Kisah Jejak Kaki Kecil di Pinggir Danau dari 23.000 Tahun Lalu, Ternyata...

ADVERTISEMENT

Kisah Jejak Kaki Kecil di Pinggir Danau dari 23.000 Tahun Lalu, Ternyata...

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 14 Jun 2024 11:00 WIB
Jejak kaki manusia dari 23.000 tahun lalu.
Jejak kaki kecil dari 23.000 tahun lalu ditemukan di New Mexico, AS. Begini kisah pemilik kaki kecil tersebut. Foto: National Park Service AS
Jakarta -

Jejak kaki manusia ditemukan di dasar danau kering di Taman Nasional White Sands, New Mexico, Amerika Serikat. Jejak itu diperkirakan berasal dari seorang anak yang meloncat dan menciprat air di kubangan dekat danau sekitar 23.000 tahun lalu.

Anak tersebut diperkirakan berusia kurang dari tiga tahun. Ia tidak sendiri di pinggir danau. Ada jejak kaki perempuan remaja, atau perempuan dewasa berperawakan kecil, yang menggendongnya.

Perjalanan Menyusuri Danau 23.000 Tahun Lalu

Matthew Bennett merupakan peneliti pertama yang melaporkan jejak kaki tersebut pada 2021 bersama rekan-rekannya di jurnal Science. Berdasarkan analisis pada jejak tertinggal, mereka memperkirakan sang perempuan menggendong sang anak di pinggulnya. Ia berjalan cepat menyeberangi pinggiran danau yang berlumpur agar tidak diserang hewan buas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang perempuan beberapa kali terpeleset di perjalanan yang licin. Saat butuh istirahat, ia menurunkan sang anak dari gendongan. Momen inilah yang membuat jejak kaki anak kecil tersebut terekam selama puluhan ribu tahun hingga hari ini.

"Ada predator lapar di sekitar sana, termasuk serigala dire dan kucing bertaring pedang. Di beberapa titik, kita bisa melihat jejak ia terpeleset" kata dosen geografi dan lingkungan di Bournemouth University, Inggris tersebut, dikutip dari laman Smithsonian Magazine.

ADVERTISEMENT

"Kita juga bisa melihat jejak kaki sang anak di tempat dia menurunkannya, diperkirakan karena dia kelelahan dan butuh istirahat," sambungnya.

Hanya jejak sang perempuan yang ditemukan pada arah pergi dan pulang. Ini artinya, sang perempuan tidak ditemani sang anak di perjalanan pulang.

Bennet menuturkan, tidak diketahui apakah sang anak diantarkan ke tempat tinggalnya di seberang danau atau lainnya. Ia juga tidak mengetahui mengapa sang perempuan menyusuri pinggir danau berlumpur, licin, dan banyak hewan buas.

Ia memperkirakan, ada alasan penting yang mendorong sang perempuan buru-buru menyusuri danau agar lekas sampai di tujuan.

"Tidak ada cara untuk mengetahuinya. Namun, kalau kamu pernah buru-buru untuk tiba di tempat tujuan yang penting sambil menggendong anak balita yang capek, itu mirip dengan emosi yang dirasakan sang perempuan," tuturnya.

Sebagian jejak kaki tersebut masih dapat terlihat dengan mata manusia. Sebagian sisanya kini hanya dapat terdeteksi dengan bantuan radar tanah.

Memastikan Asal-usul Jejak Kaki Prasejarah

Sebelumnya, jejak itu diperkirakan Bennet dan rekan-rekan berasal dari sekitar 23.000-21.000 tahun lalu. Perkiraan ini muncul dari hasil penanggalan karbon pada benih rumput parit spiral (Ruppia cirrhosa) yang terawetkan pada lapisan sedimennya.

Namun, akurasi penanggalan benih tanaman air tersebut diragukan pada 2021. Sejumlah peneliti menilai prosesnya bisa saja tercemar karbon lama setempat.

Peneliti Jeffrey S Pigati dan rekan-rekan pun awalnya memperkirakan jejak itu dibuat sekitar 16.000-13.000 tahun lalu.

Namun, hasil penanggalan karbon mereka pada serbuk sari bunga pohon dari lapisan sedimen mengonfirmasi bahwa jejak anak-anak itu berasal dari 23.000 tahun lalu. Temuan Pigati dan rekan-rekan tersebut dipublikasi dalam jurnal Science pada Oktober 2023.




(twu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads