Mengenal Replikasi Virus serta Tahapannya dalam Siklus Litik dan Lisogenik

ADVERTISEMENT

Mengenal Replikasi Virus serta Tahapannya dalam Siklus Litik dan Lisogenik

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Selasa, 07 Jan 2025 06:00 WIB
Ilustrasi virus
Foto: Ilustrasi virus (Freepik)
Jakarta -

Virus adalah salah satu mikroorganisme terkecil di dunia yang memiliki kemampuan berkembang biak di dalam sel inang. Berbeda dengan organisme hidup lainnya, virus tidak bisa hidup mandiri.

Perkembangbiakan virus disebut dengan replikasi, yang artinya perkembangbiakan diri dalam sel inang. Dari sel inang, virus mendapat energi dan bahan untuk sintesis protein.

Berhasil atau tidaknya virus berkembang biak bergantung pada jenis virus dan juga kondisi ketahanan sel inang. Lantas, bagaimana tahapan dari replikasi virus?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahapan Replikasi Virus

Ada dua siklus dalam replikasi virus, yaitu siklus litik dan lisogenik. Berikut tahapannya:

Siklus Litik

Siklus litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan dengan daya infeksi virus. Virus yang bisa bereproduksi dengan siklus litik disebut dengan virus virulen.

ADVERTISEMENT

Pada siklus ini, sel inang akan pecah dan mati kemudian terbentuklah virion-virion baru. Terdapat beberapa tahapan dalam replikasi virus dalam siklus litik. Mulai dari tahap adsorpsi (penempelan) virus pada inang, tahap injeksi (masuknya) asam inti ke dalam sel inang, tahap sintesis (pembentukan), tahap perakitan, serta tahap litik (pemecahan sel inang). Menurut repository IAIN Syekh Nurjati, berikut penjelasannya.

1. Tahap Adsorpsi

Pada tahap adsorpsi, ekor virus mulai menempel pada dinding sel bakteri. Virus hanya menempel di dinding sel yang mengandung protein khusus yang bisa ditempeli protein virus.

Virus menempel pada dinding sel disebabkan karena adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Jika sudah menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang bisa menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.

2. Tahap Injeksi

Tahap injeksi DNA ke dalam sel inang terdiri dari penambatan lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri. Pada peristiwa tersebut, asam nukleat masuk ke dalam sel, semenara selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Apabila sudah kosong, selubung protein akan terlepas dan tak berguna lagi.

3. Tahap Sintesis

Virus akan melakukan sintesis menggunakan sel inangnya. Setelah asam nukleat disuntikkan ke dalam sel inang, maka segera terjadi perubahan-perubahan besar pada metabolisme sel yang terinfeksi (sel inang atau bakteri).

Enzim penghancur yang dihasilkan virus akan menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri terhenti. Posisi ini digantikan DNA virus yang kemudian mengendalikan kehidupannya.

Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang tak lagi berdaya, DNA virus mereplikasi diri berulang kali dengan mengopi diri dalam jumlah yang sangat banyak. Sintesis protein dan DNA virus terbentuk dari kerugian sintesis bakteri yang sudah rusak. Kemudian, DNA virus akan mengendalikan sintesis DNA dan protein yang akan dijadikan kapsid virus.

4. Tahap Perakitan

Kapsid virus yang masih terpisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh. Kepala yang sudah selesai terbentuk akan diisi dengan DNA virus. Pada proses ini bisa dihasilkan sebanyak 100-200 buah virus.

5. Tahap Litik

Pada tahap litik, dinding sel bakteri yang telah dilunakkan enzim lisozim akan pecah, kemudian diikuti oleh pembebasan virus-virus baru yang akan mencari sel-sel inang yang baru.

Secara eksplosif, pemecahan sel-sel bakteri bisa diamati dengan mikroskop lapangan gelap. Dalam lima tahap ini, jangka waktu yang dilewati dan jumlah virus yang dibebaskan sangat bervariasi. Hal tersebut bergantung pada jenis virus, bakteri, dan kondisi lingkungan.

Siklus Lisogenik

Siklus Lisogenik terjadi apabila pertahanan sel inang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus. Menurut laman Kemdikbud, sel inang pada daur ini tidak segera pecah, justru bisa bereproduksi secara normal.

Pada siklus ini, replikasi genom virus tidak menghancurkan sel inangnya. DNA virus bakteriofag akan berinteraksi dengan komosom sel inang membentuk profag.

Jika sel inang yang mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, profag akan diwariskan kepada sel-sel anakannya. Profag dalam sel anakan bisa aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk masuk ke tahapan siklus litik.

Tahapan dari siklus lisogenik yaitu adsorpsi dan infeksi, penetrasi, penggabungan, pembelahan, dan sintesis. Berikut penjelasan tahap per tahapnya.

1. Tahap Adsorpsi

Pada tahap ini, virion menempel pada reseptor spesifik sel inang. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan bagian serabut ekornya.

2. Tahap Penetrasi

Virus menginjeksikan materi genetik ke dalam sel inang. Dalam proses ini, kapsid virus menjadi kosong (mati).

3. Penggabungan

DNA virus bakteriofag bergabung dengan DNA bakteri (sel inang) membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, namun ada setidaknya satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi mengkode protein reseptor. Protein ini berfungsi untuk menjaga agar gen-gen profag tidak aktif.

4. Pembelahan

Apabila sel inang membelah, setiap anakannya akan mewarisi profag. Profag bisa diinduksi menjadi aktif, sehingga mengakibatkan terjadinya daur litik.

5. Sintesis

Profag aktif dan keluar dari kromosom bakteri, sehingga DNA bakteri (sel inang) hancur. Kemudian, terjadi fase replikasi DNA bakteriofag, sintesis bagian-bagian tubuh virus, dan seterusnya seperti siklus litik.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads