Matahari adalah pusat tata surya dan sumber kehidupan bagi makhluk di Bumi. Matahari terlihat seperti bergejolak dengan panas yang menyelimutinya seperti yang tampak dalam berbagai video ilustrasi.
Apakah Matahari mengeluarkan suara? Atau hanya gemuruh tumpul, seperti yang kebanyakan orang bayangkan?
Chris Impey, seorang astronom dan profesor di Universitas Arizona, Amerika Serikat menjawabnya. Ia mengatakan bahwa Matahari tak mengeluarkan suara atau bunyi, karena dua hal tersebut membutuhkan medium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Matahari tidak mengeluarkan suara karena suara, atau bunyi memerlukan medium untuk membawanya," ujar Impey dilansir dari Popular Science.
Matahari Tak Bisa Mengirim Suara ke Bumi
Jarak Matahari ke Bumi berkisar 149.000.000 km. Ruang yang membentang antara Bumi dan Matahari pun merupakan ruang hampa. "Antara kita dan matahari hampir merupakan ruang hampa sempurna, jadi bunyi tidak dapat merambat melaluinya," tambah Impey.
Oleh karena itu, apapun aktivitas yang dilakukannya, Matahari tak akan mengirimkan suara ke Bumi. Shauna Edson, seorang pendidik astronomi di National Air and Space Museum menambahkan penjelasan mengenai alasan Matahari tak mengirimkan suara ke Bumi.
Ia menjabarkan analogi dari sederet bola pantai. Jika bola paling ujung digerakkan, maka bola lainnya akan tertubruk sehingga menghasilkan suara.
"Dorongan akan bergerak dari bola ke bola, sepanjang garis, sebagai gelombang. Itulah yang dilakukan suara pada molekul udara atau cairan atau padat yang mereka lewati," jelas Edson.
Sementara bola-bola (planet dalam tata surya) jaraknya sangat berjauhan. Selain itu, molekul-molekul di luar angkasa sangat sedikit dan berjauhan sehingga tak memungkinkan jadi medium perantara suara Matahari ke Bumi.
Matahari Mengalami Osilasi dan Getaran
Ada jawaban lain yang dijelaskan Impey soal Matahari ini. Meskipun tak bisa menimbulkan suara yang terdengar sampai ke Bumi, tetapi Matahari bisa melakukan osilasi dan getaran.
Getaran tersebut seperti sonifikasi yang ditunjukkan oleh ilmuwan-ilmuwan dari Stanford dan Johns Hopkins. Mereka mengubah sinyal yang terjadi di galaksi atau libang hitam menjadi gelombang suara.
Teknik tersebut membantu para ilmuwan dalam merepresentasikan data. Akan tetapi, Impey berpendapat bahwa hal tersebut sedikit salah dalam merepresentasikan fisika karena suara yang diperdengarkan bukanlah bunyi yang sebenarnya.
Impey menyebut bahwa sonifikasi yang sesungguhnya mirip ketika kita melihat gambar inframerah dari Teleskop Luar Angkasa James Webb. Warna asli dari radiasi sebenarnya tak bisa dilihat oleh mata telanjang.
"Ini adalah cara mengalami fenomena yang sebenarnya tidak dapat dirasakan oleh indra manusia sama sekali," jelas Impey.
Adapun alasan para ilmuwan merepresentasikan sonifikasi lewat suara agar lebih memudahkan memahami lingkungannya. Jika sonifikasi dilakukan terhadap data bintik Matahari, seseorang bisa saja mendengar aktivitas naik turunnya bintik Matahari selama 11 tahun.
Edson menjelaskan bahwa Matahari akhir-akhir ini sibuk. Matahari sedang berada dalam kondisi solar maksimum.
"Jadi ada banyak bintik matahari. Ada banyak flare. Kita telah melihat aurora di tempat-tempat yang biasanya tidak kita lihat," jelas Edson.
(cyu/pal)