Prof Soemantri, Ayah Mendikti Saintek yang Pernah Jadi Mendikbud di Era Soeharto

ADVERTISEMENT

Prof Soemantri, Ayah Mendikti Saintek yang Pernah Jadi Mendikbud di Era Soeharto

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 22 Okt 2024 16:30 WIB
Prof Soemantri Brodjonegoro
Prof Soemantri Brodjonegoro. Foto: Buku Kabinet Pembangunan II Republik Indonesia beserta Daftar Alamat Pejabat-Pejabat Pemerintah Republik Indonesia (1973) via Wikimedia Commons
Jakarta -

Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro kembali ke jajaran pemerintahan bidang pendidikan tinggi di Indonesia. Keluarga sosok Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) terkini itu pun pernah menempati posisi-posisi utama dalam kementerian pendidikan kebudayaan maupun riset.

Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Adik bungsunya, Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro merupakan mantan Menteri Keuangan (2014-2016), Menteri PPN/Kepala Bappenas (2016-2019), dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) masa jabatan 2019-2021.

Selain itu, ayah Mendikti Saintek juga pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan II masa jabatan 28 Maret 1973 hingga 18 Desember 1973. Dialah almarhum Prof Dr Soemantri Brodjonegoro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof Soemantri Brodjonegoro

Keluarga Mendikti Saintek erat dengan dunia pendidikan. Ayahnya, Prof Soemantri pernah menempati dua kali masa jabatan sebagai rektor Universitas Indonesia (UI), yakni pada 1964-1968 dan 1968-1973.

Prof Soemantri lahir di Semarang, 3 Juni 1926. Ayah Prof Soemantri, Sutedjo Brodjonegoro merupakan guru Hollands Inlandsche School (HIS) di Semarang yang selanjutnya diangkat jadi Kepala Sekolah HIS di Solo.

ADVERTISEMENT

Prof Soemantri merupakan mantan mahasiswa Technische Hoogeschool (THS) Bandung, lembaga pendidikan yang kemudian bernama Fakultas Teknik UI, dan selanjutnya bernama Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia memilih jurusan chemical engineering.

Tak lama setelah masuk THS Bandung, diakibatkan revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, Prof Soemantri ikut berjuang. Ia meninggalkan Bandung menuju Yogyakarta.

Awalnya Prof Soemantri menyumbang tenaga sebagai pendidik di salah satu SMA selama 1 tahun. Kemudian ia masuk Korp Mahasiswa di Jawa Tengah yang bernama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) pada 1947.

Pada 1947 Prof Soemantri bertugas sebagai Perwira Staf Brigade XVII berpangkat kapten.

Saat ditugaskan menumpas pemberontakan PKI di Madiun, ia terperangkap dan nyaris dihukum mati. Untungnya pasukan Siliwangi segera datang dan menumpas pemberontakan.

Dikutip dari buku Menteri-menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sejak Tahun 1966 oleh S Sumardi dkk, pada masa perang kemerdekaan, Prof Soemantri pernah menjadi Ajudan Kolonel AH Nasution. Sesudah perang kemerdekaan, ia berkesempatan melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Teknik Universitas Delft, Belanda sebagai mahasiswa tugas belajar Angkatan Perang RI.

Setelah menyelesaikan studi di Belanda dia kembali ke Indonesia. Pertama-tama, Prof Soemantri menjadi dosen, selanjutnya menjadi Guru Besar Teknik Perminyakan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam UI di Bandung (sekarang menjadi bagian ITB).

Prof Soemantri pernah menjabat sebagai pembantu dekan dan pembantu rektor bidang akademis ITB. Selanjutnya dia diangkat sebagai rektor UI. Usianya baru 38 tahun dan hingga saat ini ia tercatat sebagai Rektor UI termuda dalam sejarah.

Keahliannya banyak memberi manfaat bagi lembaga-lembaga pengetahuan di Indonesia pada masa lampau. Ia juga merupakan peletak dasar proyek-proyek penelitian yang berkembang di Indonesia.

Pada sektor pemerintahan, Prof Soemantri pernah menjadi Menteri Pertambangan dalam Kabinet Ampera pada 1967 dan Menteri Pertambangan Kabinet Pembangunan I.

Presiden Soeharto lantas menunjuknya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Pembangunan II pada 28 Maret 1973. Namun, belum menuntaskan jabatannya Prof Soemantri tutup usia pada 18 Desember 1973 karena sakit.

Atas berbagai jasanya, pada 1972 Pemerintah menganugerahkan Bintang Mahaputra Adhipradana II di samping anugerah Bintang lainnya.




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads