Dokter jadi salah satu profesi yang paling dihormati. Mereka berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, mulai dari mendiagnosis penyakit, merawat, hingga memberi pengobatan yang tepat agar pasien lekas sembuh.
Dengan tanggung jawabnya yang mulia itu, tak sedikit orang yang bercita-cita menjadi dokter. Apakah kamu salah satunya?
Menjadi dokter tidaklah mudah, terlebih dokter spesialis. Kamu harus belajar sungguh-sungguh dan pastinya menimba ilmu terlebih dahulu di universitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat sedang mempersiapkan jenjang perkuliahan, kamu mungkin akan bingung ketika dihadapkan dengan jurusan kedokteran dan pendidikan profesi dokter dalam program studi (prodi) sarjana (S1). Apakah keduanya berbeda?
Meski berkaitan, kedokteran dan pendidikan profesi dokter itu berbeda. Simak perbedaan pendidikan dokter dan kedokteran pada uraian di bawah.
Perbedaan Pendidikan Dokter dan Kedokteran
Ada sejumlah perbedaan antara program studi kedokteran dan pendidikan dokter. Berikut penjelasannya:
1. Pengertian
Dikutip dari buku Kuliah Jurusan Apa? Kedokteran oleh Wulan Mulya Pratiwi dan Welly Elvandari, jurusan kedokteran adalah program studi di bidang kesehatan yang mempelajari terkait memelihara kesehatan, mencegah penyakit, dan memberi pengobatan.
Sementara prodi pendidikan dokter merupakan tahapan selanjutnya untuk memperoleh lisensi dan keterampilan sebagai seorang dokter.
2. Hal yang Dipelajari
Proses pembelajaran mahasiswa kedokteran umumnya tidak hanya di kelas saja, tetapi juga menjalani perkuliahan interaktif, tutorial, praktikum, seminar, maupun kerja lapangan.
Jurusan kedokteran di Indonesia akan mempelajari ilmu-ilmu medis, antara lain anatomi, patologi, fisiologi, hingga farmakologi. Mahasiswa juga bakal diperkenalkan pengetahuan klinik berupa sejumlah kasus dan pelatihan keterampilan pada phantom dan pasien langsung.
Pada masa preklinik, mahasiswa akan mempelajari sekitar 21 blok, antara lain blok metabolisme, kardiovaskuler, sampai respirasi. Per blok ini akan ada modul mata kuliahnya yang harus dipelajari. Dan evaluasi atau ujian dilakukan setiap selesai pembelajaran per blok.
Sedangkan pendidikan profesi dokter dilakukan setelah lulus sarjana kedokteran. Pendidikan ini adalah tahap klinik atau biasa disebut co-ass (asisten dokter/dokter muda).
Para dokter muda akan ditempatkan di lahan praktik seperti rumah sakit untuk menuntut ilmu. Selama pendidikan, mereka akan menjalani stase atau bagian rumah sakit yang berbeda-beda, seperti stase penyakit dalam, bedah, THT, dan lainya.
Dokter co-ass yang berhasil menyelesaikan tahap klinik ini akan diwisuda lagi dan barulah berhak menerima gelar Dokter.
3. Masa Studi
Masa studi kumulatif jurusan kedokteran antara 7-14 semester. Untuk pendidikan dokter, masa studi antara 3-6 semester.
Sarjana kedokteran rata-rata punya beban studi antara 144-152 SKS (Sistem Kredit Semester). Sementara pendidikan dokter, beban studi kumulatifnya sekitar 46 SKS.
4. Gelar Lulusan
Kamu yang lulus kedokteran akan menerima gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Dan setelah mengambil program pendidikan profesi dokter, barulah kamu mendapatkan gelar Dokter (dr).
5. Pasca Lulus
Setelah lulus prodi kedokteran, kamu belum bisa disebut sebagai dokter. Kamu perlu mengambil dan menyelesaikan pendidikan dokter terlebih dahulu untuk menjadi dan dapat gelar Dokter.
Selesai pendidikan dan memperoleh gelar Dokter, barulah kamu bisa mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi Dokter (SKD).
Kemudian, kamu harus mengikuti program internship terlebih dahulu selama satu tahun dan mendapatkan bayaran atas jasa dokter tersebut. Setelahnya, kamu dapat mengajukan surat izin praktik mandiri atau melamar pekerjaan di instansi lain yang diminati.
Nah, itu dia perbedaan jurusan kedokteran dan pendidikan dokter. Jadi, tidak perlu bingung lagi antara keduanya ya, detikers.
(azn/fds)