YONO Sekarang Jadi Tandingan YOLO di Kalangan Anak Muda, Apa Itu?

ADVERTISEMENT

YONO Sekarang Jadi Tandingan YOLO di Kalangan Anak Muda, Apa Itu?

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 11 Jan 2025 12:00 WIB
Ilustrasi hemat
Ilustrasi hemat yang berkaitan dengan YONO. Foto: Getty Images/fizkes
Jakarta -

Detikers mungkin sudah familiar dengan istilah YOLO yang merupakan akronim dari You Only Live Once atau Kamu Hanya Hidup Satu Kali. Sekarang, muncul istilah lawan dari YOLO, yaitu YONO.

Istilah YONO banyak diperbincangkan khususnya oleh para anak muda dari Korea Selatan. Istilah ini mengandung makna berkebalikan dengan YOLO.

Apa Itu YONO?

YONO adalah akronim dari You Only Need One. YONO merupakan gaya hidup baru yang merujuk pada pola konsumsi pengurangan pengeluaran yang tidak perlu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini ada semakin banyak anak muda di Korsel yang mengubah kebiasaan berbelanja mereka menjadi berhemat.

Salah satunya adalah Choi Ye-Bin (27). Ia telah membuat catatan pengeluaran rumah tangga selama empat tahun.

ADVERTISEMENT

Ye-Bin memulai kebiasaan itu karena merasakan kesenjangan antara jumlah pembelanjaan yang ia perkirakan dan jumlah sebenarnya yang ia belanjakan.

Biaya perumahan dan biaya makanan, termasuk makan di luar, merupakan bagian terbesar dari pengeluarannya. Baru-baru ini, ia merasakan peningkatan yang signifikan dalam pengeluaran makan di luar.

"Ketika saya tidak memiliki janji temu yang terjadwal, saya berusaha untuk tidak makan di luar. Jika saya memiliki dua janji temu dalam seminggu, saya menganggapnya sebagai tanda bahaya dan menyesuaikannya," kata Choi kepada The Korea Times, dikutip Jumat (10/1/2025).

Pertumbuhan Pendapatan yang Minim Sebabkan YONO

Inflasi yang tinggi dan tingkat pertumbuhan pendapatan yang rendah mendorong pemuda-pemuda di Korea untuk hanya membelanjakan uang untuk kebutuhan pokok.

Data dari Statistik Korea menunjukkan dari 2021 hingga 2023, tingkat inflasi masing-masing mencapai 2,5 persen, 5,1 persen, dan 3,6 persen. Selama waktu yang sama, kenaikan gaji tahunan hanya sebesar 2,5 persen; 0,9 persen, dan 1,6 persen.

Data dari NH NongHyup Bank, yang menganalisis data transaksi kartu kredit dan debit nasabah kartunya dari 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024, menunjukkan perbedaan yang jelas.

Jumlah transaksi makan di luar kaum muda berusia 20-an dan 30-an menurun. Konsumsi makanan dari minimarket justru meningkat.

Jumlah transaksi di pusat perbelanjaa konsumsi kopi mahal juga menurun. Sementara pembelian mobil impor menurun, sedangkan pembelian mobil domestik meningkat hingga 34 persen.

"Inflasi terutama memengaruhi sektor-sektor tempat kaum muda menghabiskan uang paling banyak, yang mengarah pada peningkatan langsung biaya hidup bagi mereka yang sedang mempersiapkan pekerjaan atau berpenghasilan rendah," tulis Federasi Industri Korea dalam studi penelitiannya pada 2022.

"Karena sulitnya pasar kerja yang sedang berlangsung dan kenaikan harga, kaum muda memiliki indeks kesulitan ekonomi yang tertinggi di antara semua kelompok umur," lanjutnya.

Kaum Muda Berminat pada Pengelolaan Aset

Selain itu, meningkatnya minat dalam pengelolaan aset di kalangan kaum muda juga berperan.

"Kami adalah generasi yang seharusnya memiliki karier seumur hidup di mana kami harus secara mandiri mempersiapkan biaya hidup pensiun kami. Saya lebih suka menggunakan uang itu untuk investasi daripada hanya menyia-nyiakannya," kata Lee, seorang pekerja kantoran berusia 30 tahun.

Namun, tren ini tidak berarti kaum muda berhemat dalam setiap aspek kehidupan, karena pengeluaran untuk hobi di luar negeri juga meningkat pada saat yang sama.

"Daripada memiliki barang, mereka (kaum muda) tidak ragu untuk menghabiskan uang untuk pengalaman seperti olahraga atau perjalanan ke luar negeri," kata NH NongHyup Bank.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads