Perjalanan Kucing dan Manusia, Penangkap Tikus hingga Jadi Peliharaan

ADVERTISEMENT

Perjalanan Kucing dan Manusia, Penangkap Tikus hingga Jadi Peliharaan

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Jumat, 20 Des 2024 08:00 WIB
Ilustrasi kucing
Foto: Ilustrasi kucing (Unsplash/Krystian Tambur)
Jakarta -

Kucing adalah salah satu hewan yang paling akrab dengan kehidupan manusia. Hewan ini telah memikat hati dan ikut serta dalam sejarah perkembangan peradaban manusia.

Namun, apa kamu tahu bagaimana awal perjalanan kucing sampai menjadi teman manusia? Begini asal mulanya.

Asal Mula Perjalanan Kucing

Untuk mengetahui asal mula kucing, sebuah studi yang ditulis dalam jurnal Nature Ecology & Evolution dilakukan. Penelitian tersebut mengekstraksi DNA mitokondria dari lebih dari 200 sisa-sisa kucing purba yang berasal dari kuburan Viking, mumi Mesir, dan situs Zaman Batu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut peneliti utamanya, Eva-Maria Geigl, ada dua peristiwa penjinakan kucing. Satu peristiwa terjadi di kawasan timur tengah (middle east), yang dulu disebut near east, sementara kejadian lain ditemukan di Mesir. Setelah itu, kucing menyebar ke seluruh dunia.

Kucing Ditemukan 9.000 Tahun Lalu di Near East

Mengutip laman BBC, petani mungkin adalah orang pertama yang menjinakkan kucing dan membawanya bepergian secara sengaja atau tidak. Bukti DNA yang ditemukan dalam riset menunjukkan, usaha ini dimulai 9000 tahun lalu di lokasi pertanian kawasan near east.

ADVERTISEMENT

Para Ilmuwan menduga, kucing liar mulai berkeliaran di sekitar area pertanian untuk memangsa tikus yang tertarik ke tempat penyimpanan biji-bijian. Mengutip laman University of York, hal ini yang menandai dimulainya hubungan panjang antara manusia dan kucing. Selama ribuan tahun, kucing menjadi penangkap tikus di kapal dan usaha pertanian.

Penyebaran Kucing di Mesir

Gelombang kedua usaha domestikasi kucing terjadi di era Mesir kuno. Kucing menyebar ke Eropa selama era Romawi, kemudian menyebar lebih jauh selama periode Viking.

Bahkan, DNA kucing Mesir ditemukan di pelabuhan Viking. Hal itu menunjukkan bahwa kucing dibawa melalui rute perdagangan maritim ke Eropa Utara.

Menurut laman National Geographic, kucing Mesir ini kemungkinan memiliki perilaku yang menarik bagi manusia misal, mudah bergaul dan jinak. Kebanyakan manusia prasejarah mungkin membawa kucing-kucing ini di sepanjang rute perdagangan darat dan laut kuno untuk mengendalikan tikus.

Selanjutnya, kucing dijadikan hewan peliharaan di Eropa. Bersama pemukim Eropa, hewan ini tiba di Amerika Utara dan Selatan. Menurut laman Boehringer, saat para pemukim mulai mengolah tanah, kucing membantu membangun ikatan unik dengan manusia melalui kemampuan alami mereka untuk berburu. Kucing juga ahli mengusir tikus dan menjadi hewan peliharaan yang setia.

Karena kucing dianggap sebagai hewan pembasmi hama, para pemiliknya mungkin tidak terlalu peduli dengan penampilan atau perilaku mereka selama ribuan tahun. Seiring waktu, kucing bercorak belang mulai muncul di abad pertengahan yang dibuktikan lewat tes DNA.

Riset menunjukkan, terjadi mutasi gen hingga muncul tanda bercak pada kucing Turki yang hidup di bagian barat pada abad ke-14. Selanjutnya setelah melewati ratusan hingga ribuan tahun, kucing menyebar ke seluruh dunia hingga terjadi mutasi DNA yang makin beragam. Dengan corak bulu dan tampilan yang unik, kucing mulai dilihat dari kecantikannya bukan karena keterampilan.

Hingga kini, banyak ditemukan ras kucing dengan corak dan bulu yang berbeda-beda. Ras tersebut termasuk ras kucing eksotis hingga Cornish Rex. Dengan makin beragamnya corak bulu dan keterampilan kucing, hewan ini masih menyertai sejarah panjang kehidupan manusia.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads