10 Mata Uang Bernilai Tertinggi di Dunia 2025, Posisi Satu Bukan Dolar AS

ADVERTISEMENT

10 Mata Uang Bernilai Tertinggi di Dunia 2025, Posisi Satu Bukan Dolar AS

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Jumat, 17 Jan 2025 09:00 WIB
Ilustrasi dinar Kuwait dengan Euro di belakangnya
Ilustrasi uang dinar Kuwait dan euro Foto: Getty Images/iStockphoto/Tamer Soliman
Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) dianggap sebagai mata uang terkuat di dunia karena menjadi yang paling banyak diperdagangkan di pasar global. Namun USD bukanlah mata uang tertinggi dalam hal nilai tukar.

Dari 180 mata uang yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh dunia, dinar Kuwait (KWD) menjadi mata uang dengan nilai terkuat pada 2025. Temukan daftar mata uang paling tinggi di dunia berikut.

Mata Uang Tertinggi di Dunia

Dilansir WISE dan Forbes, berikut daftar mata uang paling kuat di dunia pada 2025 berdasarkan nilai tukarnya per (15/1/2025):

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dinar Kuwait (KWD)

  • 1 KWD = 3,24 USD
  • 1 KWD = 52.829 IDR

Dinar Kuwait (KWD) menyabet gelar mata uang paling tinggi di 2025. Negara yang berada antara Irak serta Arab Saudi ini memiliki perekonomian kuat dengan tingkat pengangguran hanya 2%. Ekspor utamanya adalah minyak bumi, yang membuat perekonomiannya stabil. Sejak diperkenalkan pada 1960-an, dinar Kuwait dipatok terhadap pound Inggris.

2. Dinar Bahrain (BHD)

  • 1 BHD = 2,65 USD
  • 1 BHD = 43.240 IDR

Kekayaan Bahrain yang terletak di Teluk Persia juga bergantung pada ekspor minyak dan gas bumi. Selain itu, aktivitas perekonomiannya juga unggul di bidang perbankan, keuangan, dan pariwisata. Dinar Bahrain mulai beredar pada 1965 dan dipatok terhadap dolar AS.

ADVERTISEMENT

3. Rial Oman (OMR)

  • 1 OMR = 2,6 USD
  • 1 OMR = 42.340 IDR

Rial diperkenalkan menjadi mata uang resmi Oman pada 1970, setelah negara tersebut berhenti menggunakan Rupee India. Seperti Bahrain, Omar mematok mata uangnya terhadap dolar AS.

Perekonomian Oman sebagian besar bergantung pada minyak, mirip negara-negara tetangganya. Meski begitu, negara ini berupaya melakukan diversifikasi ke sektor-sektor baru demi mempertahankan stabilitas rial dan mengurangi ketergantungan terhadap pasar minyak.

4. Dinar Yordania (JOD)

  • 1 JOD = 1,41 USD
  • 1 JOD = 22.970 IDR

Posisi ke-4 mata uang terkuat di dunia ditempati oleh dinar Yordania. Sejak beredar pada 1950, mata uang ini dipatok terhadap dolar AS. Tidak seperti negara Timur Tengah lain, Yordania tidak bergantung pada ekspor minyak. Perekonomiannya dibangun dari sektor pariwisata.

5. Poundsterling Inggris (GBP)

  • 1 GBP = 1,22 USD
  • 1 GBP = 19.900 IDR

Kekuatan nilai poundsterling Inggris dibangun atas pengaruh ekonomi selama berabad-abad dan peran London sebagai pusat keuangan global. Kestabilan mata uangnya juga dipengaruhi perekonomian Inggris yang menjadi salah satu terbesar di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB).

Mata uang Inggris ini pertama kali diperkenalkan pada 1400-an sebelum didesimalkan pada 1971. Poundsterling bersifat mengambang bebas sehingga tidak dipatok dengan mata uang lain.

6. Pound Gibraltar (GIP)

  • 1 GIP = 1,22 USD
  • 1 GIP = 19.900 IDR

Gibraltar yang berada di ujung selatan Spanyol memiliki luas 6,8 kilometer persegi dan secara resmi masuk wilayah kekuasaan Inggris. Perekonomian negara ini bergantung pada sektor pariwisata dan e-gaming.

Pound Gibraltar punya nilai tukar yang kuat dan menempati posisi ke-6. Sejak pertama kali diperkenalkan pada 1920-an, mata uang Gibraltar dipatok terhadap poundsterling.

7. Dolar Kepulauan Cayman (KYD)

  • 1 KYD = 1,22 USD
  • 1 KYD = 19.880 IDR

Kepulauan Cayman termasuk wilayah Inggris yang berada di Karibia. Awalnya, wilayah ini menggunakan dolar Jamaika hingga mereka mengadopsi mata uang sendiri berupa dolar pada 1972.

Dolar Kepulauan Cayman cukup stabil karena wilayah tersebut merupakan pusat keuangan terkemuka. Mata uangnya dipatok terhadap dolar AS.

8. Franc Swiss (CHF)

  • 1 CHF = 1,10 USD
  • 1 CHF = 17.870 IDR

Franc Swiss juga digunakan sebagai mata uang negara tetangganya Liechtenstein. Mata uang ini dianggap sebagai tempat berlindung aman karena politik Swiss yang stabil.

Bank Nasional Swiss (SNB) juga memastikan kekuatan mata uang dengan menerapkan kebijakan moneter, menjaga stabilitas harga, dan mengawasi bank serta sektor keuangan di Swiss.

Sejak beredar pada 1850, franc dipatok dengan euro untuk sementara waktu sebelum beralih menjadi mata uang mengambang bebas.

9. Euro (EUR)

  • 1 EUR = 1,03 USD
  • 1 EUR = 16.800 IDR

Euro menjadi mata uang resmi dari 20 negara yang tergabung Uni Eropa. Euro termasuk mata uang cadangan dunia (mata uang yang dipegang oleh bank sentral) yang nilainya dipengaruhi banyak faktor, termasuk kebijakan ekonomi masing-masing negara.

Di sisi lain, kebijakan moneter dan stabilitas harga di sejumlah negara tersebut diawasi oleh Bank Sentral Eropa (ECB). ECB mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas dan keandalan euro, terutama melalui pengelolaan inflasi yang cermat.

10. Dolar Amerika Serikat (USD)

  • 1 USD = 16.300 IDR

Dolar AS menempati posisi ke-10 sebagai mata uang terkuat di dunia. USD menjadi mata uang cadangan terbesar di dunia dan sebagai penentu harga banyak komoditas, termasuk minyak, emas, dan tembaga.

Meski demikian, nilai tukar USD tidak menjadi yang tertinggi karena kekuatan mata uang ditentukan oleh sederet faktor kompleks.

Apa Faktor yang Membuat Mata Uang Memiliki Nilai Tinggi?

Dilansir Investopedia, faktor yang mempengaruhi nilai mata uang mencakup pasokan, suku bunga, dan inflasi. Nilainya akan lebih berharga jika mata uang tersebut langka, apalagi jika didukung oleh suku bunga lebih tinggi.

Selain itu, faktor-faktor seperti stabilitas politik mampu menarik investor asing, kekayaan sumber daya alam bisa mendorong permintaan internasional, serta kebijakan moneter secara langsung mempengaruhi nilai tukar mata uang saat bank sentral sebuah negara melakukan intervensi di pasar valuta asing global.

Nilai mata uang yang begitu kuat mempunyai pro-kontra sendiri, meliputi:

Pro

  • Biaya impor yang lebih rendah bagi bisnis dan konsumen.
  • Menarik investasi asing karena mata uang yang stabil.
  • Daya beli yang lebih besar untuk transaksi luar negeri.

Kontra

  • Menjadikan ekspor lebih mahal sehingga menurunkan permintaan.
  • Biaya yang lebih tinggi bagi turis dapat mengurangi pendapatan pariwisata.
  • Mampu menurunkan daya saing produk manufaktur dalam negeri di luar negeri.



(azn/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads