- Bahan Pembuat Kaca
- Proses Pembuatan Kaca 1. Kaca yang Ditarik 2. Kaca yang Dituang 3. Kaca yang Diapung (Floatglass)
- Jenis-jenis Kaca 1. Kaca Normal (Annealed Glass) Clear Glass Tinted Glass Patterned, Figured/Rolled Glass 2. Kaca Laminasi (Laminated Glass) 3. Tempered Glass 4. Kaca Reflektif (Reflective Glass) 5. Insulating Glass Unit (Double Glazing)
Kaca termasuk bahan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kaca digunakan sebagai piring, gelas, jendela, atap, akuarium, hingga etalase toko.
Sifatnya yang tembus cahaya membuat kaca unik dan disukai. Namun penggunaannya juga harus lebih berhati-hati karena kaca mudah pecah dan serpihannya bisa membahayakan.
Meski keberadaannya sangat akrab dengan kita, tahukah detikers kaca terbuat dari apa? Simak artikel ini untuk mengenal apa saja bahan, proses pembuatan, hingga jenis-jenis kaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan Pembuat Kaca
Dikutip dari buku Cerdas Belajar Kimia oleh Nana Sutresna, bahan baku pembuat kaca terdiri atas pasir kaca atau pasir kuarsa (pasir dengan kandungan senyawa silikon dioksida, SiO2), soda abu (Na2CO3), boraks, feldspar, dan senyawa lain dalam jumlah sedikit.
Dalam kaca, komponen kimia terbesarnya adalah silikon dioksida (SiO2) yang lebih dari 70%. Kemudian ada natrium dioksida (NaO2), kalsium oksida (CaO), aluminium oksida (Al2O3), dan magnesium oksida (MgO).
Jika membuat gelas-gelas untuk laboratorium, biasanya ditambahkan boron oksida. Selain itu, juga terdapat kandungan besi, namun tidak boleh lebih dari 0,45% karena bisa merusak warna kaca.
Prosesnya, ketika dipanaskan, soda abu akan membentuk natrium oksida. Pemanasan ini akan mengoksidasi besi dan mempercepat peleburan. Penambahan feldspar (Al2O3) berfungsi untuk menurunkan titik lebur kaca. Sementara boraks membuat kaca menjadi tahan terhadap zat kimia.
Proses Pembuatan Kaca
Dikutip dari modul Bahan Hasil Teknologi Tinggi: Kaca dan Keramik di situs Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, ada tiga proses pembuatan kaca.
1. Kaca yang Ditarik
Proses pembuatan kaca dengan cara ditarik merupakan cara yang paling murah. Kaca yang cair ditekan ke luar di atas sekoci, kemudian langsung ditarik oleh rol-rol yang berderet-deret dan berhadap-hadapan ke arah atas. Rol-rol ini dapat disetel jaraknya untuk mengatur tebal kacanya.
2. Kaca yang Dituang
Cara kedua adalah dengan dituang. Cara ini cocok untuk pembuatan kaca bermotif. Prosesnya, kaca yang telah cair langsung dituangkan ke dalam talam berukuran besar dan sangat licin, yang terbuat dari besi tuang. Tinggi bagian tepi talam menentukan tebal kaca.
3. Kaca yang Diapung (Floatglass)
Terakhir adalah dengan cara diapungkan atau yang disebut (floatglass). Cara ini menghasilkan mutu tinggi yang biasa digunakan untuk cermin dan kaca etalase.
Prosesnya, cairan kaca dibuat mengapung di atas cairan timah. Tebal kaca ditentukan oleh banyaknya cairan kaca. Ukuran lembaran kaca mencapai 3,0 x 7,0 m dan tebalnya 3-21 mm.
Jenis-jenis Kaca
Jenis-jenis kaca dibedakan menjadi lima. Dikutip dari Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (Spada) Kemdikbud, berikut perbedaan lima jenis kaca tersebut:
1. Kaca Normal (Annealed Glass)
![]() |
Jenis yang pertama adalah kaca normal, yaitu kaca datar yang permukaannya jernih dan tingkat distorsinya rendah. Kaca normal paling umum digunakan, bisa kita lihat pada bangunan perumahan, mal, hotel, terutama pada bagian jendela, pintu, dinding partisi, atrium, green house, dan sebagainya.
Kaca normal dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu clear glass, tinted glass, dan patterned glass.
Clear Glass
Clear glass adalah kaca yang transparan dan bisa menampilkan objek di belakangnya secara jelas. Kaca ini tidak berwarna, permukaannya sangat bersih, dan rata. Kaca ini yang paling umum digunakan untuk bangunan hingga perabot rumah tangga.
Tinted Glass
Mirip dengan clear glass, tetap tinted glass diberi sedikit logam pewarna untuk memberikan warna tertentu. Jadi, kaca ini tidak sejelas clear glass, karena sifat transparannya berkurang akibat adanya warna itu. Kaca ini juga bisa untuk bangunan yang fungsinya agar lebih memberikan privasi.
Patterned, Figured/Rolled Glass
Kaca ini termasuk jenis dekoratif dengan pola tertentu pada sebagian permukaannya. Pola ini menyebabkan cahaya yang melewatinya menjadi tersebar. Kaca ini biasanya digunakan untuk interior bangunan.
2. Kaca Laminasi (Laminated Glass)
![]() |
Yang kedua ada kaca laminasi, yaitu kaca yang berlapis. Lapisan ini terdiri dari satu atau lebih lapisan transparan dan terdapat lapisan bahan Plastic Polyvinyl Butyral (PVB) yang dipasang di antara kedua lapisannya.
Adanya PVB membuat kaca semakin kuat. Kaca laminasi biasa digunakan untuk perkantoran, bank, toko perhiasan, museum, dll. Biasanya dipakai pada bagian atap, lantai, skylight, akuarium, ruang observatorium hewan, pelindungan terhadap gempa dan angin kecepatan tinggi.
3. Tempered Glass
![]() |
Tempered glass termasuk bahan yang sangat kuat yang diproduksi dengan cara pemanasan seragam pada suhu sekitar 6.500 derajat Celsius yang kemudian didinginkan dengan cepat.
Dengan ketebalan yang sama, kekuatan tempered glass bisa 3-5 kali lipat dari kekuatan kaca biasa. Kaca ini juga tahan terhadap beban angin, tekanan air, benturan, dan perubahan temperatur yang tinggi (thermal shock).
Jika pecah, tempered glass juga lebih aman karena pecahannya berbentuk butiran halus. Kaca ini sering dipakai untuk pembatas shower kamar mandi atau pembatas di lantai atas mal.
4. Kaca Reflektif (Reflective Glass)
![]() |
Kaca reflektif adalah kaca yang dilapisi logam pada salah satu sisinya untuk meningkatkan refleksi panas dan cahaya. Kaca ini lebih estetis dan bisa untuk mengurangi panas atau cahaya matahari pada eksterior bangunan.
Uniknya, kaca reflektif surya ini dapat merefleksi cahaya tanpa mengurangi sifat transparansi kaca. Kaca reflektif biasa ditemukan pada fasad bangunan tinggi, entrance bangunan, jendela untuk ruang-ruang privat, dan dinding dekoratif.
5. Insulating Glass Unit (Double Glazing)
Terakhir adalah insulating glass unit, yaitu kaca pabrikasi yang dibuat dari 2 atau lebih kaca panel berongga udara di antara lapisan kacanya. Rongga ini bisa diisi udara kering atau gas agar kinerja termalnya lebih baik.
Kaca ini dapat mengurangi transmisi panas dibandingkan kaca normal, maka sering digunakan untuk mengurangi panas bangunan dan mengurangi beban AC. Kaca ini juga efektif mengurangi tingkat kebisingan dari luar bangungn.
Kaca ini banyak dipakai pada bangunan kantor, rumah sakit, hotel rumah dan bangunan-bangunan lain yang memerlukan pemanasan atau pendinginan yang tinggi.
Nah, detikers sudah tahu kan, kaca utamanya terbuat dari pasir kuarsa yang mengandung silikon dioksida. Meski berbahan sama, cara pembuatannya bisa berbeda-beda untuk menghasilkan jenis kaca yang berbeda pula.
(bai/fds)