Senam merupakan cabang olahraga yang mempunyai latar belakang sejarah panjang di Indonesia. Berawal pada tahun 1912, olahraga yang berfokus pada gerak tubuh ini kini masih sering dilakukan oleh hampir semua kalangan usia.
Perkembangan olahraga senam di Indonesia tak terlepas dari peran Persani, selaku organisasi yang menaungi cabang olahraga senam secara nasional. Lalu, seperti apa sejarah Persani? Berikut uraiannya.
Sejarah Persani
Mengutip dari buku Cabang Olahraga Senam karya Bebbi Oktara, Persatuan Senam Indonesia (Persani) adalah organisasi pembina atlet-atlet senam di Indonesia. Persani berdiri pada 14 Juli 1963 dan diketuai pertama kali oleh Bapak R. Suhadi.
Pada masa itu, organisasi Persani didirikan dalam rangka menyiapkan para pesenam olahraga untuk bertanding di cabang olahraga senam artistik. Momen ini adalah perhelatan pesta olahraga Ganefo I (Games of The New Emerging Forces) Jakarta di tahun yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Ganefo I, para atlet di bawah pembinaan Persani juga dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam ajang bergengsi Asia Afrika I dan Ganefo Asia. Demi mempersiapkan para atlet, Persani bahkan memanggil pelatih senam dari Republik Rakyat China (RRC).
Pada awalnya, Persani hanya berfokus dalam membina dua orang atlet senam dari cabang senam artistik putra dan putri. Seiring dengan bertambahnya cabang olahraga senam yang diperlombakan, Persani mulai melakukan pembinaan dan pengembangan untuk jenis senam lainnya seperti sport aerobic, trampolining, dan general gymnastics. Hal ini seperti yang tertulis dalam buku Cerdas dan Bugar Dengan Senam Lantai oleh Biasworo Adisuyanto Aka.
Semenjak didirikan di 1963, Persani terbukti telah berhasil mencetak sejumlah pesenam berprestasi. Salah satu pesenam nasional berbakat asuhan Persani adalah Jonathan Sianturi.
Menurut catatan dalam buku Gymnastics Membangun Kebersamaan Menuju Prestasi Gemilang oleh Biasworo Adisuyanto Aka, Jonathan Sianturi selalu sukses memboyong medali emas pada ajang SEA Games. Tak hanya itu, Jonathan juga beberapa kali ikut serta dalam ajang olahraga tingkat tinggi seperti kejuaraan senam internasional dan ASEAN Games.
Sejarah Senam di Indonesia
Jauh sebelum Persani didirikan, olahraga senam telah lama diperkenalkan di Indonesia. Berdasarkan buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan oleh Asep Kurnia Nenggala, senam masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1912.
Kala itu, senam termasuk dalam pelajaran sekolah dan mengadopsi sistem senam dari Jerman. Bersamaan dengan berdirinya Militairi Gymnastiek en Sporschool (MGSS) di Bandung dan Probolinggo, sistem senam yang dipakai diganti menjadi sistem senam Swiss. Tak lama berselang, sistem senam Austria kemudian diperkenalkan oleh Gaulhofer dan M. Streicher.
Masyarakat Indonesia sempat mempelajari senam Taiso dari Jepang di sekolah-sekolah, namun kembali menggunakan sistem senam Austria pada masa kemerdekaan. Sejak tahun 1964 sampai saat ini, sistem senam yang diterapkan adalah metode senam STO Bandung.
Metode STO dikembangkan oleh Imam Hidayat dan Irsan M. A selaku dosen di Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Bandung.
Peran Persani
Organisasi Persani memiliki peran utama sebagai sarana yang mengatur seluruh cabang olahraga senam, termasuk diantaranya senam artistik. Organisasi ini menjadi tempat dimana para calon atlet dilatih, dibentuk, dan dibina.
Nantinya, Persani akan menjaring atlet-atlet potensial untuk diikutsertakan dalam berbagai perlombaan senam. Hal ini sebagaimana yang dirangkum dari skripsi Minat dan Motivasi Atlet Senam Artistik Putra dan Putri Usia 9-13 Tahun Dalam Mengikuti Latihan di Gedung Persani Kota Baru Jambi karya Asril Lubis.
Demikian pembahasan mengenai sejarah Persani beserta peran dan sejarah umum senam di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dalam menambah wawasan detikers.
(khq/khq)