Sosok Pencipta Logo UGM, Seniman dan Pendidik Kelahiran 1897

ADVERTISEMENT

Sosok Pencipta Logo UGM, Seniman dan Pendidik Kelahiran 1897

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 28 Jul 2024 16:00 WIB
Patung RJ Katamsi didirikan oleh penyelenggara ART|JOG
Patung RJ Katamsi. Foto: ART|JOG|10
Jakarta -

Logo Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh tokoh kelahiran 1897. Dialah R Johannes Katamsi Martorahardjo.

RJ Katamsi lahir pada 7 Januari 1897 di Karangkobar, Banyumas. Pada masa hidupnya, dia dikenal di kalangan seniman dan akademisi seni, khususnya bidang seni rupa.

RJ Katamsi memprakarsai berdirinya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang kemudian menjadi Institut Seni Indonesia (ISI). Dikutip dari buku Sejarah Seni Rupa Timur karya Dr Drs I Ketut Sudita, MSi dan I Gde Suryawan, institusi tersebut berdiri pada 18 Januari 1948 di Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku Pendidikan Seni Rupa SMP Kelas 2 oleh Dedi Nurhadiat, RJ Katamsi juga memelopori berdirinya ASRI bersama dengan Pelukis Rakyat, Poetra,SIM, dan beberapa budayawan Taman Siswa.

Menurut almarhum Djoko Dwiyanto, yang dulu merupakan dosen Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, RJ Katamsi adalah seniman sekaligus pendidik di bidang seni rupa.

ADVERTISEMENT

Katamsi tercatat ikut andil dalam pendirian Fakultas Sastra (FIB) UGM. Dia juga menjadi direktur pertama ASRI hingga 1958.

Dikutip dari arsip UGM, RJ Katamsi berperan pula dalam pendirian SMAN 3 Yogyakarta dan menjadi kepala sekolah pertamanya. Tahun 1971 adalah puncak karier RJ Katamsi sebagai pendidik bidang sejarah seni rupa. Dia memperoleh Surat Keputusan Menteri Pendidikan dalam jabatan sederajat/setingkat dengan guru besar.

Kisah Perbaikan Logo UGM

Salah satu kisah mengenai lambang UGM tercatat pada 1993 silam. Rektor UGM waktu itu, Prof Dr Ir Mochammad Adnan menuliskan sepucuk surat tertanggal 31 Oktober 1993.

Isi suratnya adalah permintaan kepada seluruh sivitas akademika UGM untuk melakukan pembetulan pada lambang UGM pada kop surat, kalender, sampul buku, vandel, dan buku panduan. Prof Adnan menilai kerap ada kekeliruan dalam pembuatan logo UGM, utamanya pada kesatuan kumpulan sinar surya yang seharusnya setiap kesatuan ada 19 sorot sinar sebagai lambang angka kelahiran UGM. Namun, kerap kali logo dibuat dengan sorot sinar kurang dari 19.

Menurut Prof Adnan, kesalahan ini perlu diperbaiki lantaran lambang adalah simbol identitas diri dan sebuah trade mark. Lambang dibuat berdasarkan keinginan luhur, sehingga mengandung arti mendalam.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads