Google doodle hari ini memperingati rendang. Daging dengan bumbu yang ditambahkan santan. Rendang atau randang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2013 lalu melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 238/M/2013.
Kuliner tradisional khas Sumatra Barat itu berasal dari abad ke-16. Dikutip dari Google Doodles, walaupun orang Minangkabau meminjam teknik kari seperti menggunakan banyak rempah dan santan, mereka memasak hidangan tersebut lebih lama hingga kuahnya menghitam.
Antara migrasi dan perdagangan yang berkembang pesat di Asia Tenggara, rendang menjadi populer di negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Berbagai budaya juga telah memberikan sentuhan mereka pada hidangan klasik ini. Misalnya, Filipina menggunakan rempah-rempah asli yang dicampur dengan palapa dan menambahkan gula muscovado.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal Usul Rendang
Penyebutan Rendang
Dalam bahasa Minangkabau, rendang disebut rondang. Makanan khas Minangkabau ini amat dikenal baik di dalam ataupun di luar negeri sebagai masakan dari Padang, sehingga kerap penyebutannya adalah rendang Padang, bukan rendang Minangkabau.
Padahal, daerah yang menghasilkan rondang adalah seluruh daerah yang ada di Sumatra Barat, tidak hanya kota Padang.
Dikutip dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia, rendang atau rondang adalah istilah yang digunakan secara umum di Minangkabau untuk menyebutkan salah satu makanan atau masakan sebagai lauk saat makan nasi.
Rendang mempunyai sebutan berbeda-beda dalam masing-masing subsuku bangsa di Minangkabau. Ada yang menyebut rondang, andang, dan ondang. Penyebutannya tergantung dialek setiap daerah.
Sementara penyebutan rendang Padang dilakukan oleh orang di luar Sumatra Barat. Selain lebih mengenal orang Minangkabau sebagai orang Padang, juga karena Padang merupakan ibu kota Provinsi Sumatra Barat.
Rendang memiliki beberapa warna, di antaranya merah kecokelatan, cokelat, hingga cokelat kehitaman.
Sejarah Rendang
Rendang diketahui sudah ada sejak 1550 Masehi. Kuliner ini disebut dalam banyak kesusasteraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikannya sebagai masakan Melayu sejak 1550-an.
Namun, dikatakan pula randang atau rendang diketahui sudah ada di Sumatra Barat sebelum Islam masuk ke sana. Artinya, randang sudah ada jauh sebelum abad ke-7 Masehi. Sebab, Islam masuk ke Sumatra Barat pada 674 Masehi, melalui bukti adanya masyarakat Arab di wilayah pesisir Sumatra.
Walaupun secara historis demikian, bukti fisik keberadaan randang belum bisa ditemukan.
Mengapa Orang Menciptakan Rendang?
Rendang diambil dari kata morandong, yaitu proses pengolahan lauk dengan bahan dasar santan yang dimasak hingga kandungan airnya berkurang. Bahkan sampai kering sehingga jika disebut rendang, maka artinya olahan masakan yang kering tanpa kandungan air.
Campuran antara santan dan bumbu yang sudah kering kemudian menghasilkan warna cokelat kehitaman yang enak. Meski begitu, beberapa daerah di Sumatra Barat tidak mengolah rendang dengan selalu berwarna cokelat kehitaman.
Bentuk akhirnya terdiri dari dua jenis, yaitu rendang kering dan rendang basah (kolio). Rendang kering yakni sudah berwarna cokelat kehitaman. Sebaliknya, rendang basah masih merah kecokelatan hingga cokelat.
Rendang juga dapat diartikan sebagai makanan yang diawetkan melalui pemanasan beberapa kali. Rendang diciptakan karena dahulu orang memasak daging yang banyak dengan santan dan bumbu tertentu, sehingga tidak habis dalam sehari, lalu dihangatkan untuk malam hari.
Supaya tidak basi dan tidak terbuang, maka esok harinya dihangatkan lagi hingga akhirnya bumbu rendang itu pun kering. Maka dari itu, rendang yang sebenarnya adalah kering air.
Keringnya rendang menjadikan makanan ini awet. Sehingga, rendang adalah olahan masakan dengan cara dirandang atau dimasak dengan api sangat (api yang sangat kecil yang diatur agar tak sampai menghanguskan) hingga kering. Proses memasaknya pun dilakukan secara tradisional, yaitu dengan tungku dan kayu bakar.
Semula, pemasakan rendang adalah dengan api besar. Kemudian dilanjutkan dengan api sangai yang berasal dari pembakaran sabut kelapa.
Proses memasak dari santan yang banyak air atau gulai kemudian berkurang airnya menjadi kalio. Lalu dilanjutkan dengan memasak hingga kering airnya itulah yang disebut rendang.
(nah/nwy)