Sejarah Kerajaan Mataram Islam tidak hanya dipenuhi kisah kejayaan dan kemegahan, tapi juga cerita pengkhianatan. Salah satu kisah pengkhianatan yang terjadi dilakukan Tumenggung Endranata.
Dikenal memiliki kedudukan penting, Endranata justru memilih jalan berseberangan dengan kerajaan. Pengkhianatan apa yang dilakukan Tumenggung Endranata? Apa hukuman yang diberikan?
Pengkhianatan Tumenggung Endranata
Tumenggung Endranata adalah putra dari Tumenggung Wiraguna. Sama seperti ayahnya, dia banyak membantu Sultan Agung saat menundukkan berapa kadipaten kepada Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sayangnya, dia melakukan pengkhianatan yang berdampak besar pada kekuasaan kerajaan. Hal ini terjadi saat Kerajaan Mataram ingin menguasai Jayakarta (Batavia). Menurut buku Tuah Bumi Mataram dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II oleh Peri Mardiyono, Tumenggung Endranata membocorkan keinginan Kerajaan Mataram menguasai Jayakarta (Batavia) kepada Belanda.
Mengutip buku Nyai Kemamang: Sebuah Novel oleh Budi Sardjono, Belanda membakar lumbung padi dan makanan milik Mataram dengan info dari Endranata. Para prajurit tidak mendapat pasokan makanan dari garis belakang.
Menurut cerita-cerita lisan Jawa, Tumenggung Endranata juga memicu pemberontakan Pati. Dia mengkambinghitamkan Adipati Pragola II, penguasa kota Pati. Adipati Pragola II diduga masih memiliki hubungan keluarga dengan Sultan Agung.
Menurut buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono oleh Santy Saptari, saat itu memang sering terjadi ketegangan di kalangan pejabat kerajaan. Tumenggung Endranata mengatakan kepada Sultan Agung, Adipati Pragola II sedang memberontak dan mengikutsertakan seluruh bagian utara kecuali Demak.
Sultan Agung yang mendengar kabar ini menjadi sangat marah, sehingga ikut berangkat menyerang Pati. Dalam penyerangan ini Adipati Pragola II tewas terkena tombak Kyai Baru Sultan Agung.
Di Mana Tumenggung Endranata Dikuburkan?
Akibat pengkhianatan yang dilakukan, Tumenggung Endranata dijatuhi hukuman mati. Dia ditangkap dan kepalanya dipenggal.
Setelah meninggal, tubuh Tumenggung Endranata tidak dikubur di tempat yang layak. Jasadnya dibagi menjadi tiga bagian dan dikubur di area Pemakaman Imogiri secara terpisah.
Kepalanya dikubur di tengah-tengah Gapura Supit Urang, sementara kakinya dikubur di tengah kolam. Badannya dikubur di bawah tangga masih kawasan tersebut, yang ditandai anak tangga dengan permukaan tidak rata.
Hal tersebut dilakukan oleh Sultan Agung sebagai pelajaran agar setiap orang yang mengunjungi makam pasti menginjak salah satu bagian dari jasadnya. Selain itu, cara ini juga dilakukan untuk mengenang dan memperingatkan rakyatnya agar jangan sampai berani berkhianat.
(row/row)