Implentasi CSR CT Arsa Foundation dalam Perspektif TBL Framework

ADVERTISEMENT

Suara Cendikia

Implentasi CSR CT Arsa Foundation dalam Perspektif TBL Framework

Dedy Putra Widhi, lham Sukmono - detikEdu
Sabtu, 25 Mei 2024 11:30 WIB
CT Arsa Foundation, Dompet Amal Transmedia, berbuatbaik.id Bantu Korban Semeru
CT Arsa Foundation, Dompet Amal Transmedia, berbuatbaik.id Bantu Korban Semeru (Foto: Dok. berbuatbaik.id)
Jakarta -

Dalam praktik bisnis modern, Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi pilar penting yang harus dilakukan perusahaan. Sekarang ini, perusahaan tidak hanya diharapkan untuk mencari keuntungan finansial, tetapi juga harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan operasional bisnisnya.


CT Corp sebagai perusahaan modern telah banyak melakukan kegiatan CSR yang bermanfaat bagi masyarakat. Pemilik CT Corp Chairul Tanjung dan istrinya Anita Ratnasari Tanjung mendirikan yayasan sosial CT Arsa Foundation untuk mewadahi pelaksanaan CSR tersebut. Pendirian yayasan sosial ini awalnya didorong rasa prihatin atas tragedi tsunami di Aceh pada 2004 yang menyebabkan 200 ribu korban tewas. Saat itu, CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, mendirikan Rumah Anak Madani di Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara.


Rumah Anak Madani inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya CT Foundation yang kemudian berubah nama menjadi CT ARSA Foundation. Sekarang, setelah 19 tahun berdiri, CT ARSA Foundation terbukti mampu melakukan CSR berkelanjutan dan yayasan ini bahkan semakin membesar dengan melakukan CSR di berbagai bidang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam CSR berkelanjutan, ada beberapa framework yang jamak digunakan, salah satunya adalah Triple Bottom Line. Lalu seperti apa framework Triple Bottom Line diterapkan oleh CT ARSA Foundation?


Konsep Triple Bottom Line diperkenalkan oleh John Elkington pada tahun 1994. Dalam konseo ini, perusahaan bisnis atau lembaga organisasi memperluas fokus tradisional dari keuntungan ekonomi (bottom line) untuk kemudian memasukkan perhatian terhadap dampak sosial dan lingkungan.

ADVERTISEMENT


Menurut Margaret Robertson, dalam bukunya Communicating Sustainability, framework adalah kerangka kerja yang diperlukan untuk mencapai pemahaman yang sama bagi setiap stakeholder. Dalam konteks TBL (Triple Bottom Line), framework adalah kerangka kerja yang digunakan untuk memahami, mengukur, dan melaporkan kinerja organisasi dalam tiga dimensi utama: sosial, lingkungan, dan ekonomi.


Apabila konsep TBL (Triple Bottom Line) kita terapkan kepada CT Corp yang memiliki CT ARSA Foundation, maka CT Corp sebagai lombaga bisnis tidak merujuk pada pendekatan bisnis saja, tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi saja, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dalam operasinya. Pendekatan ini mencakup tiga aspek utama: Profit (Ekonomi), People (Manusia), dan Planet (Bumi). CT Arsa, sebagai perusahaan atau organisasi, menggunakan TBL untuk memastikan bahwa kegiatan bisnisnya berkelanjutan dan bertanggung jawab.


Prinsip TBL People (Sosial)

Prinsip TBL People (Sosial) adalah salah satu pilar yang paling mudah digunakan untuk menganalisa case di CT ARSA Foundation yang berperan aktif diberbagai aktifitas sosial. Aktivitas sosial yang dilakukan CT ARSA Foundation meliputi bidang kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan komunitas.
Di bidang Kesehatan, CT ARSA Foundation menyediakan layanan kesehatan gratis seperti perawatan gigi melalui klinik berjalan, distribusi makanan bergizi, dan vaksinasi COVID-19 serta penyuluhan kesehatan ke daerah terpencil.

Sejak Oktober 2013, CT ARSA juga memiliki program Mobil Sehat dengan tujuan memberikan penyuluhan dan pelayanan gigi serta kesehatan umum secara gratis. Dalam bakti sosialnya, pelayanan kesehatan berjalan ini telah bekerjasama dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), Pemerintah Daerah, Puskesmas, Yayasan Yatim Piatu, Sekolah- Sekolah, Yayasan Kemanusiaan, para dokter, para dokter gigi dan para relawan. Selain itu, terdapat program mobil rescue yang menjadi garda terdepan saat terjadi bencana alam di Indonesia.

Di bidang pendidikan, yayasan ini mendirikan sekolah berkualitas tinggi seperti SMA unggulan yang didirikan di Deli Serdang, Medan Sumatera Utara pada tahun 2010. SMA UNGGULAN CT ARSA Foundation diperuntukkan bagi lulusan sekolah menengah pertama yang akan melanjutkan ke sekolah menengah atas. Selain anak asuh di Rumah Anak Madani, calon siswa yang berminat masuk ke sekolah unggulan ini harus memenuhi beberapa syarat. Mereka diwajibkan mengikuti proses seleksi yang meliputi tes potensi akademik (Matematika, IPA, Bahasa Inggris), tes psikologi, survei (penjemputan siswa), tes kesehatan dan wawancara.

SMA Unggulan CT ARSA juga didirikan di Sukoharjo Jawa Tengah pada 2018. Sadar akan pentingnya pendidikan karakter dimulai sejak anak usia dini agar memahami pentingnya kesehatan umum dan kesehatan gigi dan mulut, saat ini CT ARSA Foundation sudah memiliki 20 PAUD binaan. Program pendidikan karakter anak usia dini (bekerjasama dengan Indonesia Heritage Foundation - IHF). Inisiatif ini bertujuan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan sejak dini .
Dalam Pemberdayaan Komunitas, melalui berbagai program pemberdayaan, CT ARSA membantu UMKM lokal dan perajin dengan memberikan pelatihan dan akses pasar yang bertujuan meningkatkan taraf hidup

Prinsip TBL Planet (Lingkungan)

Fokus ini berkaitan dengan dampak lingkungan dari kegiatan operasional. Ini mencakup pengurangan jejak karbon, pengelolaan limbah, penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan perlindungan ekosistem. Dalam konteks CT ARSA, yayasan ini mengoperasikan kegiatan dengan cara yang tidak merusak lingkungan dan bahkan berupaya untuk meningkatkan kondisi lingkungan dengan melakukan rehabilitasi lingkungan pasca bencana alam.


Dalam TBL prinsip lingkungan, CT ARSA Foundation melakukan tanggap bencana. Selain bantuan darurat, CT ARSA Foundation berkontribusi pada rehabilitasi lingkungan dengan membangun fasilitas yang tahan bencana dan ramah lingkungan. Mereka juga memastikan bahwa program pemulihan tidak hanya fokus pada aspek manusia tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Indonesia termasuk kedalam 35 negara paling rawan bencana di dunia. CT ARSA Foundation hadir untuk berperan aktif memberikan bantuan logistik pada saat tanggap darurat bencana.

Prinsip TBL Profit (Ekonomi)

Prinsip TBL profit (Ekonomi), yang terkait dengan penerapan prinsip kerangka kerja TBL, dapat memberikan wawasan tentang bagaimana sebuah organisasi sosial dapat menjalankan operasionalnya dengan memprioritaskan keberlanjutan ekonomi sambil tetap mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan.


Dalam prinsip TBL Profit atau ekonomi yang diterapkan di CT ARSA yaitu memberikan dukungan kepada UMKM dan menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan.


Bentuk dukungan untuk UMKM, misalnya, diwujudkan yayasan ini dengan mendukung pengembangan ekonomi lokal dengan membantu usaha kecil dan menengah serta perajin. Mereka menyediakan pelatihan dan membantu memasarkan produk-produk lokal, yang pada gilirannya meningkatkan ekonomi masyarakat.
Kemudian terkait sustainability, semua keuntungan dari butik ARSA yang menjual produk kerajinan masyarakat dialokasikan kembali untuk kegiatan sosial, menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan yang mendukung misi yayasan dalam jangka panjang.


*Dedy Putra Widhi dan Ilham Sukmono

Penulis adalah mahasiswa magister komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta




(erd/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads