La Nina Diprediksi Hadir hingga Februari 2025, Ini Dampak Positif dan Negatifnya

ADVERTISEMENT

La Nina Diprediksi Hadir hingga Februari 2025, Ini Dampak Positif dan Negatifnya

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 16 Nov 2024 17:00 WIB
Warga berjalan menggunakan payung saat hujan mengguyur kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (11/11/2024).
La Nina tingkatkan curah hujan. Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina akan hadir di Indonesia hingga Februari 2025. Hal ini berarti Indonesia akan menghadapi musim yang lebih basah dan curah hujan yang lebih tinggi.

La Nina adalah kejadian anomali iklim global yang ditandai keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada suhu normalnya.

La Nina mempunyai siklus setiap 3-7 tahun sekali. La Nina dapat meningkatkan curah hujan bulanan sampai 40%. Dikutip dari unggahan resmi Instagram BMKG, La Nina merupakan peristiwa menyimpangnya perilaku lautan di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yang ditandai dengan suhu muka lautan yang lebih dingin dibandingkan normalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika terjadi La Nina, laut di Pasifik bagian timur (Amerika Selatan) jadi lebih dingin ketimbang normal. Sementara, laut di Pasifik bagian barat (Indonesia) menjadi lebih hangat daripada normalnya. Oleh sebab itu, penguapan dan pembentukan awan hujan di atas wilayah Indonesia mengalami peningkatan dan menyebabkan curah hujan meningkat.

Dampak La Nina di Indonesia

Dampak Positif

1. Pada Sektor Pangan

  • Curah hujan yang lebih tinggi akan meningkatkan ketersediaan air untuk irigasi, khususnya untuk lahan tadah hujan.
  • Peningkatan ketersediaan air dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

2. Pada Sektor Air

  • Waduk, embung, dan bendungan akan terisi lebih cepat dan membantu menjaga cadangan air untuk musim kemarau.
  • Peningkatan ketersediaan air akan meningkatkan pula akses air bersih bagi masyarakat.

3. Pada Sektor Energi

  • Ketersediaan air yang berlimpah akan menjamin pembangkit listrik tenaga air untuk beroperasi secara maksimal.

Dampak Negatif

1. Pada Sektor Pangan

  • Melimpahnya air hujan akan meningkatkan risiko banjir di lahan pertanian, sehingga dapat memicu gagal panen.
  • Tanaman akan rentan terkena penyakit yang berkembang pada kondisi lembap.

2. Pada Sektor Air

  • Curah hujan yang berlebih akan menyebabkan banjir di sekitar waduk atau bendungan yang meluap, dan menimbulkan erosi tanah.
  • Banjir dan longsor dapat merusak infrastruktur air dan sumber mata air bersih.

3. Pada Sektor Energi

  • Banjir yang tidak terkendali dapat mengganggu operasional pembangkit listrik dan infrastruktur jaringan energi.
  • Kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan gangguan di fasilitas energi yang berlokasi di dataran rendah.



(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads