Kisah Tiao, Lumba-lumba yang Sebabkan Kematian Manusia

ADVERTISEMENT

Kisah Tiao, Lumba-lumba yang Sebabkan Kematian Manusia

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 11 Des 2024 10:30 WIB
Pertunjukan lumba-lumba di Ocean Dream Ancol menjadi destinasi wisata warga mengisi libur panjang. Begini serunya menikmati aksi lumba-lumba.
Terkenal ramah, ada kisah lumba-lumba yang sebabkan kematian pada manusia. Begini ceritanya. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Lumba-lumba memang terlihat sebagai hewan yang sangat ramah terhadap manusia. Ia kerap kali menampilkan senyuman khas yang membuat kita senang.

Tetapi, senyuman ini tidak boleh membuat kita tertipu. Nyatanya, mamalia ini tetap menjadi salah satu predator di laut.

Dengan demikian, penting untuk menjaga jarak dengan lumba-lumba di alam liar. Bila tidak ingin menjadi korban seperti yang terjadi pada satu kisah lumba-lumba yang menyebabkan kematian kepada manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begini kisahnya dikutip dari laman IFL Science.

Kisah Tiao

Sosok lumba-lumba yang menyebabkan kematian pada manusia ini bernama Tiao. Ia sempat menjadi 'bintang' terkenal karena kelincahannya yang luar biasa pada tahun 1994.

ADVERTISEMENT

TiΓ£o secara teratur sering berinteraksi dengan manusia ketika mampir ke dermaga di SΓ£o SebastiΓ£o, Brasil. Sayangnya beberapa orang menyalahgunakan kepercayaan TiΓ£o kepada manusia.

Diketahui para perenang melakukan tindakan yang tidak menyenangkan pada Tiao. Mereka berpegangan pada siripnya dan mencoba naik ke atas tubuh TiΓ£o hingga ada yang mencoba menusuknya dengan stik es krim.

Hingga akhirnya kesabaran Tiao habis. Kejadian itu dijelaskan pada sebuah laporan yang diterbitkan di Marine Mammal Science pada tahun 1997.

TiΓ£o dijelaskan melakukan tindakan agresif usai berulang kali diganggu hingga akhirnya melukai sekitar 29 orang yang kemudian dilarikan ke rumah sakit. Pada 8 Desember 1994, TiΓ£o menyerang seorang perenang berusia 30 tahun yang kemudian meninggal dunia.

"TiΓ£o menyerang seorang perenang berusia 30 tahun yang meninggal beberapa jam kemudian akibat pendarahan dalam akibat pecahnya lambung, menurut 'Casa de SaΓΊde Stella Maris,' rumah sakit setempat," tulis laporan tersebut.

Los Angeles Times menjelaskan ada perenang lain yang juga terluka saat itu. Mereka dilaporkan setelah mencoba menunggangi TiΓ£o dan memasang benda-benda pada ekornya.

Kematian ini memicu manajemen membuat program untuk meningkatkan kesadaran publik tentang interaksi antara manusia dan lumba-lumba. Program itu tampaknya efektif karena tidak ada cedera lebih lanjut yang dilaporkan.

Di tahun 1995, Tiao dikabarkan meninggalkan SΓ£o SebastiΓ£o dan tidak terlihat lagi.

Orca = Lumba-lumba terbesar

Memang serangan dari spesies lumba-lumba hidung botol termasuk TiΓ£o dan hewan seperti yang kita ketahui saat ini dinilai langka. Alih-alih spesies tersebut, pembunuhan manusia sering terjadi karena orca.

IFL Science menjelaskan orca memang mendapatkan sebutan sebagai paus pembunuh. Tetapi orca juga merupakan lumba-lumba terbesar yang ada di bumi.

Salah satu kasus kematian manusia yang disebabkan orca terjadi pada Tilikum seekor orca jantan (Orcinus orca) yang ditangkap di lepas pantai Islandia pada tahun 1983. Pada 20 Februari 1991, Tilikum dan pasangannya Haida II dan orca Sealand lainnya Nootka IV secara paksa menenggelamkan pelatih berusia 20 tahun bernama Keltie Bryne.

Bryne diketahui jatuh ke dalam kolam ikan paus hingga akhirnya diburu oleh kawanan Tilikum. Kematian ini menandai pertama kali orca di penangkaran membunuh manusia.

Pada Juli 1999, Tilikum kembali terlibat dalam kematian tragis Daniel Dukes. Dukes merupakan pengunjung berusia 27 tahun yang ditemukan tewas di tangki Tilikum.

Terakhir pada Februari 2010, setelah acara "Dine With Shamu" Tilikum membunuh pelatihnya Dawn Brancheau yang berusia 40 tahun. Brancheau kala itu sedang memberikan pijatan pasca pertunjukan kepada Tilikum.

Namun tak lama orca itu menariknya ke dalam kolam dan secara paksa menenggelamkannya. Kematian Brancheau menimbulkan peraturan baru di SeaWorld Orlando yang mencegah pelatih melakukan kontak dekat dengan orca dan memilih menggunakan air yang dialirkan melalui selang bertekanan tinggi.

Dari berbagai kasus ini terdapat pesan agar manusia tidak berlaku semena-mena. Bahkan hewan yang sering digambarkan sebagai hewan ramah dapat melakukan perilaku defensif atau agresif.

Karena ada 'denda' yang besar jika kita mengganggu satwa liar. Jadikan ini pengingatmu ya detikers!




(det/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads