Setiap tanggal 10 Oktober, dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Kesehatan mental menjadi sebuah hak asasi yang dimiliki setiap manusia.
Sehingga semua manusia yang ada di seluruh penjuru dunia, berhak mendapatkan tingkat kesehatan mental terbaik. Kesehatan mental yang baik memiliki peran penting dalam kesejahteraan hidup individu secara keseluruhan.
Sayangnya, World Health Organization menyebutkan satu dari delapan orang di dunia hidup dengan gangguan kesehatan mental. Akibatnya, kesejahteraan hidupnya terganggu dan mempengaruhi kesehatan fisik, interaksi sosial, bahkan mata pencaharian mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pentingnya kesehatan mental bagi seseorang membuat Federasi Kesehatan Mental Dunia atau World Federation for Mental Health (WFMH) menetapkan tanggal 10 Oktober sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Pada hari ini, setiap individu khususnya pemangku kepentingan dunia untuk meningkat kesadaran terhadap masalah kesehatan mental.
Namun sejak kapan peringatan ini dirayakan? Begini penjelasannya dikutip detikEdu, Kamis (10/10/2024).
Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia
Mengutip laman WFMH, Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati pertama kali pada 10 Oktober 1992. Awalnya, perayaan ini dimulai sebagai kegiatan tahunan WFMH dan ditetapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal saat itu, Richard Hunter.
Pada tahun 1994, atas usulan Sekretaris Jenderal Eugene Brody, WFMH menetapkan sebuah tema yang digunakan sebagai perayaan. Tema pertama yang diangkat adalah "Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia".
Dalam waktu tiga tahun, Hari Kesehatan Mental Sedunia akhirnya mendapat perhatian global. Hari ini juga menjadi kesempatan berharga bagi pemerintah, organisasi, atau individu dalam menyelenggarakan program yang berfokus pada aspek kesehatan mental.
Setiap tahunnya, kesadaran tentang penyakit mental di masyarakat dunia terus meningkat. Adapun daftar tema yang telah diangkat dalam perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia yakni:
- 1992-1993: Kegiatan Tahunan WFMH
- 1994: Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia
- 1996: Perempuan dan Kesehatan Mental
- 1997: Anak-anak dan Kesehatan Mental
- 1998: Kesehatan Mental dan Hak Asasi Manusia
- 1999: Kesehatan Mental dan Penuaan
- 2000-2001: Kesehatan Mental dan Pekerjaan
- 2002: Dampak Trauma dan Kekerasan pada Anak & Remaja
- 2003: Gangguan Emosional dan Perilaku Anak & Remaja
- 2004: Hubungan Antara Kesehatan Fisik dan Mental: gangguan yang terjadi bersamaan
- 2005: Kesehatan Mental dan Fisik Sepanjang Rentang Hidup
- 2006: Membangun Kesadaran-Mengurangi Risiko: Penyakit Mental & Bunuh Diri
- 2007: Kesehatan Mental di Dunia yang Berubah: Dampak Budaya dan Keberagaman
- 2008: Menjadikan Kesehatan Mental sebagai Prioritas Global: Meningkatkan Layanan melalui Advokasi dan Aksi Warga Negara
- 2009: Kesehatan Mental dalam Perawatan Primer: Meningkatkan Perawatan dan Mempromosikan Kesehatan Mental
- 2010: Kesehatan Mental dan Penyakit Fisik Kronis
- 2011: Dorongan Hebat: Berinvestasi dalam Kesehatan Mental
- 2012: Depresi: Krisis Global
- 2013: Kesehatan Mental dan Orang Lanjut Usia
- 2014: Hidup dengan Skizofrenia
- 2015: Martabat dalam Kesehatan Mental
- 2016: Pertolongan Pertama Psikologis dan Kesehatan Mental
- 2017: Kesehatan Mental di Tempat Kerja
- 2018: Kaum Muda dan Kesehatan Mental di Dunia yang Berubah
- 2019: Promosi Kesehatan Mental dan Pencegahan Bunuh Diri
- 2020: Kesehatan Mental untuk semua - Investasi yang lebih besar - Akses yang lebih besar
- 2021: Kesehatan Mental di Dunia yang Tidak Setara
- 2022: Jadikan kesehatan mental dan kesejahteraan untuk semua sebagai prioritas global
- 2023: Kesehatan Mental adalah Hak Asasi Manusia
- 2024: Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Di hari Kesehatan Mental Sedunia 2024, WFMH bersama World Health Organization (WHO) mengangkat tema Kesehatan Mental di Tempat Kerja. Disebutkan lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat memiliki peran penting dalam melindungi kesehatan mental pekerjanya.
Adapun poin penting yang ingin disampaikan dalam perayaan tahun ini adalah:
- Kesehatan mental dan pekerjaan saling berkaitan erat.
- Pekerja menghadapi risiko terhadap kesehatan mental, seperti diskriminasi, kondisi kerja yang buruk, atau otonomi yang terbatas.
- Kesehatan mental sangat berdampak pada pekerja jika tidak mendapat dukungan yang baik.
- Kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan penurunan kinerja, ketidakhadiran di tempat kerja, dan peningkatan pergantian staf. Depresi dan kecemasan diketahui menjadi penyebab hilangnya 12 miliar hari kerja setiap tahunnya.
- Stigma dan diskriminasi menciptakan hambatan terhadap pekerjaan.
- Pengusaha harus mendukung pekerja untuk berkembang di dalam pekerjaannya.
- Manajer harus diberi pelatihan untuk mengenali dan mengatasi pemicu stres di tempat kerja.
- Tindakan dan kolaborasi pemerintah terkait kebijakan untuk mencegah risiko kesehatan mental dibutuhkan.
- Pekerja harus tahu teknik mengelola stres dan tetap waspada terhadap perubahan dalam kesehatan mentalnya ketika bekerja.
Cara Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia
Organisasi Mental Health First Aid menyebutkan setidaknya ada 8 cara untuk peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, seperti:
1. Lakukan pengecekan kesehatan mental dan emosional diri sendiri.
2. Simpan kontak penting terkait organisasi bantuan kesehatan mental.
3. Uji pengetahuan diri sendiri tentang kesehatan mental.
4. Berbicara tentang kesehatan mental.
5. Bagikan cerita diri sendiri terkait kesehatan mental.
6. Berikan dampak pada komunitas salah satunya dengan menjadi sukarelawan.
7. Terus belajar agar mendapat banyak wawasan terkait kesehatan mental di tempat kerja.
8. Menghadiri berbagai acara terkait perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia.
Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia detikers!
(det/nwy)