Kata Pakar, Ini 5 Cara Mendidik Anak agar Sukses di Masa Depan

ADVERTISEMENT

Kata Pakar, Ini 5 Cara Mendidik Anak agar Sukses di Masa Depan

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Jumat, 27 Des 2024 07:00 WIB
Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi mendidik anak agar sukses di masa depan Foto: Getty Images/AsiaVision
Jakarta -

Setiap orang tua tentu berharap anaknya menjadi sukses. Namun kesuksesan tidak bisa datang dengan sendirinya, harus ada usaha yang dilakukan untuk meraihnya.

Michele Borba, psikolog pendidikan dan pakar pengasuhan asal Amerika Serikat, pernah berkata dalam laman CNBC Make It: "Orang yang sukses itu diciptakan, bukan dilahirkan". Karena itu, peran dan didikan orang tua menjadi penting agar anaknya sukses.

Pakar telah membeberkan cara mendidik anak agar menggapai kesuksesan di masa depan. Bagaimana caranya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Mendidik Anak Supaya Sukses

Michele Borba memberitahukan sederet cara mendidik anak agar sukses, yaitu:

1. Bentuk Kepercayaan Dirinya

Kepercayaan diri sejatinya adalah hasil dari mengerjakan usaha dengan baik, menghadapi rintangan, menciptakan solusi, dan kembali bangkit.

ADVERTISEMENT

Membentuk rasa percaya diri bukan hanya lewat kata-kata seperti "Kamu bisa" atau "Kamu cerdas", tetapi juga dengan tidak menyelesaikan tugas atau masalah anak. Biarkan mereka mengatasinya terlebih dahulu dan barulah bantu jika ada kesulitan.

Membereskan masalah atau tugas anak sepenuhnya hanya akan membuat mereka berpikir, "Orang tua saya tidak percaya saya bisa melakukannya."

"Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri tahu bahwa mereka bisa gagal tetapi juga bangkit kembali," kata Borba.

2. Ajarkan Cara Mengendalikan Diri

Kemampuan mengendalikan emosi, pikiran, tindakan, dan keinginan termasuk keterampilan penting agar anak sukses.

"(Keahlian mengendalikan diri merupakan) rahasia yang belum banyak diketahui untuk membantu anak-anak bangkit kembali dan berkembang," ujar Borba.

Dengan kemampuan ini, anak bisa berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak sehingga menghindarkannya dari perilaku gegabah. Teknik jeda dapat diajarkan kepada anak untuk mengendalikan diri, contohnya: "Jika kamu marah, hitung sampai 10 sebelum menjawab."

3. Bangun Rasa Ingin Tahunya

Menurut Borba, keingintahuan adalah pengenalan dan keinginan untuk menjelajahi peristiwa-peristiwa yang baru, menantang, dan tidak pasti.

Keterampilan satu ini bisa diajarkan pada anak dengan memodelkan rasa ingin tahu. Sebagai contoh, daripada mengatakan "Itu tidak akan berhasil", cobalah katakan "Mari kita lihat apa yang terjadi!".

Saat anak bertanya atau bercerita, daripada memberikan jawaban, coba tanyakan kembali seperti "Bagaimana menurutmu?","Bagaimana kamu tahu?", atau "Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?".

4. Tidak Mengajarkan Kesempurnaan

Sebagian orang tua ingin anaknya unggul dalam banyak hal, baik pendidikan, kesehatan, hingga sosial. Namun orang tua juga perlu ingat bahwa anak hanyalah manusia biasa yang punya kekurangan-kelebihan serta sering kali melakukan kesalahan.

Berikan anak ruang untuk gagal agar mereka tidak terlalu bersalah saat melakukannya. Hal ini juga mampu mempertahankan rasa percaya diri mereka meski telah mengalami keterpurukan.

5. Ajarkan Optimisme

Anak yang optimis akan memandang tantangan dan rintangan sebagai hal sementara yang bisa diatasi. "(Anak optimis) memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil," tutur Borba.

Beda halnya dengan anak yang pesimis, ia akan melihat tantangan sebagai hal permanen seperti tembok semen keras yang tak mungkin dipindahkan. Sehingga anak ini cenderung menyerah terlebih dahulu bahkan sebelum berusaha.

Mengajarkan optimisme pada anak bisa dimulai dari diri orang tua, sebab anak meniru orang tuanya. Mulai gunakan dan biasakan kata-kata yang optimis agar anak mencontohnya. Perubahan memang hal sulit, tetapi penting untuk melakukan dan mencontohkan hal yang detikers ingin anak tiru ke depannya.




(azn/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads