Fadli Zon Jadi Menteri Kebudayaan Pertama, Sebut Rencana Omnibus Law Budaya

ADVERTISEMENT

Fadli Zon Jadi Menteri Kebudayaan Pertama, Sebut Rencana Omnibus Law Budaya

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 21 Okt 2024 20:20 WIB
Presiden RI Prabowo Subianto menunjuk Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan yang tugasnya akan dibantu oleh Giring Ganesha atau yang dikenal sebagai Giring Nidji selaku wakil menteri.
Begini rencana Menteri Kebudayaan pertama RI Fadli Zon soal artefak museum, royalti musisi, hingga Omnibus Law untuk bidang kebudayaan. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto memecah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi 3 kementerian. Tiga kementerian itu adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan.

Dalam sejarah berdirinya republik ini, pertama kalinya diangkat seorang menteri yang khusus mengurusi bidang kebudayaan. Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Fadli Zon ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan pertama sejak 2024.

"Prabowo Subianto sebagai presiden mempunyai komitmen untuk memajukan kebudayaan Indonesia yang sangat kaya karena kemudian menjadikan Kementerian Kebudayaan ini terpisah sendiri," kata Fadli Zon usai serah terima jabatan dengan eks Mendikbudristek Nadiem Makarim di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Selasa (21/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira ini adalah juga satu tonggak sejarah, untuk pertama Kementerian Kebudayaan menjadi kementerian tersendiri sehingga lebih fokus mengurus kebudayaan kita yang sangat kaya," ucapnya.

Rencana Menteri Kebudayaan Pertama

Omnibus Law Kebudayaan

Fadli Zon menyinggung rencana pembuatan omnibus law kebudayaan, yang akan menjadi undang-undang tunggal yang mencakup berbagai aspek kebudayaan, seperti cagar budaya, perfilman, pemajuan kebudayaan, museum, dan musik.

ADVERTISEMENT

"Ini masih gagasan, masih ide, kita berharap nanti ada semacam omnibus law kebudayaan, sehingga Undang-Undang kebudayaan itu satu lah, semua dimasukkan ke situ," ucapnya.

Fadli Zon juga berencana melakukan pertemuan dengan para pelaku budaya dari seni tradisional, film, musik, dan pertunjukan untuk menyerap aspirasi terhadap keberadaan Kementerian Kebudayaan.

Melanjutkan Repatriasi Benda Budaya Nusantara

Ia juga menekankan pentingnya diplomasi kebudayaan ke depannya dalam upaya repatriasi benda-benda budaya penting yang berada di luar negeri. Beberapa di antaranya seperti keris Diponegoro dan Teuku Umar.

"Belum lagi beberapa yang ada di Tropen Museum dan beberapa museum lain," ucapnya.

Penyelesaian Isu Royalti Musik

Terkait dengan royalti musik, Fadli Zon menyatakan perlunya melibatkan para pemangku kepentingan, seperti pencipta lagu, penyanyi, dan label, untuk mencari solusi atas masalah yang belum terselesaikan ini.

Ia berencana mengundang pelaku-pelaku industri musik yang aktif bicara soal royalti, termasuk musisi, pencipta lagu, penyanyi, maupun label.

"Saya kira ini hal yang penting, sehingga mereka diapresiasi. Apalagi sekarang ada media-media baru. Seperti media digital Youtube, Spotify, dan lain-lain; bagaimana mereka juga mendapatkan manfaat royalti dari media-media baru ini," ucapnya.

Revitalisasi Museum

Fadli Zon juga menyebut soal revitalisasi museum-museum di Indonesia agar dapat lebih atraktif dan interaktif, terutama bagi generasi muda.

"Jadi museum kita harus tampil, menyesuaikan diri, beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, misalnya tampilan digitalnya, narasinya. Bukan hanya artefaknya saja. Artefaknya harus dinarasikan supaya bisa interaktif, bisa dinikmati Gen Z, Millennials," ucapnya.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads