Culture shock (keguncangan/kejutan budaya atau gegar budaya) menjadi hal yang normal bagi banyak orang. Ini termasuk bagian dari proses seseorang dalam beradaptasi dengan budaya baru.
Saat kita mendapati diri kita berada dalam budaya yang berbeda dari budaya sebelumnya, maka muncul culture shock. Pelajari tahapan, gejala, hingga cara mengatasinya.
Pengertian Culture Shock
Dikutip dari e-modul Sosiologi Kelas XII Kemdikbud yang disusun oleh Eva Rosyida, culture shock adalah keadaan ketidaksiapan seseorang/masyarakat dalam menerima kebudayaan atau lingkungan baru yang sifatnya asing atau tiba-tiba datang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya, istilah ini mengacu pada perasaan kebingungan atau disorientasi seseorang dalam lingkungan yang tidak dikenal.
Culture shock (syok kultural) dirasakan saat seseorang menjadi sadar akan perbedaan dan/atau konflik nilai, serta adat istiadat antara budaya asal dengan budaya baru di mana ia berada.
Tahapan Culture Shock
Dilansir IDP Education, adapun tahapan dari culture shock biasanya melewati fase-fase berikut:
1. Kegembiraan
Ini adalah fase di mana seseorang baru tiba di suatu negara/lingkungan baru.
Di fase ini, orang tersebut memiliki keinginan untuk bertemu orang baru, menjelajahi tempat baru, atau mengeksplorasi sebanyak mungkin agar mengetahui norma-norma masyarakat.
2. Terkejut
Tahapan culture shock kedua yaitu keterkejutan. Saat kegembiraan mereda, seseorang mulai memahami tanggung jawab baru. Hal ini cenderung membuat mereka mengasingkan diri.
Fase ini menjadi tahap realisasi diri dan kesempatan untuk merencanakan pendekatan. Biasanya seseorang merasa terkejut hingga stres di tahap ini.
Kondisi stres sebenarnya tidak apa-apa dan wajar dirasakan, tapi jangan biarkan hal itu mengganggu mental dan fisik kamu. Berbicaralah dengan seseorang jika stres yang dialami cukup mengganggu.
3. Penerimaan
Seiring berjalannya waktu, seseorang akan terbiasa dengan norma budaya.
Momen ini menjadi tahap terlama saat kamu mulai menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. Misalnya, mulai menjalin pertemanan baru atau memiliki visi yang lebih baik tentang tujuan kamu.
4. Adaptasi
Tahapan dari culture shock terakhir yaitu beradaptasi dengan masyarakat baru, sekaligus menjadi bagian aktif di dalamnya.
Pada tahap ini, seseorang sudah tidak lagi terpengaruh oleh perbedaan budaya dan mereka akan fokus pada masa depan yang positif.
Gejala Culture Shock
Seseorang yang mengalami culture shock biasanya mengalami beberapa gejala, seperti:
- Merasa kesepian, kecemasan, atau depresi.
- Mengalami gangguan pola tidur.
- Rindu kampung halaman.
- Merasa terisolasi/keterpencilan.
- Mengalami manajemen waktu yang buruk.
- Produktivitas menurun.
- Mengalami perubahan kepribadian yang drastis.
Penyebab Culture Shock
Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab culture shock secara umum:
- Ada cara hidup yang unik dan berbeda dari cara hidup tempat asal kamu.
- Perbedaan bahasa.
- Kondisi cuaca.
- Sistem pendidikan yang berbeda (untuk para akademisi).
- Sejumlah aturan masyarakat baru.
- Kangen rumah dan makanan.
Cara Mengatasi Culture Shock
Dilansir US News Global Education, berikut adalah tips yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi culture shock:
- Mencoba menyadari kalau penyesuaian di lingkungan/budaya baru membutuhkan waktu.
- Fokus pada hal-hal yang positif.
- Terima kalau kamu rindu tempat lama atau kampung halamanmu.
- Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
- Temukan cara untuk menghilangkan stres.
- Selalu berpikiran terbuka.
- Mencoba untuk mengenal berbagai hal dan berinteraksi dengan orang-orang baru.
Perlu diingat, untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru itu membutuhkan waktu. Di sisi lain, setiap orang juga akan memiliki cara masing-masing dalam menghadapi culture shock.
(khq/inf)