Buku Ini Dilarang Beredar dan Semua Cetakannya Dihancurkan, Mengapa?

ADVERTISEMENT

Buku Ini Dilarang Beredar dan Semua Cetakannya Dihancurkan, Mengapa?

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Rabu, 13 Nov 2024 07:30 WIB
Ilustrasi Pembakaran Buku.
Ilustrasi penghancuran buku dengan cara dibakar. Foto: Wikimedia Commons/Karl Aspelin
Jakarta -

Pelarangan buku di Tanah Air telah dimulai sejak 1959. Ratusan judul buku dilarang terbit atau beredar karena berbagai alasan, dan salah satu korbannya yaitu karya dari sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Jauh sebelum itu, ternyata pelarangan buku bukanlah hal baru di dunia. Sejarah mencatat terdapat sebuah buku yang pertama dilarang beredar dalam sejarah modern. Buku apa itu dan apa alasannya?

Buku Pertama yang Dilarang pada Masa Modern

Adalah buku New English Canaan yang ditulis oleh Thomas Morton, dianggap sebagai buku pertama yang dilarang dalam sejarah modern, mengutip situs Smithsonian Magazine.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

New English Canaan diterbitkan pertama kali pada 1637 M di Amsterdam. Namun tak lama setelah terbit, buku tersebut dilarang oleh kaum Puritan. Menurut KBBI, kaum Puritan adalah sekelompok orang yang hidup saleh dan menganggap kemewahan dan kesenangan sebagai dosa.

Buku New English Canaan terdiri dari tiga jilid, yang masing-masing volumenya berisi:

ADVERTISEMENT
  • Jilid 1: tentang sejarah, kepercayaan, dan praktik penduduk asli Amerika.
  • Jilid 2: tentang tanah, satwa liar, fauna, batu, dan mineral di New England.
  • Jilid 3: tentang sejarah kaum separatis dan Puritan di New England tahun 1620-1630 M.

Mengapa Buku Itu Dilarang?

Alasan New English Canaan dilarang karena bagian akhir buku menawarkan kritik pedas terhadap kaum Puritan dan masyarakat yang mereka bangun di New England, termasuk perlakuan mereka terhadap penduduk asli Amerika.

Kaum Puritan merupakan anggota mazhab Protestan yang pernah berkembang pada abad ke-16 dan ke-17 di Inggris. Dari Inggris, mereka berlayar ke New England, wilayah Amerika Serikat bagian timur laut, pada tahun 1630.

Mereka ingin mendirikan negara Kristen baru yang berpedoman pada perjanjian mereka dengan Tuhan. Mematuhi kepercayaan yang ketat tentang cara hidup dan beribadah, serta berpendirian bahwa kemewahan dan kesenangan adalah dosa. Sampai-sampai hiburan tidak diizinkan kecuali kebaktian.

Puritan tidak akur dengan penduduk asli Amerika. Bahkan perlakuan mereka juga kasar terhadap pribumi. Berbeda dengan Morton yang berbaur dan ramah kepada mereka serta semua kepercayaan agama ditoleransi. Ia juga sosok yang hedonis dan senang berpesta sehingga tidak disukai kaum Puritan.

Sekitar tujuh tahun setelah kedatangan Puritan ke New England, Morton menerbitkan buku New English Canaan yang isinya dianggap mengancam dan dipandang sebagai serangan terhadap moralitas kaum Puritan.

Akhirnya, buku itu dilarang beredar dan Morton diasingkan ke sebuah pulau lalu dibawa kembali ke negara asalnya yaitu Inggris. Dia pun datang lagi ke New England, tepatnya Massachusetts, tapi diusir kembali hingga kematiannya pada 1643.

Dilansir situs World History Encyclopedia, buku New English Canaan disebutkan telah dicetak sebanyak 400 eksemplar tapi segera disita oleh pemerintah Inggris kala itu. Beberapa bukunya berhasil beredar dan sisanya sudah dihancurkan.

Hingga sekarang, diketahui masih ada 16 salinan asli dari buku Morton tersebut. Sebagian disimpan di museum dan lembaga-lembaga di Amerika Serikat. Salinan lain yang tidak diketahui secara luas dianggap sebagai buku paling berharga di pasar barang antik.




(azn/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads