Membongkar Rahasia Alam Liar dengan Teknologi Pelacak Hewan

ADVERTISEMENT

Membongkar Rahasia Alam Liar dengan Teknologi Pelacak Hewan

Hani Muthmainnah - detikEdu
Jumat, 15 Nov 2024 19:00 WIB
Dikenal sebagai burung endemik Pulau Jawa, populasi Gelatik Jawa kian menyusut dan terancam punah. Hal itu salah satunya terjadi akibat perburuan liar.
Ilustrasi hewan di alam liar Foto: ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYA
Jakarta -

Biologer merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang perilaku hewan liar. Ini merupakan salah satu inovasi yang menarik karena menggunakan pelacak hewan atau yang biasa disebut dengan Biologer. Perangkat ini dapat memberikan data yang mendetail bagaimana hewan bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Apa itu Biologger?

Biologger adalah alat yang dipasang pada hewan untuk mengumpulkan data tentang perilaku, pergerakan, dan bahkan kondisi fisiologis mereka. Dengan menggunakan biologger, peneliti dapat mengumpulkan informasi yang lebih akurat bagaimana cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya, terutama dalam konteks perubahan iklim dan dinamika ekosistem.

Menguji Teori Melalui Data Biologging

Roxanne Beltran, seorang ahli ekologi dari UC Santa Cruz menjelaskan bahwa penting bagi kita untuk menggunakan data biologging. Daripada hanya mendeskripsikan data yang dikumpulkan, lebih baik peneliti membuat hipotesis baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, jika kita berasumsi bahwa hewan lebih berani mencari makan saat mereka merasa lapar, biologger dapat membantu menguji asumsi ini dengan mengukur perilaku dan kondisi fisik hewan tersebut.

Dengan menganalisis data yang dihasilkan biologger, para peneliti dapat menyusun argumen yang lebih kuat tentang perilaku hewan. Contohnya, studi tentang anjing laut gajah menunjukkan bahwa hewan tersebut berhenti berenang dan mulai melayang di bawah dengan lebih banyak lemak cenderung mencari makan di malam hari. Sedangkan yang memiliki sedikit lemak memilih untuk makan saat siang hari, meskipun risiko dimangsa akan lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

Melalui studi kasus seperti pada anjing laut gajah dan burung bagau trompet, para peneliti menunjukkan bagaimana data biologging dapat memperdalam pemahaman kita tentang hubungan antara fisiologi hewan dan perilaku mereka.

Dengan cara ini, biologging menjadi alat yang sangat berharga untuk menguji hipotesis dan menyempurnakan teori ekologi yang telah ada.

Pada penemuan anjing laut yang melayang saat tidur menimbulkan hipotesis baru tentang bagaimana hewan mengatur waktu istirahat dan mencari makan berdasarkan kondisi tubuh mereka.

Penelitian ini mempertimbangkan bahwa hewan yang lebih fit berusaha menghindari risiko sambil tetap mendapatkan cukup makanan. Ini menunjukkan bagaimana kondisi fisik memengaruhi pengambilan keputusan di alam liar.

Beltran juga menekankan pentingnya inklusi dalam penelitian. Dia mendorong akses terbuka ke data biologger agar lebih banyak ilmuwan, termasuk mereka yang tidak memiliki akses ke teknologi mahal, dapat berkontribusi dalam penelitian ini.

Masa Depan Biologging

Ke depannya, peneliti berharap dapat memperluas penggunaan biologger dengan mengembangkan teknologi yang lebih canggih. Melalui penandaan predator dan mangsa yang digunakan secara bersamaan, para peneliti dapat mensimulasikan interaksi dalam ekosistem. Tidak hanya itu, para peneliti juga dapat menguji bagaimana perubahan lingkungan mempengaruhi perilaku hewan.

Sistem ini membantu peneliti memahami perubahan populasi dan komunitas dalam menghadapi perubahan iklim. Para peneliti percaya bahwa ketika ilmu biologi berkembang, penggunaan biologger juga akan semakin penting.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads