Kenapa Ada Kejadian yang Mudah Diingat dan yang Tidak? Begini Studinya

ADVERTISEMENT

Kenapa Ada Kejadian yang Mudah Diingat dan yang Tidak? Begini Studinya

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Jumat, 17 Mei 2024 21:00 WIB
Confused woman and question marks high quality studio shot
Kenapa ada kejadian yang bisa terus teringat, tetapi ada juga hal yang mudah terlupakan? Kata peneliti, begini faktor yang pengaruhi otak menyimpan dan menyaring memori. Foto: Thinkstock
Jakarta -

Manusia bisa setiap hari menciptakan pengalaman dan kenangan baru. Namun nyatanya, tidak semua pengalaman bisa terus diingat.

Para ilmuwan Yale University mendapati ada faktor tertentu pada otak sehingga suatu kejadian jadi memori, sedangkan pengalaman lainnya terlupakan. Temuan ini dipublikasi di jurnal Nature Human Behavior.

Ini yang Mudah Diingat Otak

Peneliti Ilker Yildirim menjelaskan, otak cenderung lebih mengingat hal-hal yang tidak biasa atau tidak mudah dijelaskan sebabnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pikiran memprioritaskan untuk mengingat hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan baik," kata Asisten Profesor Psikologi, Faculty of Arts and Sciences, Yale University tersebut, dikutip dari laman resmi kampus.

"Jika sebuah kejadian dapat diprediksi, dan tidak mengejutkan, maka hal itu mungkin akan terabaikan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Ia mencontohkan, seseorang merasa bingung karena melihat hidran kebakaran di alam terbuka di lokasi terpencil. Hal yang tidak lazim atau susah dijelaskan sebabnya ini cenderung lebih mudah diingat.

Eksperimen Ingatan

Untuk mendapatkan hasil penelitian tersebut, para peneliti mengembangkan model komputasi dua langkah pembentukan memori, yaitu kompresi sinyal visual serta rekonstruksinya.

Mereka kemudian meminta partisipan penelitian untuk melihat rangkaian gambar yang diperlihatkan dalam waktu singkat secara. Partisipan lalu diminta mengingat gambar tertentu dari yang sudah mereka lihat.

Para peneliti menemukan, makin sulit model komputasi untuk merekonstruksi suatu gambar, maka makin besar kecenderungan partisipan untuk mengingat gambar tersebut.

John Lafferty, John C Malone Professor of Statistics and Data Science, Yale Univeristy mengatakan timnya menggunakan model AI untuk mendapatkan wawasan tentang cara orang memandang suatu kejadian. Pemahaman ini menurutnya dapat berkontribusi dalam memajukan sistem memori yang lebih efektif untuk AI.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads