6 Pekerjaan Ini Berpotensi Hilang karena Digantikan AI, Apa Saja?

ADVERTISEMENT

6 Pekerjaan Ini Berpotensi Hilang karena Digantikan AI, Apa Saja?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Senin, 10 Jun 2024 11:00 WIB
robot ai sajikan makanan.
Foto: X/@Figure_robot/Ilustrasi robot AI menyajikan makanan
Jakarta -

Teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin merambah ke berbagai bidang pekerjaan. Bahkan, AI bisa membuat buku untuk seseorang sesuai kata kunci yang diinginkan.

Salah satu wujud teknologi AI adalah ChatGPT OpenAI. Ini adalah chat atau percakapan yang dikembangkan untuk bisa menjawab berbagai pertanyaan. Sebagai contoh, jika kamu menuliskan kata kunci yang spesifik tentang suatu hal, maka ChatGPT akan menjawabnya.

Sejak dirilis pada November 2022, ChatGPT OpenAI telah digunakan untuk menulis surat pengantar, membuat buku anak-anak, dan seterusnya.

Para ahli mengatakan ChatGPT dan AI ini, dalam satu sisi, dapat mengancam beberapa pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengotomatiskan pekerjaan dengan tingkat karier menengah dan kemampuan menengah.

Sebuah studi yang dilakukan Goldman Sachs tahun 2023, menemukan bahwa alat AI generatif dapat berdampak pada 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia. Fakta ini membuktikan bahwa AI dapat menyebabkan "gangguan signifikan" di pasar kerja.

Berdasarkan analisis McKinsey yang diterbitkan Juli 2023, diperkirakan pada 2030, hampir 12 juta orang Amerika yang memiliki pekerjaan yang tidak terlalu diminati, perlu berganti pekerjaan. Sebab, 30% posisi kerja di AS dikatakan dapat diotomatisasi pada 2030.

Lantas pekerjaan apa saja yang berpotensi digantikan oleh AI? Berikut ini ulasannya, dikutip dari Business Insider.

6 Pekerjaan yang Berpotensi Digantikan AI


1. Analis Riset Pasar

Ada salah satu pekerjaan yang banyak digunakan di sebuah perusahaan sebagai analis untuk melakukan riset pasar.

Pekerjaan ini cukup penting karena seorang analis bertugas mengumpulkan data dan sumber untuk memprediksi tren. Kemudian dengan hasil analisisnya, tim perusahaan akan merancang kampanye pemasaran yang efektif.

Namun, dengan adanya AI, pekerjaan ini bisa terancam. Sebab, kecanggihan AI juga bisa menganalisis data dan memprediksi hasil dengan efektif.

2. Akuntan

Semua perusahaan memiliki seorang akuntan, orang yang ahli dalam laporan keuangan. Meski umumnya stabil karena banyak perusahaan membutuhkan akuntan, tetapi keberadaan teknologi AI bisa jadi akan menggeser pekerjaan ini.

"Teknologi belum membuat semua orang kehilangan pekerjaan, namun teknologi membuat sebagian orang kehilangan pekerjaan," ujar Brett Caraway, profesor di Institut Komunikasi, Kebudayaan, Informasi dan Teknologi di Universitas Toronto.

"Ini adalah sesuatu yang baru dan akan menarik untuk melihat betapa mengganggu dan menyakitkannya hal ini terhadap lapangan kerja dan politik," imbuhnya.

3. Analis Keuangan & Penasihat Keuangan Pribadi

Seperti analis riset pasar dan akuntan, pekerjaan bidang keuangan ini berhubungan dengan data, angka, dan analisis.

Faktanya, AI bisa melakukan itu semua dengan baik. Bahkan AI dikatakan bisa mengidentifikasi tren pasar hingga menyoroti investasi sekaligus.

"AI dapat mengidentifikasi tren di pasar, menyoroti investasi dalam portofolio mana yang kinerjanya lebih baik dan lebih buruk, mengkomunikasikan semua itu, dan kemudian menggunakan berbagai bentuk data lain, misalnya, perusahaan keuangan untuk memperkirakan bauran investasi yang lebih baik," kata Mark Muro, peneliti senior di Brookings Institute yang meneliti dampak AI terhadap tenaga kerja Amerika.

4. Desainer Grafis

Laporan Harvard Business Review pada Desember 2022, mengungkapkan teknologi AI yang dapat menghasilkan gambar dalam hitungan detik bernama DALL-E.

Menurut para profesor, ini berpotensi menjadi pengganggu industri desain grafis. "Meningkatkan kemampuan jutaan orang untuk membuat dan memanipulasi gambar, akan berdampak besar pada perekonomian," tulis mereka.

Ekonom di Universitas Oxford, Carl Benedikt Frey, mengatakan bahwa alat AI seperti ChatGPT sebenarnya dapat membantu pekerja di industri "kreatif". Terutama untuk bidang seni dan desain grafis agar bisa menghasilkan pekerjaan dengan kualitas lebih tinggi.

Namun, Frey mengatakan dia lebih khawatir tentang dampak teknologi terhadap upah.

"Dalam pandangan saya, ini bukan soal otomatisasi. Ini lebih mengenai persaingan, yang berpotensi menyebabkan rendahnya upah bagi orang-orang di beberapa profesi tersebut," jelasnya.

5. Agen Layanan Pelanggan (Customer Service)

Ada banyak orang yang bergantung pada pekerjaan sebagai layanan pelanggan atau customer service. Sayangnya, pada masa depan, pekerjaan ini juga terancam oleh keberadaan AI.

Sebuah studi pada 2022 dari perusahaan riset teknologi Gartner, memperkirakan bahwa chatbots akan menjadi saluran layanan pelanggan utama bagi sekitar 25% perusahaan pada 2027.

6. Pekerjaan Industri Hukum (Paralegal, Asisten hukum)

Laporan Goldman Sachs pada bulan Maret, menyebutkan bahwa AI generatif dapat berdampak pada pekerja legal di Amerika. Hal ini karena pekerjaan di bidang jasa hukum sudah sangat terpapar dengan otomatisasi AI.

Selama ini, pekerjaan paralegal dan asisten hukum bertanggung jawab untuk mengonsumsi sejumlah besar informasi, mensintesis apa yang mereka pelajari, kemudian membuatnya dapat dicerna melalui laporan atau opini hukum.

Sayangnya, peran yang berorientasi pada bahasa seperti ini rentan terhadap otomatisasi.

Meski begitu, tidak semuanya pekerjaan ini bisa digantikan oleh AI. Karena teknologi tetap membutuhkan penilaian manusia untuk memahami klien atau customer dengan lebih baik.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads