Perancang Desain Garuda IKN Pernah Pindah Jurusan di ITB, Begini Kisahnya

ADVERTISEMENT

Perancang Desain Garuda IKN Pernah Pindah Jurusan di ITB, Begini Kisahnya

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 30 Jul 2024 11:00 WIB
Wujud Bilah-bilah sayap garuda yang sudah rampung terpasang di kantor presiden di IKN
Bilah-bilah sayap garuda yang sudah rampung terpasang di kantor Presiden di IKN. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -

Presiden Joko Widodo memberi nama gedung kantor presiden di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebagai Istana Garuda. Istana Garuda berada di belakang Istana Negara IKN di dataran yang lebih tinggi.

Perancang desain garuda IKN adalah I Nyoman Nuarta. Istana Garuda IKN menjadi tempat berkantornya Presiden. Sementara. Istana Negara adalah bangunan yang menjadi kediaman resmi Presiden Jokowi di kompleks kepresidenan.

Profil Perancang Istana Garuda IKN

Nyoman Nuarta adalah seorang pamatung asal Bali. Dia lahir di Kabupaten Tabanan, 14 November 1951.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nyoman tumbuh besar di lingkungan yang erat budaya. Semasa kecil, Nyoman sempat bertani bersama orang tuanya.

Ketika masih kelas 4 SD, dia sudah punya tanggung jawab untuk mengelola ladang dan ternak. Walaupun orang tuanya sempat khawatir dengan hal itu, Nyoman membuktikan dirinya mampu.

ADVERTISEMENT

"Bapak saya adalah seorang petani paham sekali mengenai budaya. Jadi orang-orang desa kalau konsultansi datanglah ke ayah saya yang menjadi ahli adat, tata krama Bali, beliau sangat tahu itu," ujar Nyoman.

"Jadi saya terbiasa hidup dari kecil di lingkungan budaya. Bapak saya seniman kampunglah ya," lanjutnya dalam program Ask d'Boss detikcom, dikutip dari detikProperti pada Senin (29/7/2024).

Semasa masih di Bali, Nyoman mengatakan hanya mengenal seni lukis saja. Barulah saat SMA, dia pernah ikut membuat fondasi lapangan sepak bola. Dia merancang sistemnya seperti apa.

"Kan dulu nggak ada namanya buldoser. Jadi dibagi itu dicangkul itu kita bagi berapa murid berapa ratus murid, masing-masing kerja setengah meter, satu meter dengan kedalaman sekian. Saya diserahkan 'pokoknya kamu bisa yang ngaturnya'. Dulu saya bukan arsitek yang menunjuk-nunjuk, tetapi di lapangan," jelasnya.

Terjun ke Dunia Arsitek pada 1975

Nyoman mulai terjun ke dunia arsitek pada 1975. Kala itu dia membuat sebuah biro arsitek.

"Saya sebenarnya kalau formalnya dari tahun 1975 sudah membuat biro arsitek, bukan biro patung. Dari SMA sudah membuat bangunan-bangunan arsitek itu dikerjakan digambar sendiri," kata dia.

Setelah tamat SMA, Nyoman melanjutkan pendidikan di jurusan Seni Patung, Departemen Seni Rupa, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung (ITB). Selama menjadi mahasiswa, banyak prestasi yang sudah diraihnya, salah satunya Sayembara Monumen Proklamator.

Namun, sebetulnya Nyoman tidak langsung memilih seni patung saat pertama kuliah.

Sempat Pindah Jurusan di ITB

Pada 1972, Nyoman mendaftar ke ITB dan dikagetkan karena langsung diberi formulir memilih jurusan. Keterbatasan pengetahuan pun membuatnya bingung.

Kebingungan itu membuatnya spontan memilih jurusan seni lukis. Namun, setelah menghabiskan satu tahun perkuliahan, dia menemukan jurusan lain yang lebih menarik.

Seni patung unik bagi Nyoman karena menghasilkan karya tiga dimensi dan proses pengerjaannya pun menarik. Dia pun memutuskan pindah jurusan.

"Nyoman, bagaimana ini? Sudah setahun memilih seni lukis, sekarang kok berubah jadi seni patung?" tanya dosennya, Bapak Sujoko, dikutip dari buku Nyoman Nuarta: Pematung Internasional yang Pantang Menyerah karya I Gusti Made Dwi Guna.

"Begini, Pak. Dalam menentukan pilihan bukankah kita harus mengikuti hati nurani. Nah, nurani saya mengatakan kalau seni patung adalah pilihan yang tepat. Saya tidak mau memilih sesuatu yang tidak merupakan keinginan saya," jelas Nyoman menjawab.

Keputusan Nyoman pindah jurusan tak salah. Banyak kawan dan dosen kagum dengan kemampuannya.

Sejumlah pengamat pun menilai karya Nyoman punya gata realis.

Kecintaan Nyoman pada seni patung membuat teman-temannya kagum. Tak jarang dia tetap bekerja di kampus pada hari libur.

Di almamaternya itu, Nyoman meraih Doktor Honoris Causa pada 2021 lalu.

Beberapa karya Nyoman yang lainnya adalah Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya dan Patung Arjuna Wijaya di Jakarta.

Selain desain Istana Garuda IKN, karya Nyoman lainnya untuk Indonesia adalah Patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads