Sebuah robot milik para ilmuwan diluncurkan ke dasar Danau Baikal di Siberia musim panas lalu. Hasilnya, robot tersebut merekam retakan dan deformasi yang disebabkan oleh gunung lumpur yang sebelumnya tidak diketahui.
Robot ini menemukan bekas akibat letusan lumpur pada kedalaman 100-165 meter di dua lokasi, yaitu Teluk Malaya Kosa dan Teluk Goryachinskaya, di sepanjang pantai barat laut danau.
Para ilmuwan telah mengetahui Danau Baikal menyimpan gunung lumpur. Sebelumnya,diketahui juga bahwa danau Baikal menjadi satu-satunya cekungan air tawar yang mengandung sedimen dengan akumulasi gas hidrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan 20 Gua Gunung Lumpur
Dalam eksplorasi dengan robot ini, dua puluh gua gunung lumpur telah diidentifikasi di berbagai wilayah Danau Baikal. Namun, proses pembentukan dan kedalaman sumbernya masih belum diketahui karena kurangnya bukti yang meyakinkan.
Temuan ini baru didapati dekat dengan zona patahan yang dikenal sebagai Severobaikalsk atau patahan Baikal Utara, yang terletak di tepi danau.
Tanda-tanda letusan yang terbaru di dasar danau dapat mengindikasikan patahan tersebut bersedia menghadapi gempa bumi.
Kondisi Gunung Lumpur di Danau Baikal
Gunung lumpur adalah hasil dari aktivitas geologi yang berasal dari kedalaman bumi dan terbentuk akibat letusan lumpur dan gas dari bawah.
Ahli geologi struktural dan peneliti senior di Earth's Crust di Siberian Branch of the Russian Academy of Science (SBRAS), Oksana Lunina, mengungkapkan bahwa di sepanjang pantai barat laut Danau Baikal terdapat kawah yang mengindikasikan adanya retakan sejajar dengan patahan Severobaikalsk.
"Di depresi Baikal Utara yang dibatasi oleh patahan ini, pernah mengalami gempa bumi kuat di masa lalu," ujar Lunina dikutip dari Live Science.
Adapun dua tempat robot atau kendaraan bawah air otonom (AUV) dikerahkan membuktikan lapisan retakan yang sangat kuat yang diselimuti oleh tanah liat, sedimen lunak, dan letusan endapan.
Studi yang terbit di jurnal Doklady Earth Science ini juga mengungkapkan, di bagian paling utara Teluk Goryachinskaya, tempat rekaman itu diambil, ditemukan tanda-tanda letusan di kawah sedalam 130 meter yang penuh dengan massa lumpur.
Rekaman tersebut menunjukkan lapisan batuan yang terkoyak dan terdorong ke atas akibat letusan lumpur dan cairan jenuh gas. Batu-batu besar tampaknya telah 'dikuras' dari bawah, debu tanah liat dan lumpur di atasnya terlihat terganggu dan keropos.
Ditemukan Ratusan Kawah Kecil
Lebih dalam sekitar 160 meter di bawah permukaan di Teluk Goryachinskaya, para peneliti melihat ratusan kawah kecil berbentuk kerucut. Dalam penelitian tersebut dituliskan bahwa kawah kecil tersebut tersebar disertai deformasi rapuh di bagian bawah.
Kawah kecil dengan tinggi 5 sentimeter tersebut penuh dengan amphipoda dan gastropoda, sementara permukaan keras di dekatnya menampung koloni spons putih.
Ketika AUV berjalan ke kedalaman yang sedikit lebih dangkal, terlihat jelas bahwa seluruh lereng curam tertutup rapat oleh gunung lumpur.
"Gunung tersebut biasanya tidak akan terbentuk di kedalaman yang dangkal karena perlu suhu dan tekanan yang tinggi," jelas Lunina.
Gunung lumpur di Danau Baikal biasanya 'diberi makan' oleh gas hidrat, yaitu kristal air dan gas yang terbentuk di bawah badan air. Gas hidrat akan kehilangan kestabilannya di wilayah yang mengalami proses tektonik karena ada panas tambahan yang dihasilkan di kerak bumi.
"Temuan kami mungkin memiliki mekanisme lain. Pergerakan kecil dan gempa bumi di patahan Severobaikalsk dapat menyebabkan lumpur naik dan meletus melalui dasar Danau Baikal," tutur Lunina.
Menurutnya, semburan lumpur dan gas yang terjadi tidak akan berdampak pada kedalaman danau.
"Ini seharusnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem Danau Baikal," pungkasnya.
(faz/faz)