Silogisme adalah penalaran logis bentuk argumen deduktif yang kesimpulannya mengikuti kebenaran dua (atau lebih) premis.
Silogisme terdiri dari pernyataan yang terstruktur dengan cara tertentu. Peran silogisme dalam logika yaitu membuat pola pemikiran menjadi lebih jelas dan tajam.
Lebih lanjut, pahami seputar apa itu silogisme, kategori, hingga contohnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Silogisme
Menurut Ensiklopedia Britannica, silogisme adalah argumen deduktif valid yang memiliki dua pernyataan mengenai yang dianggap benar (premis) dan satu kesimpulan.
Argumen deduktif sendiri merupakan argumen yang jika benar, akan menyertakan bukti-bukti yang konklusif dalam rangka mendukung kebenaran klaimnya.
Selama premis silogisme tersebut benar dan silogisme tersebut terstruktur dengan benar, maka kesimpulannya akan benar.
Dilansir Science Direct, silogisme mampu mengaktifkan berbagai wilayah otak, seperti sistem frontal-temporal dan lobus oksipital.
Manfaat silogisme dalam penalaran yaitu membantu menjadikan cara berpikir kita menjadi sistematis dan jelas.
Struktur Silogisme
Dikutip dari Litcharts, silogisme bisa direpresentasikan menggunakan struktur tiga baris. Di mana A, B, dan C mewakili istilah yang berbeda:
- Semua A adalah B.
- Semua C adalah A.
- Oleh karena itu, semua C adalah B.
Cara lain untuk mengatakan hal yang sama silogisme yaitu:
- Jika A = B
- dan C = A
- maka C = B
Perhatikan bagaimana "A" berguna sebagai semacam "pertengahan" untuk istilah-istilah lainnya. Misal, kamu bisa menulis silogisme sebagai: C = A = B, oleh karena itu C = B.
Jenis-jenis Silogisme
Sejatinya, ada sekitar dua lusin variasi silogisme yang telah diidentifikasi. Tapi, sebagian besar cukup teknis dan tidak jelas.
Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui jenis-jenis silogisme yang paling umum. Berikut adalah jenis silogisme secara umum:
1. Silogisme Universal
Silogisme universal merupakan silogisme yang menggunakan kata-kata yang berlaku secara menyeluruh dan total (makanya disebut universal). Contoh katanya seperti, "tidak" dan "tidak ada" atau "semua" dan "hanya."
Bentuk silogisme universal yang paling umum yakni sebagai berikut.
"Semua A adalah B, dan semua C adalah A, jadi semua C adalah B."
- Semua harimau adalah hewan.
- Semua harimau adalah mamalia.
- Oleh karena itu, semua harimau adalah hewan.
"Tidak ada A yang merupakan B, dan semua C adalah A, jadi tidak ada C yang merupakan B."
- Tidak ada mamalia yang merupakan burung.
- Semua harimau adalah mamalia.
- Oleh karena itu, tidak ada harimau yang merupakan burung.
2. Silogisme Khusus
Silogisme khusus adalah silogisme yang menggunakan kata-kata seperti "sebagian besar" atau "beberapa" sebagai ganti "semua" atau "tidak ada."
Dalam kategori ini, ada dua jenis utamanya yaitu:
"Semua A adalah B, dan beberapa C adalah A, oleh karena itu beberapa C adalah B."
- Semua harimau memiliki ciri loreng yang khas di bulunya.
- Beberapa hewan adalah harimau.
- Oleh karena itu, beberapa hewan memiliki ciri loreng khas pada bulunya.
"Tidak ada A yang merupakan B, dan beberapa C adalah A, oleh karena itu beberapa C bukan B."
- Tidak ada pilot yang anak-anak.
- Beberapa orang yang belum dewasa menjadi pilot.
- Oleh karena itu, beberapa orang yang belum dewasa bukanlah anak-anak.
3. Entimem
Entimem merupakan argumen logis yang di dalamnya satu atau beberapa premis tidak dinyatakan secara eksplisit (bisa dipahami langsung atau tidak berbelit-belit), melainkan tersirat (mengandung makna yang tersembunyi).
Dengan kata lain, entimem merupakan sejenis silogisme singkat yang di dalamnya penulis berasumsi kalau audiens akan menerima premis yang tersirat, dan tidak dinyatakan.
Perhatikan contoh pernyataan entimem berikut:
"Socrates fana karena dia manusia."
Entimem di bawah ini merupakan singkatan dari silogisme terkenal:
- Semua manusia itu fana.
- Socrates adalah manusia.
- Oleh karena itu, Socrates bersifat fana.
Dalam hal ini, entimem mengabaikan premis mayor. Entimem berasumsi bahwa semua pembaca akan memahami dan setuju, kalau "Socrates fana karena ia manusia" tanpa memerlukan pernyataan eksplisit bahwa "semua manusia fana."
Contoh Silogisme
Seringnya, silogisme muncul dalam retorika dan argumentasi logis daripada pada sastra.
Namun, contoh penggunaan silogisme berikut adalah silogisme dalam sastra:
Silogisme dalam Timon of Athens karya Shakespeare
Dalam bagian dari karya Shakespeare berjudul Timon of Athens, tokoh Flavius mengajukan pertanyaan kepada Timon apakah dia telah melupakannya. Di sini, Timon menjawabnya dengan silogisme.
Flavius: "Apakah Anda lupa padaku, Tuan?"
Timon: "Mengapa kau bertanya itu? Saya telah melupakan semua orang. Kalau begitu, jika kau mengizinkan saya menjadi seorang pria, saya telah melupakan Anda."
Dari dialog di atas, struktur silogisme Timon adalah:
- Semua pria adalah pria yang dilupakan Timon.
- Flavius adalah seorang pria.
- Oleh karena itu, Flavius adalah orang yang dilupakan Timon.
Dengan mempelajari metode penalaran logika, seperti silogisme memungkinkan kita untuk mengalami dunia dengan cara yang lebih kaya dan lebih bermakna.
(khq/fds)