Proyeksi Terbaru Populasi Dunia Versi PBB: Manusia Lebih Sedikit, Hidup Lebih Lama

ADVERTISEMENT

Proyeksi Terbaru Populasi Dunia Versi PBB: Manusia Lebih Sedikit, Hidup Lebih Lama

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 14 Jul 2024 12:00 WIB
Hari Populasi Sedunia atau World Population Day diperingati setiap tahun pada 11 Juli. Tujuannya untuk menyoroti masalah kependudukan yang ada di dunia.
Ingin hidup lebih lama, mungkin sampai 80 tahun? Begini proyeksi terbaru populasi dunia versi PBB pada 2024-2100. Foto: DW (News)
Jakarta -

Ada sekitar 8,2 miliar warga di seluruh dunia pada tengah 2024. Jumlah ini akan naik hingga hingga sekitar 10,2 miliar orang pada 2080, dengan puncak populasi 10,3 miliar jiwa pada tengah 2080-an.

Populasi warga global kemudian diperkirakan turun kembali ke kisaran 10,2 miliar jiwa pada 2100. Angka perkiraan ini turun sekitar 700 juta jiwa dari proyeksi 10 tahun lalu.

Temuan tersebut dilaporkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam World Population Prospect (WPP) 2024 baru-baru ini. Data demografi dari Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (DESA) ini mencakup 237 negara dari 1950-2024 dan proyeksi hingga 2100. Berikut sejumlah temuannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tingkat Kelahiran Rendah

Data WPP 2024 menunjukkan, jumlah rata-rata kelahiran hidup per perempuan saat ini kurang dari 2,1 kelahiran di lebih dari setengah negara-negara dan kawasan di dunia. Sedangkan 2,1 kelahiran per perempuan merupakan tingkat yang dibutuhkan untuk mempertahankan jumlah populasi yang konstan.

Hampir seperlima dari total negara dan kawasan di dunia memiliki tingkat kesuburan sangat rendah, yaitu kitang dari 1,4 kelahiran hidup per perempuan sepanjang hidup. Termasuk di dalamnya yaitu, China, Italia, Republik Korea, dan Spanyol.

ADVERTISEMENT

Sedangkan tingkat kesuburan dunia secara keseluruhan sendiri sedang menurun. Rata-rata wanita memiliki satu anak lebih sedikit dibandingkan saat 1990-an.

Penurunan Populasi di Negara-negara

Jumlah populasi mencapai puncaknya di 63 negara dan kawasan pada 2024, termasuk China, Jerman, Jepang, dan Federasi Rusia. Namun, total populasi negara-negara dan kawasan ini diproyeksikan akan menurun sebesar 14 persen selama 30 tahun ke depan.

Hidup hingga 80 Tahun?

Jumlah warga dunia berusia 65 tahun atau lebih diproyeksikan akan melampaui jumlah orang di bawah 18 tahun pada 2070-an. Hal ini dapat terjadi karena naiknya harapan hidup secara keseluruhan dan turunnya angka kematian pada 30 tahun erakhir.

Lebih dari setengah kematian global pada 2050-an diproyeksi terjadi pada usia 80 tahun atau lebih, naik 17 persen dari 1995.

Pertumbuhan Cepat di Negara Berpenghasilan Rendah & Menengah ke Bawah

Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB menggarisbawahi, perubahan populasi global saat ini tidak merata. Data PBB menunjukkan pertumbuhan populasi yang lambat atau penurunannya terutama terjadi di negara berpenghasilan tinggi.

Sebaliknya, pertumbuhan populasi akan cepat terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Negara seperti Angola, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Niger, dan Somalia, diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, hingga 2 kali lipat antara 2024-2054 .

Pertumbuhan populasi tersebut akan berdampak pada meningkatnya permintaan sumber daya, terutama di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan. Namun, urbanisasi yang dikelola dengan tidak baik, sedangkan standar hidup meningkat, menjadikan lingkungan diperkirakan semakin terdampak buruk.

Terlebih, perubahan iklim diperkirakan paling berdampak pada negara-negara tersebut. Sebab, banyak di antaranya bergantung pada pertanian, sedangkan ketahanan dan ketersediaan pangan makin terancam.

Negara-negara yang mencapai puncak populasi pada 2050-2100 juga termasuk India, Indonesia, Nigeria, Pakistan dan Amerika Serikat.

Kehamilan Dini

Kehamilan dini masih menjadi masalah, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah. Sebanyak 4,7 juta bayi, atau sekitar 3,5 persen dari total bayi di seluruh dunia, lahir dari ibu berusia di bawah 18 tahun .

Lebih lanjut, sekitar 340.000 bayi di antaranya dilahirkan oleh anak di bawah usia 15 tahun. WPP menekankan, kondisi ini berdampak serius bagi kesehatan dan kesejahteraan ibu muda, yang sebetulnya masih anak-anak, dan bayi mereka.

Membantu Warga Dunia yang Terdampak & Terpinggirkan

Sekretaris Jenderal Guterres menekankan inti kependudukan dan pembangunan adalah pengakuan bahwa kesehatan seksual, kesehatan reproduksi perempuan, dan hak-hak reproduksi merupakan landasan pembangunan berkelanjutan.

Temuan WPP di atas menekankan pentingnya berinvestasi dalam pendidikan warga dunia muda, terutama anak perempuan. Lebih lanjut, usia perkawinan dan kelahiran anak pertama harus ditingkatkan di negara-negara yang menerapkan perkawinan usia dini.

Langkah tersebut diharapkan mendorong dampak positif bagi kesehatan perempuan, pencapaian pendidikan, dan partisipasi angkatan kerja. Cara ini akan secara berkesinambungan juga dapat menurunman kebutuhan investasi berkelanjutan untuk semua warga global.

Sedangka temuan lain menyorot perubahan opulasi global tidak merata, lanskap demografi terus berkembang, dengan pertumbuhan populasi yang cepat di beberapa tempat dan penuaan dini di tempat lain. Guterrez berharap data-data ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan aktivitas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sehingga tidak ada warga dunia yang luput dari dampak baik upaya tersebut.

"Karena setiap orang penting," ucapnya.




(twu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads