5 Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif Beserta Contohnya

ADVERTISEMENT

5 Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif Beserta Contohnya

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Senin, 27 Mei 2024 06:30 WIB
Portrait of Asian elementary school kids studying in a classroom. The girl smiled and looked at the camera. His classroom diversity
Foto: Getty Images/iStockphoto/Pongtep Chithan
Jakarta -

Dalam proses pembelajaran dikenal ada asesmen formatif dan asesmen sumatif. Keduanya merujuk pada metode penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap murid. Namun, apa perbedaan asesmen formatif dan sumatif?

Sebelum membahas perbedaan keduanya, simak terlebih dahulu apa itu asesmen formatif dan sumatif di bawah ini.

Apa Itu Asesmen Formatif?

Dilansir situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud), sederhananya, asesmen formatif adalah penilaian untuk mengamati dan memperbaiki proses pembelajaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asesmen formatif ditujukan untuk memantau pembelajaran peserta didik dan memberikan umpan balik yang berkala. Penilaian ini dapat membantu murid untuk mengetahui kekuatan dan aspek yang mesti ia tingkatkan.

Penilaian formatif juga berguna sebagai informasi tentang tantangan apa yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dukungan yang memadai bisa diberikan.

ADVERTISEMENT

Apa Itu Asesmen Sumatif

Adapun asesmen sumatif adalah penilaian untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran dan tingkat penguasaan peserta didik secara general dari unit, bab, atau kompetensi yang telah dipelajari.

Mengutip buku Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan oleh A. Muri Yusuf, penilaian sumatif juga ditujukan untuk memberi angka nilai pada tiap unit, bab, atau kompetensi yang telah berakhir maupun penguasaan murid terhadap materi menyeluruh di akhir proses belajar.

Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Meski sama-sama berupa metode penilaian pembelajaran murid, tapi keduanya memiliki perbedaan. Berikut bedanya asesmen formatif dan sumatif:

1. Waktu Asesmen

Penilaian formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, baik di awal maupun sepanjang belajar suatu unit, bab, atau kompetensi. Seringkali dilakukan dengan jarak waktu lebih pendek.

Untuk asesmen sumatif biasanya dilakukan di akhir proses pembelajaran suatu unit atau topik atau pada akhir semester. Jarak waktu antara asesmen satu dan dua lebih lama.

2. Tujuan Penilaian

Tujuan dari asesmen formatif adalah untuk mengenali kelemahan dan kekuatan murid serta pelaksanaan kegiatan belajar. Dengan kata lain, penilaian ini ditujukan untuk mengetahui perkembangan penguasaan siswa terhadap suatu unit, bab, atau kompetensi yang tengah dipelajari.

Penilaian sumatif ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan murid terhadap pembelajaran suatu unit, bab, atau kompetensi yang telah berakhir maupun materi keseluruhan yang sudah dipelajari.

3. Umpan Balik

Penilaian formatif memberikan umpan balik kepada siswa secara berkala agar dapat membantunya untuk mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu dikembangkan.

Adapun umpan balik asesmen sumatif dipakai untuk mengukur perkembangan peserta didik agar dapat dijadikan panduan bagi guru dan sekolah dalam merancang rencana aktivitas pembelajaran berikutnya.

4. Output Asesmen

Asesmen formatif memiliki output yang dijadikan sebagai dasar memperbaiki proses pembelajaran suatu unit, bab, atau kompetensi yang tengah dipelajari. Sehingga murid dapat menguasai apa yang dipelajarinya secara maksimal.

Sedangkan output penilaian sumatif sebagai bukti dari apa yang dikuasai peserta didik.

5. Hasil Penilaian

Hasil asesmen sumatif dijadikan acuan untuk menentukan nilai rapor, keputusan lanjut kelas atau tingkat berikutnya, serta kelulusan.

Sementara hasil penilaian formatif tidak digunakan untuk hal-hal tersebut. Melainkan dipakai untuk memperbaiki kegiatan siswa pada aktivitas berikutnya dan membantu peserta didik dalam proses belajar.

Contoh Asesmen Formatif dan Sumatif

Contoh asesmen formatif: diskusi kelas atau per kelompok, presentasi, kuis singkat saat kegiatan belajar, lembar refleksi, tugas sekolah, pekerjaan rumah (PR).

Contoh asesmen sumatif: tes lisan, ulangan atau ujian semester, demonstrasi, praktik kerja lapangan (PKL), uji kompetensi.

Nah, itu dia perbedaan asesmen formatif dan sumatif. Jadi, sekarang kamu sudah paham kedua metode penilaian di atas, bukan?




(azn/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads