Bumi mengalami perputaran pada porosnya atau rotasi dalam rentang waktu sekitar 24 jam. Namun, tahukah kamu bahwa rotasi Bumi tak selalu sama dan sempurna? Benarkah rotasi Bumi sebenarnya kurang dari 24 jam?
Selama ini, rotasi Bumi yang membuat adanya siklus siang-malam. Nyatanya, rotasi ini tidak sepenuhnya mengikuti jangka waktu 24 jam, yakni berlangsung selama 23 jam 56 menit.
Perubahan atau fluktuasi panjang hari di bumi ini menjadi perhatian para ilmuwan. Mereka penasaran, apa yang sebenarnya membuat rotasi mengalami fluktuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengaruh dari Inti Bumi
Para peneliti dari ETH ZΓΌrich di Swiss baru-baru ini berhasil mengungkap faktor lain yang menyebabkan perubahan kecil dalam rotasi Bumi, yakni ada pada inti bumi.
Dalam studi berjudul "Length of Day Variations Explained in a Bayesian Framework" yang terbit di Advancing Earth and Space Sciences pada 26 November 2024 oleh Mostafa Kiani Shahvandi dan kawan-kawan, menunjukkan Bumi mengalami berbagai fluktuasi dalam durasi siklus hariannya.
Seorang ahli geofisika dari ETH ZΓΌrich, Mostafa Kiani Shahvandi menerangkan fluktuasi tersebut terjadi karena Bumi bergerak mengelilingi Matahari dengan kecepatan tinggi, yakni sekitar 107.000 kilometer per jam.
Kecepatan ini, dikombinasikan dengan pengaruh tarikan gravitasi yang menyebabkan variasi dalam durasi rotasi harian planet Bumi.
Dalam studi ini, Shahvandi dan timnya menggunakan pemodelan teoritis dan observasi untuk mengukur fluktuasi. Mereka juga memperhitungkan berbagai faktor lain yang memengaruhi fluktuasi tersebut, termasuk perubahan volume es, distribusi massa air, serta sifat elastis kerak bumi.
Para peneliti menggunakan teknologi jaringan saraf (semacam kecerdasan buatan) dan menggabungkannya dengan data dari medan magnet bumi untuk menambah keakuratan.
Mereka juga menggunakan makalah sebelumnya yang memberikan sejarah komprehensif rotasi Bumi berdasarkan data gerhana dan okultasi bulan hingga tahun 720 SM.
Hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh pergeseran massa es dan air di bumi jauh lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Selain itu, fluktuasi pada rentang waktu milenial konsisten dengan model magnetohidrodinamika inti fluida terluar bumi yang disederhanakan.
Penelitian mengungkapkan bahwa fluktuasi dalam durasi siklus harian Bumi disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tarikan gravitasi Bulan, pergerakan lambat kerak bumi yang bersifat elastis, serta perubahan volume air yang memengaruhi distribusi massa dan rotasi Bumi.
Para peneliti juga berhasil menemukan fluktuasi yang disebabkan oleh pergerakan aliran berskala besar di inti fluida bumi. Fluktuasi ini terjadi sebesar dua hingga tiga milidetik dalam skala dekade.
Lebih jauh, para peneliti juga mengungkap adanya fluktuasi lain sekitar tiga hingga empat milidetik setiap seribu tahun.
Penyebab Fluktuasi Jangka Panjang Belum Dapat Diidentifikasi
Jadi, bisa dikatakan bahwa rotasi Bumi yang tidak selalu sama disebabkan perubahan kecil yang ada pada inti bumi. Perubahan ini terutama dilihat dalam skala dekade.
Meski begitu, penyebab fluktuasi jangka panjang ini masih belum dapat diidentifikasi. Peneliti hanya menemukan, periodenya cenderung konsisten dibandingkan dengan fluktuasi yang disebabkan oleh inti bumi maupun faktor lainnya.
"Hasil penelitian kami menunjukkan pentingnya geodinamika internal pada fluktuasi panjang hari dalam jangka panjang, terutama karena gerakan fluida di inti luar bumi," kata Shahvandi, dikutip dari Science Alert.
"Namun, dengan kekurangan yang masih ada, termasuk kurangnya model fisik yang komprehensif untuk memperhitungkan berbagai komponen dinamika inti, ada banyak motivasi untuk meningkatkan model inti bumi yang tersedia saat ini," imbuhnya.
(faz/faz)