4 Peristiwa Penting Selain Kemerdekaan RI yang Terjadi di 17 Agustus, Apa Saja?

ADVERTISEMENT

4 Peristiwa Penting Selain Kemerdekaan RI yang Terjadi di 17 Agustus, Apa Saja?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Sabtu, 17 Agu 2024 13:00 WIB
Jakarta -

Masyarakat lebih banyak mengetahui tanggal 17 Agustus sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) atau hari kemerdekaan. HUT RI sendiri menjadi perayaan bangsa atas kedaulatan Indonesia yang bisa dipertahankan hingga saat ini.

Namun, ternyata ada sejarah lain di balik tanggal 17 Agustus. Tak hanya kemerdekaan, ada beberapa peristiwa penting terkait Indonesia yang terjadi di tanggal tersebut.

Mengutip berbagai sumber, ini beberapa peristiwa penting selain kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Simak ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar Peristiwa Penting Selain Kemerdekaan RI di 17 Agustus

1. Pembubaran RIS

Mengutip laman Library Universitas Indonesia, setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Belanda ingin kembali menguasai Indonesia. Mereka melakukan konfrontasi di beberapa daerah Indonesia dan memengaruhi masyarakat untuk mendirikan negara baru.

Pihak Indonesia sempat menyarankan siasat federalistis, di mana Indonesia terdiri dari negara-negara dan daerah istimewa. Alhasil disepakatilah strategi tersebut lewat Perjanjian Linggarjati dan Renville.

ADVERTISEMENT

Setelah menyanggupinya, Indonesia bergabung dengan Perhimpunan Masyarakat Federal (PMF). Namun, kondisi Indonesia semakin lemah setelah agresi Belanda II.

PMF pun mengusahakan kemerdekaan Indonesia diakui oleh Belanda. PMF antara lain mengambil inisiatif untuk mengadakan pertemuan RI-PMF dalam Konferensi Meja Bundar (KMB).

Dari PMF, dibentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun, pembentukan Indonesia sebagai RIS membuat kondisi politik dan keamanan semakin lemah.

Banyak partai politik menggejolak dan menginginkan RIS bubar. RIS menimbulkan pemberontakan APRA hingga pemberontakan Andi Azis. Pada 17 Agustus 1950, Presiden Sukarno terpaksa harus membubarkan RIS.

2. Indonesia Mundur sebagai Anggota IMF

Pada masa pemerintahan Sukarno, Indonesia pernah menjadi anggota dari International Monetary Fund (IMF), sebagaimana dikutip buku Economists with Guns: Authoritarian Development and US-Indonesian Relations 1960-1968 oleh Bradley R. Simpson.

Kala itu, DN Aidit mendesak Sukarno untuk menolak proposal dari IMF yang ingin membantu Indonesia. Badan di bawah pengaruh Amerika tersebut bermaksud meminjamkan dana untuk membantu kesulitan ekonomi Indonesia.

Namun, DN Aidit mengkhawatirkan masyarakat Indonesia akan diperas tenaganya oleh Amerika Serikat. Polemik ini sempat hangat dalam waktu beberapa tahun.

Akhirnya, pada 17 Agustus 1965 Indonesia menyatakan mundur sebagai anggota IMF. Akan tetapi, keputusan tersebut ternyata membuat situasi kenegaraan di bawah Sukarno melemah.

Terlebih setelah adanya pemberontakan Gerakan 30 September (G30S) 1965. Orde lama pun berakhir dan berdirilah orde baru.

Pada masa orde baru, Indonesia kembali merajut kerja sama dengan IMF di bawah kepemimpinan Soeharto.

3. Pembangunan dan Peresmian Monas

Mengutip laman Badan Sertifikasi DKI Jakarta, Monumen Nasional (Monas) mulai dibangun pada 17 Agustus 1959. Perancang bangunan Monas adalah Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno.

Pembangunan tugu Monas digagas pada momen kemerdekaan Indonesia yang ke-9. Saat itu, dibentuk Panitia Tugu Nasional yang dipimpin Sarwoko Martokusumo, S Suhud selaku penulis, Sumali Prawirosudirdjo selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang anggota masing-masing Supeno, K K Wiloto, E F Wenas, dan Sudiro.

Adapun panitia umum pembentukan Monas dinamakan Tim Yuri, yang diketuai langsung oleh Sukarno. Panitia kemudian menggelar sayembara sebanyak dua kali untuk mematangkan desain Monas dan sebagainya.

Bentuk tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafah "Lingga dan Yoni" yang menyerupai "Alu"sebagai "Lingga" dan bentuk wadah (cawan-red) berupa ruangan menyerupai "Lumpang" sebagai "Yoni". Alu dan Lumpang adalah dua alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia khususnya rakyat pedesaan.

Pembangunan tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama (1961-1965), kedua (1966-1968), dan tahap ketiga (1969-1976). Pada tahap pertama pelaksanaan pekerjaannya dibawah pengawasan Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan bersumber dari sumbangan masyarakat.

Pembangunan Monas akhirnya selesai. Tugu ini diresmikan oleh Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1961. Kini, Monas dikenal sebagai monumen Revolusi 17 Agustus 1945 juga.

4. Pertama Kalinya HUT RI Disiarkan Lewat TVRI

Melansir laman Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, siaran pertama Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah menayangkan HUT RI.

TVRI saat itu menayangkan upacara kemerdekaan Indonesia ke-17 pada 17 Agustus 1962. Siaran upacara tersebut masih termasuk dalam siaran percobaan karena memang baru pertama kalinya TVRI menyiarkan program acaranya.

Selama kurun waktu 27 tahun para penonton televisi di Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran lewat TVRI saja. Namun, lambat laun Indonesia membuka kesempatan pihak swasta membuka media televisi.

Itulah beberapa peristiwa penting selain kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus. Semoga menambah wawasan detikers ya

(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads