Pluralitas sering kali menjadi pembahasan di Indonesia. Secara singkat, pluralitas adalah keberagaman. Tentunya hal ini sudah tidak asing karena sering dibicarakan di sekolah hingga di media.
Simak artikel ini untuk mengetahui apa itu pluralitas, mulai dari pengertian, jenis dan contoh, serta pencegahan konflik terkait pluralitas.
Apa Itu Pluralitas?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pluralitas memiliki arti kemajemukan. Sementara kemajemukan berasal dari kata majemuk, artinya adalah keanekaragaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam buku Menguniversalkan Pendidikan Pluralisme Agama dalam Ranah Keindonesiaan (2021) oleh M. Zainul Hasani Syarif, dkk, pluralitas adalah kemajemukan yang didasari oleh keutamaan dan kekhasan.
Pluralitas menjadikan kehidupan dinamis dan tidak stagnan, karena di dalamnya terdapat kompetisi dari masing-masing elemen untuk berbuat yang terbaik.
Indonesia pun dikenal sebagai negara majemuk karena memiliki keanekaragaman latar belakang penduduk. Hal ini bisa menjadi positif ketika semua pihak bisa bersatu dan bertoleransi untuk mencapai kebaikan. Namun perbedaan juga bisa menimbulkan konflik jika tidak ada toleransi.
Jenis dan Contoh Pluralitas di Indonesia
Pluralitas di Indonesia bisa dibedakan menjadi banyak jenis. Berikut ini beberapa jenis dan contohnya:
1. Suku dan Etnis
Di Indonesia terdapat lebih dari 1.000 suku dan etnis yang tersebar di berbagai daerah. Hal ini menimbulkan banyak perbedaan, seperti warna kulit hingga bentuk fisik lainnya.
Hal ini berkaitan dengan faktor nenek moyang bangsa Indonesia dan banyaknya pendatang yang pernah tinggal di Indonesia.
2. Budaya
Kebudayaan tak bisa lepas dari suku dan etnis. Kebudayaan meliputi banyak macam, seperti bahasa dan dialek, pakaian adat, kesenian, hingga makanan.
Dari segi bahasa, menurut Kemdikbud, Indonesia memiliki sekitar 718 bahasa daerah. Berbagai bahasa daerah ini disatukan dengan bahasa Indonesia.
3. Agama dan Kepercayaan
Ada 6 agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selain itu ada banyak aliran kepercayaan yang terdaftar di Kemdikbud. Kita bisa menemukan tempat ibadah masing-masing agama dengan mudah di Indonesia.
4. Status Sosial
Selain tiga hal tersebut, ada juga perbedaan pluralitas dari segi status sosial. Hal ini meliputi status pendidikan, pekerjaan, pangkat, dan jabatan.
Pencegahan Konflik Pluralitas
Pluralitas rawan menjadi konflik jika tidak ada toleransi antarmasyarakat. Untuk itu, toleransi perlu selalu diajarkan di sekolah sejak dini.
Dilansir dari situs Kemdikbud, berikut ini beberapa bentuk pencegahan konflik akibat pluralitas:
1. Menghindari Konflik
Terkadang kemungkinan terjadinya konflik sudah bisa diketahui sejak awal. Untuk itu, masing-masing pihak diharapkan dapat menghindarinya sebelum masalah menjadi besar. Sebab terjadinya konflik akan lebih banyak menimbulkan hal negatif.
2. Menyesuaikan Keinginan Lawan
Salah satu pencegahan dan penanganan konflik adalah dengan cara perdamaian. Kita bisa mengalah dengan cara menyesuaikan keinginan lawan. Terkadang kita harus mengorbankan kepentingan pribadi demi menjaga kerukunan.
3. Tawar-menawar
Cara paling ideal untuk menangani konflik adalah melakukan tawar-menawar. Dengan adanya tawar-menawar, masing-masing pihak mungkin akan rugi dalam satu hal, tapi untung dalam hal lain. Cara ini cenderung lebih adil untuk kedua pihak.
4. Kolaborasi
Cara terakhir adalah dengan berkolaborasi menyelesaikan suatu masalah. Masing-masing pihak bisa memulai pembicaraan untuk mengenali konflik sebagai suatu masalah bersama sehingga sama-sama mencari pemecahannya bersama.
Nah, sekarang detikers sudah tahu kan apa itu pluralitas? Pluralitas adalah keberagaman, seperti keberagaman budaya dan agama. Kita harus memandang pluralitas sebagai hal positif demi kemajuan bangsa dan menghindari konflik.
(bai/inf)