Tahun Baru Islam dimulai pada 1 Muharram, yaitu bulan pertama dalam kalender Islam. Tahun Baru Islam secara historis menandai momen Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Yatsrib (sekarang disebut Madinah).
Migrasi ini disebut "Hijrah" di Arab, juga dieja hegira. Muharram dianggap sebagai hari libur paling suci setelah Ramadan.
Dikutip dari University of Michigan, 1 Muharram dimulai dari penampakan pertama bulan sabit setelah bulan baru di bulan Muharram. Bulan sabit mungkin akan terlihat sekitar satu hari setelah bulan baru, tetapi cuaca dan faktor-faktor tertentu lainnya dapat menunda penampakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Disebut Tahun Baru Islam?
Disebut sebagai tahun baru Islam karena kalender hijriah hanya digunakan oleh umat Islam, seperti dikutip dari CNN Indonesia. Kalender hijriah mempunyai sistem penanggalan yang berbeda dari kalender masehi.
Seperti dijelaskan oleh Iqbal Akhtar dari Florida International University, penanggalan Islam atau hijriah adalah penanggalan lunar. Ada 12 bulan dalam penanggalan hijriah, yang setiap bulannya terdiri dari 29 atau 30 hari.
Diperlukan waktu lebih dari 32 hingga 33 tahun agar kalender lunar akan sepenuhnya menggilir kalender matahari. Itu sebabnya puasa Ramadhan dalam satu tahun bisa jatuh pada bulan Oktober, dan beberapa tahun kemudian jatuh pada bulan Juli. Artinya, Tahun Baru Islam tidak pernah jatuh pada tanggal yang sama dan juga bergantung pada penampakan bulan.
Diterangkan pula melalui Al Jazeera, berbeda dengan kalender Masehi yang memiliki 365 hari dalam setahun, kalender Islam terdiri dari 354 atau 355 hari yang juga dibagi 12 bulan. Kalender hijriah kira-kira 11 hari lebih pendek dari kalender matahari, kalender Gregorian.
Kalender hijriah mempunyai 12 bulan yang dimulai pada bulan Muharram dan diakhiri pada bulan Dzulhijjah. Setiap bulan dimulai dengan penampakan bulan baru.
Hijrah, yang dianggap sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam, dipilih sebagai titik awal penanggalan pada tahun 639 M oleh Umar ibn al-Khattab, khalifah kedua.
(nah/erd)