Seorang ahli kimia dan fisika dari Inggris, Michael Faraday mengemukakan hukum elektrolisis yang dikenal dengan "Hukum Faraday" pada 1883. Dalam hal ini, elektrolisis terdiri dari massa zat hasil, volume gas hasil, jumlah mol elektron kuat arus, dan waktu elektrolisis.
Hukum Faraday dibagi menjadi dua bagian, yakni Hukum Faraday I dan Hukum Faraday II. Lantas, apa itu Hukum Faraday? dan Bagaimana penerapannya?
Untuk memahaminya, berikut pengertian; bunyi; rumus; dan contoh dari Hukum Faraday, simak sampai habis ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Hukum Faraday
Menurut "Studi Pengurangan Arus Inrush Transformator dengan Metode Sequential Phase Energization Tanpa Beban Menggunakan Software ATP-EMTP", yang diterbitkan oleh Universitas Islam Indonesia pada 2019 oleh Unggul Aribowo dan Wahyudi Budi Pramono, Hukum Faraday adalah hukum yang mempelajari mengenai proses terjadinya medan magnet yang disebabkan oleh arus listrik.
Hukum Faraday juga biasa disebut dengan "Hukum Induksi Elektromagnetik" yang mengacu pada peristiwa yang menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik di dalam lilitan apabila terjadi perubahan fluks di dalam sebuah inti transformator.
Dalam hal ini, fluks diartikan sebagai jumlah garis gaya yang melintasi sebuah bidang tegak lurus terhadap garis gaya magnetic. Perubahan fluks ini akan menyebabkan terjadinya gerak listrik yang diinduksi secara statis.
Bunyi Hukum Faraday
Mengutip Modul Pembelajaran SMA Kimia pada 2020 karya Arni Wijayati, Hukum Faraday dibagi menjadi dua bagian, yakni Hukum Faraday I dan Hukum Faraday II, di antaranya:
Hukum Faraday I
Hukum Faraday I menyatakan bahwa massa zat yang diendapkan atau dilarutkan sebanding dengan muatan yang dilewatkan dalam sel dan massa ekivalen zat tersebut.
Hukum Faraday II
Hukum Faraday II menyatakan bahwa massa zat yang dihasilkan pada suatu elektroda selama elektrolisis (W) berbanding lurus dengan massa ekivalen (e) zat tersebut.
Dalam hal ini, apabila beberapa sel elektrolisis disusun secara seri atau arus listrik sama, maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan akan sama dengan perbandingan massa ekivalennya masing-masing.
Rumus Hukum Faraday
Hukum Faraday I
W = e . i . t / F
Keterangan:
- W: massa zat yang dihasilkan (gram)
- e: massa ekuivalen
- i: kuat arus (ampere)
- t: waktu (sekon)
- F: tetapan Faraday yaitu 96.500 Coulomb/mol
Hukum Faraday II
W1 / W2 = e1 / e2
Keterangan:
- W1: massa zat 1 (gram)
- W2: massa zat 2 (gram)
- e1: massa ekuivalen zat 1
- e2: massa ekuivalen zat 2
Contoh Hukum Faraday
Mengutip dari Science in School, berikut beberapa contoh dari penerapan Hukum Faraday dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
Contoh 1: Kompor Induksi
Penggunaan kompor induksi adalah salah satu contoh penerapan Hukum Faraday dalam kehidupan sehari-hari. Kompor ini memiliki kumparan yang dialiri arus listrik bolak-balik untuk menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini kemudian menginduksi fluks magnet pada panci sehingga menghasilkan panas untuk memasak.
Contoh 2: Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik, baik hidroelektrik, nuklir, maupun termal menggunakan generator untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator ini terdiri dari kumparan kawat yang berputar dalam medan magnet. Medan magnet ini kemudian menginduksi listrik dalam kawat sehingga menghasilkan energi untuk menyalakan lampu.
Contoh 3: Mesin Motor
Mesin motor sering kali digunakan dalam berbagai peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, lemari es, hingga mesin cuci. Motor ini menggunakan Hukum Faraday untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan kawat di medan magnet, gaya yang dihasilkan membuat mesin berputar.
(nah/nah)