Para arkeolog menemukan bengkel pewarna ungu berusia 3.600 tahun di Pulau Aegina, Yunani. Uniknya, pewarnaan ungu itu berasal dari hewan moluska siput.
Penggalian di pinggiran timur Aegina Kolonna, menemukan dua bangunan era Myceneaean Awal itu diduga berasal dari Zaman Perunggu, sekitar abad ke-16 SM. Bangunan yang lebih tua ditafsirkan sebagai lokasi produksi pewarna ungu. Hal ini karena ditemukan pecahan keramik yang mengandung pigmen ungu dalam jumlah yang dapat dianalisis, cangkang moluska dalam jumlag besar dan beberapa fasilitas fungsional.
Hal tersebut tertulis dalam laporan penelitian berjudul "More than just a color: Archaeological, analytical, and procedural aspects of Late Bronze Age purple-dye production at Cape Kolonna, Aegina" yang ditulis ilmuwan dari Universitas Paris Lodron di Salzburg, Lydia Berger dan rekan-rekannya dalam jurnal PLOS ONE yang diterbitkan 12 Juni 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analisis kimia mengungkapkan bahwa pewarna ungu itu berasal dari hewan moluska siput bergaris (Hexaplex trunculus) yang memang ditemukan hidup di Mediterania. Keberadaan alat penghancur dan lubang pembuangan limbah memberikan wawasan tentang proses teknis produksi pewarna.
Selain itu, sisa-sisa kerangka anak babi, kambing, atau domba yang terbakar parah ditemukan di area bengkel. Peneliti berhipotesis bahwa ini bisa jadi sisa-sisa hewan yang dikorbankan secara ritual sebagai persembahan spiritual untuk melindungi lokasi produksi, sebuah praktik yang diketahui dari situs budaya lain, meskipun hubungan pasti antara tulang-tulang ini dan produksi pewarna belum sepenuhnya jelas. Bukti tersebut mungkin lebih baik dijelaskan oleh kegiatan ritual yang ditujukan proses kerja bengkel pewarna ungu, daripada oleh praktik konsumsi makanan normal.
Jadi,keberadaan bengkel pewarna di situs ini disimpulkan dari tiga bukti utama: pigmen ungu yang diawetkan pada pecahan keramik, yang kemungkinan merupakan sisa-sisa wadah pewarna; peralatan pewarnaan, termasuk batu gerinda dan lubang pembuangan; dan cangkang siput laut yang dihancurkan tubuhnya dan dipanen untuk pigmen ungu ini.
Situs ini memberikan wawasan berharga tentang peralatan dan proses produksi pewarna ungu peradaban Mycenaean/Mikenai pada akhir Zaman Perunggu di masa Yunani kuno. Penelitian lebih lanjut mungkin mengungkap lebih banyak informasi tentang skala produksi pewarna di Kolonna Aegina, detail prosedur di lokasi, dan penggunaan pewarna ini dalam perdagangan regional.
(nwk/nwk)