Daya Saing Keahlian SDM Indonesia Peringkat 46 Dunia dan Nomor 3 di ASEAN

ADVERTISEMENT

Daya Saing Keahlian SDM Indonesia Peringkat 46 Dunia dan Nomor 3 di ASEAN

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 19 Sep 2024 15:00 WIB
Ranking daya saing keahliah SDM naik peringkat dunia.
Ranking daya saing keahliah SDM naik peringkat 46 dunia.Foto: dok. IMD World Talent Ranking
Jakarta -

Sebuah riset yang dilakukan oleh International Institute for Management Development (IMD) World Talent Ranking (WTR) 2024 menyebutkan tingkat daya saing keahlian sumber daya manusia (SDM) Indonesia naik ke peringkat 46 dunia di tahun ini. Peringkat RI 2024 naik satu tingkat dari tahun 2023 yakni 47.

WTR 2024 adalah pemeringkatan berdasarkan tingkat kemampuan dan keahlian tenaga kerja di suatu negara. Khususnya yakni kemampuan dalam hal mengisi lowongan pekerjaan baru dan kemampuan bisnis mengembangkan keterampilan karyawan yang ada.

Tahun ini, WTR mensurvei 67 negara dunia melalui 31 data statistik dan respon survei yang dikelompokkan dalam tiga indikator. Ketiganya yaitu tingkat investasi dan pengembangan talenta, kesiapan SDM, dan kemampuan suatu negara untuk menarik talenta asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arturo Bris, Direktur IMD World Competitiveness Center (WCC), menjelaskan setiap negara memiliki keadaan yang berbeda. Beberapa negara yang memiliki sistem pendidikan baik nyatanya bisa gagal dalam mempersiapkan SDM mereka. Akibatnya, talenta asing yang dipakai.

"Beberapa negara memiliki sistem pendidikan yang sangat baik, tetapi gagal mempersiapkan SDM mereka dan menarik talenta (asing) yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja," katanya dikutip dari keterangan yang diterima detikEdu, Kamis (19/9/2024).

ADVERTISEMENT

Daya Saing SDM Indonesia

Hasilnya, Indonesia berada di peringkat 46 dunia dan meraih peringkat ketika di sejumlah negara Asia Tenggara (ASEAN). Adapun daftar peringkat WTR 2024 di ASEAN yakni:

  • Singapura: Peringkat 2 dunia
  • Malaysia: Peringkat 33 dunia
  • Indonesia: Peringkat 46 dunia
  • Thailand: Peringkat 47 dunia
  • Filipina: Peringkat 63 dunia

Indonesia sebenarnya menjadi negara yang menarik daya tarik tenaga asing. Berdasarkan data WTR IMD, dalam kategori mengundang talenta berkualitas dari luar negeri, peringkat Indonesia naik drastis.

Sebelumnya pada 2024, pada kategori tersebut, RI menduduki peringkat 31 di tahun 2023. Pada 2024, RI menduduki peringkat 17.

Daya tarik Indonesia untuk tenaga kerja asing bahkan terbaik kedua di ASEAN setelah Singapura (peringkat 5 dunia).

Alasan mengapa banyak tenaga ahli asing ingin bekerja di Indonesia menurut WTR karena iklim bisnis dalam negeri yang baik. Dalam kategori iklim bisnis, Indonesia berada di peringkat 9 dunia.

PR Daya Saing SDM RI

Meski kini banyak tenaga ahli Indonesia yang pindah ke negara lain, hal ini tidak mengurangi tingkat daya saing SDM di Indonesia secara keseluruhan. IMD menyatakan dua hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan daya saing talenta SDM Indonesia yakni:

1. Tingkat Kesiapan Tenaga Kerja

Indonesia masih perlu meningkatkan jumlah mahasiswa asing yang mengenyam pendidikan di Indonesia serta meningkatkan skor Programme for International Student Assessment (PISA). PISA adalah penilaian untuk mengevaluasi sistem pendidikan suatu negara yang mengukur kemampuan murid sekolah berusia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca.

Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam Rilis PISA 2022 pada Desember 2024 lalu menjelaskan tingkat PISA Indonesia naik 5-6 posisi dibanding 2018.

"Alhamdulillah peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5-6 posisi dibandingkan tahun 2018," katanya dikutip dari arsip detikEdu.

Adapun besaran PISA per kepandaian yakni:

Literasi

Skor literasi Indonesia mengalami di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding tahun 2018. Secara internasional, skor literasi membaca mengalami penurunan 18 poin sedangkan Indonesia hanya mengalami penurunan 12 poin.

Matematika

Secara umum di seluruh dunia, skor matematika turun 21 poin, tetapi Indonesia hanya turun 13 poin. Sehingga, Indonesia secara signifikan melakukan pemulihan jauh lebih baik dari rata-rata internasional.

Sains

Literasi sains Indonesia naik 6 posisi dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan secara internasional, Indonesia mengalami penurunan 12 poin.

2. Investasi dan Pengembangan Pendidikan Indonesia Stagnan

IMD menilai total anggaran pendidikan tiap siswa di Indonesia masih kurang. Dalam kategori ini Indonesia meraih peringkat 62 dari 67 negara.

Secara keseluruhan, total anggaran pendidikan Indonesia juga dinilai masih rendah. Sehingga Indonesia mendapat peringkat 61 dari 67 negara.

Meski demikian, Bris berpendapat besarnya persentase anggaran pendidikan dari PDB tidak terlalu berpengaruh kuat pada kualitas SDM suatu negara. Tetapi indikator yang lebih kuat pengaruhnya kepada kualitas talenta SDM adalah anggaran pendidikan per siswa, jumlah siswa dalam satu kelas, dan gaji guru.

"Jadi, faktor yang mempengaruhi bukan soal seberapa besar angka anggaran yang diberikan, tapi seberapa baik mengelolanya," kata Bris.

Belajar dari Keberhasilan Singapura

Tidak hanya meraih hasil baik di tingkat ASEAN, Singapura berada di posisi kedua dunia. Peringkat ini diterima lantaran kesiapan dan tingginya keterampilan tenaga kerja di negara itu.

Adapun berbagai hal yang terus diperhatikan Singapura untuk meningkatkan daya saing SDM-nya yakni:

  • Tingkat pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi (peringkat 1 dunia)
  • Ketersediaan tenaga kerja terampil (peringkat 1 dunia)
  • Ketersediaan keterampilan keuangan (peringkat 1 dunia)
  • Ketersediaan manajer senior dengan pengalaman internasional yang signifikan (peringkat 2).

Dengan keberhasilan itu, Singapura selalu memiliki talenta SDM yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Kuatnya pasar tenaga kerja ini adalah hasil dari kesigapan sistem pendidikan yang dibuat dengan baik oleh pemerintah negara tersebut.

Menurut Bris, pemerintah Singapura selalu responsif agar tenaga kerja di negara itu memiliki keahlian yang mumpuni terhadap perkembangan teknologi terbaru. Hal ini bisa menjadi contoh baik bagi Indonesia.

"Ketika ada perkembangan teknologi baru, mereka segera memasukkannya ke dalam kurikulum. Saya kira ini yang bisa dicontoh oleh negara Asia Tenggara lain, termasuk Indonesia." tutup Bris.




(det/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads