Tanaman Kecubung yang Kerap Disalahgunakan, Rupanya Bahan Pestisida Alami

ADVERTISEMENT

Tanaman Kecubung yang Kerap Disalahgunakan, Rupanya Bahan Pestisida Alami

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Minggu, 14 Jul 2024 09:00 WIB
Buah kecubung.
Ilustrasi tanaman kecubung Foto: Getty Images/iStockphoto/Muhammad Zula Ainul Albab
Jakarta -

Tanaman kecubung dengan nama ilmiah Datura stramonium adalah sumber insektisida yang memiliki potensi di sektor botani. Tanaman ini juga dikenal dengan nama Jimson weed, devil's weed, angel's trumpet, locoweed, stinkweed, dan thornapple.

Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Asia, Kanada, Amerika Serikat, dan di daerah Hindia Barat. Manfaatnya bermacam-macam, mulai dari pengusir hama perusak tanaman hingga obat-obatan alternatif.

Apa saja sih manfaat lainnya dari tanaman kecubung? Yuk kenali dulu seperti apa tanaman kecubung itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri Morfologis Tanaman Kecubung

Tanaman kecubung mirip seperti terompet. Mungkin kamu pernah melihatnya, tapi terlewatkan. Nah, berikut ini ciri-ciri tanaman kecubung yang dapat kamu amati.

β€’ Memiliki bunga warna putih
β€’ Memiliki bau tak sedap
β€’ Berbentuk seperti terompet berukuran 20-30 cm persegi

ADVERTISEMENT

Tanaman kecubung mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, dan saponin pada bagian akar, bunga, biji, dan daun. Tanaman ini juga memiliki bau tak sedap.

Manfaat Tanaman Kecubung untuk Menyerang Hama

Tanaman yang memiliki bentuk cantik ini rupanya bersifat toksik. Sifat tersebutlah yang bermanfaat untuk membasmi hama.

Masyarakat telah terbiasa menggunakan kecubung digunakan untuk mengendalikan serangga dan babi hutan.

Masyarakat juga memanfaatkan kecubung sebagai pestisida nabati (biopestisida) yang ramah lingkungan. Tanaman ini terbukti dapat mengatasi hama wereng cokelat dan walang sangit.

Kecubung bersifat repellent atau penolak dan ekstrak bijinya memiliki efek larvasida sehingga mampu menggagalkan proses pergantian kulit larva. Efek ini juga dapat menghambat penetasan telur penghisap polong kedelai.

Tak hanya ekstrak bijinya, ekstrak daun kecubung juga dapat dikembangkan sebagai insektisida botanis, seperti pada penelitian berjudul "Kecubung: Potensi dan Pemanfaatannya sebagai Biopestisida terhadap Hama Penghisap Polong Kedelai" oleh Elika Joeniarti.

Sebagian masyarakat daerah Tulangan-Sidoarjo dan Manyar-Gresik yang mengambil daun kecubung lalu dilarutkan, kemudian disemprotkan ke tempat menempelnya telur-telur hama.

Manfaat kecubung cukup banyak, hingga manusia sendiri bisa memanfaatkan tanaman tersebut sebagai pengobatan alternatif.

Berikut ini beberapa penyakit yang dapat diobati menggunakan tanaman kecubung.

β€’ Gejala flu
β€’ Nyeri
β€’ Asma
β€’ Bronkitis kronis

Penyalahgunaan Tanaman Kecubung sebagai Zat Adiktif

Meskipun tanaman kecubung bermanfaat bagi manusia, tanaman ini dapat menjadi bumerang. Apabila menggunakan kecubung dengan cara yang salah, maka tanaman ini dapat memberikan dampak yang buruk bagi tubuh.

Kecubung seringkali disalahgunakan sebagai zat adiktif atau psikotropika. Informasi mengenai penyalahgunaan ini dilansir dari laporan khusus RSUD Kota Surakarta oleh Daniel Mahendrakrisna dan Khadijah Nur Al Firdausi.

Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai zat adiktif adalah buah atau benihnya. Dimana satu benih tanaman kecubung mengandung 2,9 mg atropin dan 0,5 mg skopolamin dengan total kandungan alkaloid 3,4 mg.

Di Amerika Serikat, sebanyak 1.458 kasus penyalahgunaan zat adiktif dilaporkan oleh America Poison Centers.

Orang yang menyalahgunakan kecubung sebagai zat adiktif hingga dianggap sebagai keracunan mengakibatkan sejumlah gejala. Berikut gejala-gejala yang dapat diketahui.

β€’ Midriasis atau dilatasi pupil
β€’ Mulut kering
β€’ Demam
β€’ Hambatan pada reseptor nodus Sinus Atrial sehingga irama jantung tidak normal
β€’ Takikardia, yaitu kondisi detak jantung di atas normal
β€’ Halusinasi
β€’ Agitasi, yaitu perasaan gelisah, jengkel, dan gugup

Gejala-gejala di atas dapat muncul 30-60 menit setelah terpapar racun kecubung. Sebagian besar orang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada kondisi berat dapat mengalami gagal napas dan kolaps kardiovaskular.

Bagi orang awam yang belum mengetahui pasti cara mengolah tanaman kecubung perlu mempelajari lebih dalam lagi sehingga tak ada dampak buruk yang dihasilkan dan dapat mengoptimalkan manfaat yang dimiliki tanaman tersebut.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads