Sejarah Pertempuran Ambarawa Tahun 1945 dan Para Tokoh yang Terlibat

ADVERTISEMENT

Sejarah Pertempuran Ambarawa Tahun 1945 dan Para Tokoh yang Terlibat

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Senin, 12 Agu 2024 08:30 WIB
Monumen Palagan Ambarawa
Monumen Palagan Ambarawa (Foto: visitjawatengah.jatengprov.go.id)
Jakarta -

Pertempuran Ambarawa terjadi saat rakyat mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serbuan tentara sekutu. Letak Ambarawa yang strategis antara Yogyakarta dan Surakarta, membuat lokasi ini menjadi pilihan sekutu dalam menaklukan Jawa bagian tengah.

Menurut laman Kemdikbud, apabila Ambarawa jatuh ke tangan sekutu maka Yogyakarta dan Surakarta menjadi sasaran penaklukan selanjutnya. Lantas, bagaimana kronologi pertempuran ambarawa? Siapa saja tokoh-tokoh di balik pertempuran ini?

Sejarah Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November-15 Desember 1945 antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris. Menurut buku Sejarah untuk SMA Kelas XII oleh Drs. Sardiman, A.M, M.Pd., peristiwa ini dilatarbelakangi insiden yang terjadi di Magelang, sesudah Brigade Artileri dari Divisi India ke 23 mendarat di Semarang pada 20 Oktober 1945.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasukan tersebut diperkenankan pihak Indonesia untuk mengurus tawanan perang yang ada di penjara Ambarawa dan Magelang. Tapi ternyata, meeka diboncengi oleh Nederland Indische Civil Administration (NICA) yang mempersenjatai bekas tawanan itu.

Insiden di Magelang

Pada tanggal 26 Oktober 1945, insiden Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Sekutu. Namun, kedatangan Presiden Sukarno dan Brigadir Jenderal Bethel di Magelang pada 2 November 1945 membuat insiden itu berhenti. Perundingan gencatan senjata akhirnya dilakukan hingga muncul kata sepakat.

ADVERTISEMENT

Pertempuran antara TKR dan Sekutu di Ambarawa

Tak lama setelah itu, pihak Sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 20 November 1945, pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu di Ambarawa yang melakukan penyerangan.

Pada tanggal 21 November 1945, pasukan Sekutu di Magelang ditarik ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur. Namun pada 22 November 1945, di dalam kota, pertempuran berkobar. Pasukan Sekutu melakukan pengeboman di kampung-kampung sekitar Ambarawa.

Ketika itu, pasukan TKR bersama pemuda dari Boyolali, Salatiga, Kartosuro bertahan di kuburan belanda. Mereka membentuk garis medan sepanjang rel kereta api dan membelah kota Ambarawa.

Sementara, dari arah Magelang, pasukan TKR dan Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar pada 21 November dengan tujuan memukul mundur pasukan Sekutu yang berkedudukan di desa Pingit.

Pasukan Imam Adrongi berhasil menduduki desa Pingit sera merebut desa-desa sekitarnya. Batalyon Imam Adrongi meneruskan gerakan pengejaran yang disusul 3 batalyon dari Yogyakarta. Musuh akhirnya terkepung.

Meski begitu, pasukan Inggris mencoba menghalau pengepungan dengan gerakan melambung dan mengancam pasukan Indonesia dari belakang dengan tank-tanknya. Agar tidak ada korban yang jatuh, pasukan mundur ke Bedono.

Dengan bantuan resimen kedua yang dipimpin Sarbini, batalyon Polisi Istimewa yang dipimpin Onie Sastroatmodjo dan batalyon dari Yogyakarta gerakan musuh berhasil ditahan di desa Jambu.

Pasukan dipimpin Kolonel Sudirman

Para komandan mengadakan rapat koordinasi di desa Jambu yang menyepakati pembentukan komando. Sejak itu, Ambarawa dibagi menjadi 4 sektor, yaitu Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan TKR dari Purwokerto, Letkol Isdiman Gugur. Sejak itu, pimpinan pasukan TKR Purwokerto dipimpin oleh Kolonel Sudirman.

Pada 5 Desember 1934, musuh terusir dari desa Banyubiru, yang merupakan garis pertahanan terdepan. Kemudian, Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR menuju sasaran masing-masing. Hanya dalam waktu setengah jam, pasukan TKR berada di Benteng WIllem di tengah kota Ambarawa. Selama 4 hari 4 malam, kota Ambarawa dikepung, sementara mush yang merasa terjepit berusaha keras melakukan pertempuran.

Sehingga, pada tanggal 15 Desember 1945, musuh meninggalkan kota Ambarawa dan mundur ke Semarang. Dalam pertempuran ini pasukan TKR menang, sehingga mengantarkan Sudirman ke pucuk pimpinan TKR menjadi Jenderal Sudirman.

Tokoh Pertempuran Ambarawa

Ada beberapa tokoh yang berperan penting dalam Pertempuran Ambarawa. Berikut di antaranya mengutip laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Jenderal Sudirman

Jenderal Sudirman yang bertindak sebagai panglima perang mempunyai taktik khusus, yaitu taktik supit urang. Taktik yang membuat lawan terjepit ini, TKR berhasil memutus komunikasi antar militer asing dan merusak sistem pertahanan.

2. Gatot Soebroto

Gatot Soebroto mengutamakan kondisi orang yang ada dalam jangkauannya dan keluarga prajurit. Beliau menjadi ahli siasat dalam pertempuran ini.

3. Letkol Isdiman

Letkol Isdiman adalah perwira TKR dan Komandan Resimen TKR Banyumas,. Meski gugur dalam tugas, Letkol Isdiman menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai pemimpin yang baik.

4. Surono Reksodimejo


Saat pertempuran, Surono Reksodimejo menjabat sebagai kapten di bawah komando satuan militer Letnan Kolonel Gatot Soebroto. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik indonesia dan menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia.

5. Letkol Sarbini Matohidarjo

Pada masa perjuangan, khususnya pada 20 Oktober 1945, dia yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel memimpin pasukan Resimen Pusat Kedu, Tentara Keamanan Rakyat untuk menyerang dan menutupi pengepungan pasukan sekutu dan NICA di Desa Jambu.

6. GPH Djatikusumo

GPH Djatikusumo menjabat sebagai komandan divisi IV. Misi utama dari divisi ini yaitu melacak dan mengepung pasukan asing. Selama pertempuran, beliau menjaga pergerakan pasukan tetap pada jalurnya.

Sejarah pertempuran Ambarawa membuktikan keberanian, kecerdasan, dan kekuatan tekad para pejuang Indonesia. Ketangguhan pemimpin dan prajuritnya wajib penjadi teladan penerus bangsa.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads