- Pengertian Pembelajaran Kontekstual Menurut Para Ahli 1. Sri Utaminingsih & Naela Khusna Faela Shufa 2. Elaine B. Johnson 3. Wina Sanjaya
- Tujuan Pembelajaran Kontekstual
- Manfaat Pembelajaran Kontekstual
- Komponen Pembelajaran Kontekstual 1. Konstruktivisme (Constructivism) 2. Menemukan (Inquiry) 3. Bertanya (Question) 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) 5. Pemodelan (Modeling) 6. Refleksi (Reflection) 7. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
- Ciri-Ciri Pembelajaran Kontekstual 1. Kerja Kelompok 2. Kerja Sama 3. Menyenangkan 4. Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif 5. Tugas yang Bermakna 6. Pembelajaran dalam Konteks Nyata 7. Pengalaman yang Bermakna
Pendidikan di Indonesia masih menghadapi banyak kekurangan, terutama dalam hal keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Seringkali, guru lebih mendominasi di kelas, baik itu dalam berbicara, memberikan pendapat, atau memberikan ide. Situasi ini dapat menghambat partisipasi aktif siswa dan membuat siswa merasa kurang terlibat dalam pembelajaran.
Ternyata, masalah ini bisa diatasi dengan menerapkan Contextual Teaching and Learning atau pembelajaran kontekstual. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pembelajaran kontekstual dan apa manfaatnya bagi siswa?
Simak artikel ini untuk lebih memahami dan terapan dalam pembelajaran ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Pembelajaran Kontekstual Menurut Para Ahli
1. Sri Utaminingsih & Naela Khusna Faela Shufa
Pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang menawarkan cara belajar yang menekankan pada makna dan pemahaman yang dalam.
2. Elaine B. Johnson
Pembelajaran kontekstual adalah proses pendidikan yang digunakan untuk menolong anak didik dalam melihat makna suatu pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Cara yang dipakai adalah dengan menghubungkan subjek-subjek akademik untuk dipelajari dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Wina Sanjaya
Pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan anak didik secara penuh. Untuk menemukan materi yang dipelajari sehingga mendorong anak didik menerapkan dalam kehidupan nyata.
Tujuan Pembelajaran Kontekstual
Tujuan dari pembelajaran kontekstual adalah untuk meningkatkan minat dan ketertarikan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga mereka dapat lebih menikmati pembelajaran. Selain itu, metode ini juga bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari, sehingga mereka tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami makna dari setiap pelajaran yang diberikan.
Manfaat Pembelajaran Kontekstual
1. Meningkatkan kemampuan berpikir
2. Memahami materi lebih baik
3. Kepedulian terhadap lingkungan
4. Meningkatkan Kreativitas
Komponen Pembelajaran Kontekstual
Dikutip dari laman Kementerian Agama terdapat tujuh komponen utama dalam model pembelajaran kontekstual, berikut penjelasannya:
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Pembelajaran berbasis konstruktivisme mendorong siswa untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka. Maksudnya, siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga menginterpretasikan dan memahami informasi melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (Inquiry)
Proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan menemukan informasi dengan cara berpikir yang sistematis, membuat siswa dilatih untuk mengamati, memahami, dan menyelesaikan masalah.
3. Bertanya (Question)
Tumbuhkan rasa ingin tahu siswa melalui dialog interaktif. Dengan bertanya, siswa didorong untuk mengkritisi pendapat atau teori, serta belajar lebih dalam.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Buatlah pembelajaran menjadi kolaboratif, seperti siswa belajar dalam kelompok yang beragam, di mana siswa yang lebih pintar membantu siswa yang masih belum paham.
5. Pemodelan (Modeling)
Dalam pembelajaran, siswa membutuhkan contoh yang jelas. Hal ini bisa berupa demonstrasi guru dalam melakukan suatu tugas, seperti teknik olahraga atau pengucapan kata dalam bahasa asing.
6. Refleksi (Reflection)
Proses untuk merenungkan apa yang telah terjadi. Contohnya, di akhir pelajaran, guru bisa memberikan waktu bagi siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka, baik melalui diskusi, jurnal, maupun feedback.
7. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)
Untuk mengevaluasi hasil belajar, perlu dilakukan penilaian yang mencerminkan kemampuan asli yang dimiliki siswa, bukan hanya melalui tes. Seperti pada proyek, presentasi, dan hasil kerja siswa.
Ciri-Ciri Pembelajaran Kontekstual
Sebelum menerapkan pembelajaran kontekstual, ada baiknya memahami terlebih dahulu karakteristiknya agar dapat mengetahui perbedaannya dengan metode pembelajaran lainnya. Menurut jurnal berjudul Pendekatan Contekstual Teaching Learning Hubungan Dengan Evaluasi Pembelajaran karya Hasnawati, terdapat tujuh karakteristik yang dapat diperhatikan.
1. Kerja Kelompok
Pembelajaran melibatkan kerja sama dengan kelompok, di mana siswa saling membantu dalam memahami materi.
2. Kerja Sama
Aspek pembelajaran yang menyenangkan melibatkan kebersamaan, kerja sama, dan saling pengertian antar siswa.
3. Menyenangkan
Dengan melaksanakan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, akan membuat siswa merasa betah dan antusias untuk belajar.
4. Pembelajaran yang Aktif dan Kreatif
Dengan melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif, akan mendorong siswa untuk berpartisipasi dan bekerja sama.
5. Tugas yang Bermakna
Berikan siswa tugas-tugas yang bermakna bukan hanya tugas biasa.
6. Pembelajaran dalam Konteks Nyata
Berikan pembelajaran dalam situasi yang nyata, sehingga siswa dapat belajar cara memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
7. Pengalaman yang Bermakna
Berikan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman penting bagi siswa, sehingga mereka bisa menghubungkan pembelajaran yang didapat dengan kehidupan sehari-hari.
(pal/pal)