet, Cegah Anak Sekolah Obesitas

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Kamis, 30 Jan 2025 12:30 WIB
A basketball on court with a junior team with coach in a blurry background. A ball on basketball court during the training. A junior team with basketball coach in a blurry background. Copy space.
China meningkatkan pendidikan jasmani dengan merekrut mantan atlet sebagai guru PJOK untuk mencegah obesitas anak, mendukung kesehatan dan kebugaran siswa. Foto: Getty Images/zamrznutitonovi
Jakarta -

China akan meningkatkan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) di SD sampai SMA dengan menggandeng mantan atlet menjadi guru PJOK. Upaya ini untuk mencegah anak-anak sekolah di China menjadi obesitas.

Kebijakan Kementerian Pendidikan China ini merupakan bagian dari dorongan yang lebih luas untuk pendekatan pendidikan yang lebih holistik, yang memadukan kebugaran jasmani dengan pengembangan akademis. Langkah ini untuk membina siswa yang berwawasan luas dan siap menghadapi masa depan.

Dalam beberapa tahun terakhir, PJOK telah memperoleh perhatian yang lebih besar di China karena meningkatnya kekhawatiran atas obesitas anak, miopia, dan semakin menonjolnya mata pelajaran tersebut dalam ujian masuk SMA, demikian dilansir China Daily, Senin (27/1/2025) ditulis Kamis (30/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekurangan Guru PJOK

Pada pertengahan 2022, data resmi China menunjukkan kekurangan sekitar 120.000 guru PJOK secara nasional, dengan daerah pedesaan yang paling terdampak. Banyak sekolah terpaksa mengandalkan guru yang tidak memiliki spesialisasi. Akibatnya, staf menjadi kewalahan dan kualitas pengajaran menurun.

PJOK telah lama dianggap sebagai mata pelajaran sekunder dalam sistem pendidikan China. Para pakar pendidikan secara luas sepakat bahwa kebijakan ini mencerminkan semakin diakuinya arti penting kesehatan fisik.

ADVERTISEMENT

Prakarsa yang lebih luas ini sejalan dengan komitmen nasional China untuk memastikan bahwa siswa melakukan setidaknya dua jam aktivitas fisik setiap hari: satu jam selama sekolah dan satu jam lagi di luar jam sekolah. Namun, dorongan ini telah menyoroti kurangnya guru PJOK yang berkualifikasi.

Di Dalian, kota pesisir di China Timur Laut, ada sebuah sekolah yang melayani hampir 1.500 siswa. Namun, sekolah ini hanya mempekerjakan 10 guru PJOK, yang masing-masing bertanggung jawab atas hingga 200 siswa dan mengawasi kegiatan ekstrakurikuler.

"Beban kerja sangat berat," kata seorang guru, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya.

"Saya memiliki 14 kelas seminggu, ditambah saya mengawasi kegiatan fisik selama istirahat dan melatih tim sepak bola sekolah," imbuhnya.

Rekrut Mantan Atlet Jadi Guru PJOK

Untuk mengatasi masalah ini, kebijakan mengharuskan semua guru PJOK memiliki gelar di bidang terkait olahraga atau sertifikasi lanjutan seperti kualifikasi atlet Level 2.

Rasio kelas terhadap guru kini dibatasi maksimal lima kelas per guru di SD, enam kelas per guru di SMP, dan delapan kelas per guru di SMA. Langkah-langkah tersebut juga mendorong perekrutan atlet pensiunan dan veteran militer untuk membantu menutup kesenjangan tersebut.

Kebijakan baru ini juga mendorong sekolah untuk bermitra dengan organisasi eksternal seperti asosiasi olahraga dan universitas.

"Kolaborasi antara sekolah dan organisasi sosial mempromosikan fasilitas dan sumber daya bersama, membantu menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan saling menguntungkan," kata pakar pendidikan jasmani di Hunan Normal University, Shen Ke.

Kebijakan tersebut juga menekankan pentingnya menyediakan staf yang memadai untuk cabang olahraga utama seperti sepak bola, basket, dan voli. Sekolah didesak untuk mempekerjakan guru penuh waktu dan paruh waktu untuk cabang olahraga ini, dengan fokus khusus pada perekrutan atlet yang sudah pensiun sebagai guru spesialis.

Peselancar angin peraih medali perak Olimpiade Chen Peina kini menjadi pelatih di sebuah sekolah di Shenzhen.

"Menularkan pengalaman atletik saya kepada siswa adalah cara lain untuk melanjutkan karier saya di bidang olahraga," kata Peina.

Guru PJOK Akan Digaji Layak

Kebijakan baru ini selain berfokus pada diversifikasi jalur rekrutmen guru PJOK, juga memastikan guru PJOK diperlakukan sama dengan rekan-rekan mereka dalam mata pelajaran seperti bahasa Mandarin, matematika, dan bahasa Inggris. Kebijakan ini turut mengintensifkan upaya untuk mengembangkan olahraga utama seperti sepak bola, bola basket, dan bola voli.

Sebagai langkah lebih lanjut untuk meningkatkan status PJOK, pemerintah telah memastikan bahwa guru PJOK menerima kompensasi yang sama dengan rekan-rekan mereka di mata pelajaran lain, dengan penyesuaian gaji berdasarkan kinerja untuk tugas olahraga sepulang sekolah dan pelatihan tim.




(nwk/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads