Mengapa Artikel Ilmiah Populer Harus Disertai Pendapat Ahli? Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Artikel Ilmiah Populer Harus Disertai Pendapat Ahli? Ini Alasannya

Bayu Ardi Isnanto - detikEdu
Selasa, 10 Des 2024 16:00 WIB
Daftar pustaka adalah kumpulan sumber yang digunakan sebagai referensi penulisan suatu naskah atau karya ilmiah. Simak cara menulis daftar pustaka dari jurnal.
Foto: Unsplash
Jakarta -

Dalam artikel ilmiah populer, pasti detikers menemukan pendapat ahli di dalamnya. Hal ini penting, salah satunya karena pendapat ahli menjadikan karya ilmiah tersebut menjadi valid.

Untuk lebih lengkapnya, simak artikel ini. Kita ulas alasan mengapa informasi yang dipaparkan dalam artikel ilmiah populer harus disertai dengan pendapat ahli, lengkap dengan cara mengutip pendapat ahli dan ciri-ciri artikel ilmiah populer.

Alasan Artikel Ilmiah Populer Harus Disertai Pendapat Ahli

Pendapat ahli sebetulnya tidak hanya ditemukan dalam artikel ilmiah populer, tetapi juga dalam berbagai karya ilmiah. Alasannya pun sama. Apa saja?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini alasan mengapa informasi yang dipaparkan dalam artikel ilmiah populer harus disertai dengan pendapat ahli:

1. Kredibilitas

Alasan pertama adalah kredibilitas. Dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan karya Dr Julhadi, MA, dkk, dijelaskan bahwa teori atau pendapat ahli menjadi pendukung dari setiap kalimat yang ditulis oleh peneliti.

ADVERTISEMENT

Dengan adanya pendapat ahli ini, baik berdasarkan buku maupun sumber lain, maka dapat menjadikan artikel ilmiah tersebut menjadi kredibel dan bisa dipercaya.

2. Menguji Variabel

Dalam suatu artikel ilmiah terdapat variabel-variabel yang perlu dibuktikan apakah hal tersebut fakta atau hanya asumsi belaka. Di sini teori atau pendapat ahli ditulis untuk menguji variabel sehingga dapat memberi kesimpulan apakah ada hubungan antar variabel atau tidak.

3. Menghindari Plagiarisme

Dikutip dari Panduan Menulis Esai Akademik Melalui Literasi Digital oleh Dr Abdul Haliq, SPd, MPd, dkk, penulis artikel ilmiah harus menyandingkan pendapat pribadi dengan pendapat ahli. Pendapat ahli ini juga menjadi penguat argumen tersebut.

Penulis tidak bisa mengklaim pendapat ahli dan menuliskannya tanpa sumber. Hal ini bisa dianggap sebagai plagiat dan membuat artikel tersebut tidak diakui.

Cara Mengutip Pendapat Ahli

Artikel ilmiah harus disertai pendapat ahli. Dalam menuliskan pendapat ahli, detikers tidak bisa sembarangan. Berikut ini cara mengutip pendapat ahli yang dilansir dari buku Metodologi Penelitian Pendidikan:

1. Kutipan Langsung

Detikers bisa menulis pendapat ahli sebagai kutipan langsung. Caranya dengan menyalin pendapat ahli secara sama persis, sesuai dengan yang tertulis pada sumber referensi.

Model ini biasa dipakai dalam karya ilmiah murni. Pendapat ahli ini ditulis dengan tanda kutip, font italic, dan menjorok ke dalam alinea utama paragraf seperti berikut:

"...pertukaran aspek kimiawi dalam udara kotor terjadi pada pagi hari Ketika embun mengikat debu dan polutan. Daun-daun jarum cemara udang (Casuarina equisetifolia sp.) akan bertindak memproduksi gutasi dan menangkap polutan dan debu tersebut dan perlahan menutup ruang gerak bagi polutan-polutan tersebut dalam jangka tertentu di pagi hari" (Danarto, 2007 : 237)

2. Kutipan Tidak Langsung

Cara kedua adalah menulis kutipan tidak langsung, yakni menyadur pendapat ahli atau melakukan parafrase dari paragraf atau kalimat yang tertera pada sumber utama. Cara penulisan ini lebih menyatu dengan paragraf karya penulis, sehingga cocok digunakan dalam artikel ilmiah populer.

Contoh:

Dalam penelitian ini saya ingin melakukan uji biokimia pada spesies cemara udang (Casuarina esquisetifolia sp.). untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi gutasi daun cemara udang terhadap polutan dan debu pada pagi hari (Danarto, 2007: 237). Praktik uji biokimia akan dilakukan pada pukul 04.00 hingga 06.00 untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Bibliografi

Selanjutnya, pendapat ahli bisa ditulis dalam bibliografi atau daftar pustaka yang ditulis di akhir karya ilmiah murni. Contohnya sebagai berikut:

  • Bloor, T., & Bloor, M. (2004). The functional analysis of english. Oxford University Press.
  • Coffin, C., Curry, M. J., Goodman, S., Hewings, A., Lillis, T., & Swann, J. (2005). Teaching Academic Writing: A Toolkit for Higher Education (0 ed.). Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203994894
  • Zemach, D. E., & Rumisek, L. A. (2005). Academic Writing: From paragraph to essay. MACMILLAN.

Ciri-Ciri Artikel Ilmiah Populer

Selain informasi di atas, detikers juga harus paham seperti apa artikel ilmiah populer itu. Berikut ciri-ciri artikel ilmiah populer yang dikutip dari buku Teknik Membaca karya Nurhadi:

  • Artikel berupa informasi yang sifatnya ilmiah, tetapi sajian pembahasannya dikemas secara populer.
  • Tulisan artikel ditujukan bagi pembaca awam, sehingga dapat lebih mudah dipahami.
  • Biasanya berisi temuan-temuan ilmiah atau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.
  • Diterbitkan dalam rubrik khusus di koran, majalah, atau portal berita online.
  • Tidak mencantumkan rujukan atau daftar pustaka secara eksplisit. Pendapat ahli biasanya ditulis dengan kalimat tak langsung.
  • Tulisan ekspositori yang murni bersifat informatif.
  • Memakai aturan penulisan karya ilmiah yang telah disesuaikan dengan gaya penulisan media penerbitnya.
  • Bahasa yang dipakai lebih populer dan mudah dipahami.

Pendapat ahli dalam artikel ilmiah populer menegaskan kebenaran, kepastian, dan kredibilitas tulisan. Ketiadaan opini ahli berisiko menimbulkan keraguan pada informasi yang disampaikan dalam tulisan.




(bai/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads