Kenapa dalam satu minggu ada tujuh hari, bukan sepuluh? Apakah agar gampang dihitung? Lantas siapa yang pertama kali menciptakan aturan ada tujuh hari dalam seminggu?
Dijelaskan dalam laman Royal Museum of Greenwich, ternyata aturan tujuh hari dalam seminggu ditetapkan oleh Raja Sargon dari Akkad, raja bangsa Babilonia. Aturan ini tertuang dalam sebuah dekrit sekitar 2300 SM.
Bangsa Babilonia dan Sumeria dari Mesopotamia memiliki budaya membagi tahun menjadi minggu. Setiap minggu terdiri dari tujuh hari, dan salah satu hari adalah hari rekreasi, seperti dikutip dari laman Encyclopaedia Britannica.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa Tujuh Hari Seminggu?
Orang Babilonia menganggap angka tujuh memiliki makna penting. Contohnya, ada tujuh objek ruang angkasa yang tampak kasat mata di langit, yakni Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, seperti dikutip dari laman Saint Neots Museum UK.
Kalender Babilonia juga melacak fase transisi Bulan. Dari sini, mereka menemukan bahwa setiap siklus lunar penuh akan makan waktu 28-29 hari. Hari-hari ini dibagi empat sehingga menjadi tujuh hari per minggu.
Berubah Jadi 7 Hari Seminggu
Penggunaan sistem kalender 7 hari seminggu kemudian menyebar ke berbagai wilayah. Contohnya Kaisar Konstantin pada tahun 321 menerapkan aturan seminggu tujuh hari bagi bangsa Romawi, dari yang semula seminggu delapan hari.
Konstantin juga menerapkan nama-nama objek ruang angkasa sebagai nama hari seperti bangsa Babilonia, yaitu Sun's day, Moon's day, Mars' day, Mercury's day, Jupiter's day, Venus's day, dan Saturn's-day. Sun's day ditetapkan sebagai awal minggu.
Kaisar Konstantin kelak memeluk agama Kristen. Ia pun mengeluarkan dekrit yang mengatur bahwa Sun's day adalah hari istirahat dan beribadah.
Penggunaan aturan tujuh hari seminggu kemudian menyebar ke Cina, India, dan Eropa. Kini, sistem kalender tujuh hari seminggu lazim digunakan di seluruh dunia.
(twu/faz)