Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan salah satu pilar utama dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Sebagai wujud penghormatan dan penghargaan atas jasanya, hari ulang tahun (HUT) TNI diperingati setiap tahun. HUT ke-79 jatuh pada Sabtu, 5 Oktober 2024.
Hari Ulang Tahun TNI tidak hanya menjadi momen untuk merayakan sejarah dan prestasi yang telah ditorehkan, tetapi juga untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya peran TNI dalam mempertahankan kemerdekaan dan stabilitas negara.
Bagaimana sejarah lahirnya Hari Ulang tahun TNI, dan apa saja rangkaian acara yang akan dilaksanakan pada tahun ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah TNI
Dalam laman Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dijelaskan, sejarah TNI bermula dari pembentukan Badan Keamanan rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945 dan diresmikan satu hari setelahnya oleh Presiden Sukarno. Sebelumnya pada 19 Agustus 1945, para pemimpin golongan muda mengusulkan pembentukan tentara Indonesia sebagai kelengkapan negara merdeka dan antisipasi ancaman Jepang.
BKR mengalami sejumlah perubahan nama hingga menjadi TNI seiring pengembangan fungsinya.
BKR
BKR terdiri dari pejuang kemerdekaan dengan beragam latar belakang. Kebanyakan di antaranya merupakan mantan prajurit Pembela Tanah Air (PETA), heiho (tentara pembantu), dan angkatan bersenjata kolonial Hindia Belanda (KNIL). Ada juga pelaut serta pemuda kampung dan desa yang bergabung sebagai anggota dikutip dari Wira Volume 56 No 40, September-Oktober 2015 oleh Kemenhan.
Kabar tentang BKR tidak sampai ke semua penjuru Indonesia. Namun, sejumlah daerah membentuk organisasi cikal bakal tentara Indonesia. Contohnya seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) Aceh dan Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) Palembang.
TKR
Kemudian, pada 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang diperingati sebagai HUT TNI.
Jenderal TKR Pertama
Mantan mayor KNIL asli Indonesia yang mendapat pangkat tertinggi sepanjang kekuasaan Belanda di Indonesia, Oerip Soemohardjo, diangkat Wakil Presiden RI Mohamad Hatta menjadi Kepala Staf Umum TKR.
Letnan Jenderal (Letjen) TKR Oerip Soemohardjo ditugaskan membentuk susunan tentara. Terbentuk 10 divisi di Jawa dan 6 divisi di luar Jawa, salah satunya dipimpin Kolonel Soedirman.
Presiden Sukarno semula mengangkat Supriyadi, tokoh pemberontakan Peta di Blitar, menjadi Menteri Keamanan Rakyat dan Pemimpin Tertinggi TKR. Namun, ia tidak muncul hingga awal November 1945.
Alhasil, Konfererensi TKR digelar di Yogyakarta, 12 November 1945. Soerdirman terpilih menjadi Pimpinan Tertinggi TKR, yakni Panglima Besar TKR berpangkat jenderal.
TKR Menjadi Tentara Keselamatan Rakyat
Nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) berdasarkan Penetapan Pemerintah No 2/SD 1946. Tujuannya untuk memperluas fungsi ketentaraan dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga keamanan rakyat Indonesia.
Per 8 Januari 1946, nama Tentara Kemanan Rakyat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Selaras dengan perubahan tersebut, nama Kementerian Keamanan Rakyat diganti menjadi Kementerian Pertahanan.
TRI
Pada 26 Januari 1946, Pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat penggantian nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Perubahan ini dilaksanakan seiring penyempurnaan organisasi tentara RI menurut standar internasional.
TNI
Sejumlah badan perjuangan rakyat dan laskar perjuangan terbentuk di masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Untuk menghindari kesalahpahaman antara TRI dan laskar-laskar tersebut, Presiden Sukarno menetapkan penyatuan TRI dan badan serta laskar perjuangan di daerah-daerah pada 15 Mei 1947.
Penyatuan TRI, badan, dan laskar perjuangan rakyat disahkan dengan berdirinya Tentara Nasional (TNI) pada 3 Juni 1947. TRI pun diubah menjadi TNI, sesuai Keputusan Presiden 3 Juni 1947 yang termuat dalam Berita Negara Tahun 1947 No. 24.
Dalam ketetapan tersebut, dinyatakan bahwa semua satuan Angkatan Perang dan satuan laskar yang menjadi TNI tunduk pada perintah dan instruksi pucuk pimpinan TNI. Presiden menetapkan Panglima Besar Angkatan Perang Jenderal Soedirman sebagai Kepala Pucuk Pimpinan TNI.
Mengapa HUT TNI Dilaksanakan pada 5 Oktober?
HUT TNI diperingati pada tanggal 5 Oktober karena tanggal ini menjadi momen penting dalam sejarah pertahanan Indonesia. Perubahan dari BKR menjadi TKR mencerminkan langkah awal formalisasi angkatan bersenjata yang lebih terstruktur dan terorganisir. Peringatan ini menjadi momen refleksi atas sejarah perjuangan serta pengorbanan para pejuang untuk meraih kemerdekaan dan menjaga integritas bangsa.
Tema HUT TNI Tahun Ini
Peringatan HUT ke-79 TNI mengangkat tema "TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawasi Suksesi Kepemimpinan Nasional untuk Indonesia Maju". Tema ini menyoroti peran penting TNI dalam mendukung transisi kepemimpinan dan menjaga stabilitas negara.
Perayaan HUT TNI 2024
Dikutip dari laman resminya, berbagai acara akan digelar dalam rangkaian HUT ke-79 TNI, mulai dari pameran alutsista, demo drone theatrical, terjun payung, aerobatic, dan demo bela diri. Puncak perayaan HUT ke-79 TNI akan digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, 5 Oktober 2024.
Sebelumnya pada Jumat, 4 Oktober 2024, akan dilaksanakan Ziarah Nasional dan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
(twu/twu)